Menjadi seorang Muslimah tidak hanya dituntut memiliki akhlak yang mulia, tetapi juga cerdas dan paham akan ilmu dunia. Mungkinkah Muslimah memiliki prestasi dalam dunia internasional? Sangat mungkin.

Sebut saja, Tawakkul Karman, seorang perempuan Arab pertama dan Muslimah kedua yang memenangkan hadiah Nobel. Ia juga merupakan perempuan termuda kedua pemenang Nobel Perdamaian. Karman merupakan seorang jurnalis, politisi, sekaligus aktivis. Sifatnya yang pantang menyerah dan membela hak asasi manusia (HAM) patut dicontoh.

Selain Karman, masih ada Imaan Aldebe, seorang desainer Muslimah yang namanya dalam kancah internasional patut diperhitungkan. Ia berani menerobos fashion industri barat tepatnya fashion Inggris.

Dengan kepercayaan dirinya, Aldebe menggapai kesuksesan memperkenalkan hijab tertutup. Bahkan, dirinya pun pernah membuat dan menggunakan mantel unta. Selain mereka berdua, masih banyak Muslimah lain yang tidak hanya santun dalam berbusana, tetapi juga cerdas dan modern.

Menggunakan busana yang menutup aurat bagi Muslimah tidak hanya merupakan suatu kewajiban, tetapi juga mampu meningkatkan kesan cantik dan anggun. Rapatnya busana menutupi tubuh tak lantas membuat pemakainya terbatasi geraknya. Busana yang dikenakan pun pastinya mewakili karakter si pemakai.

Berpakaian merupakan salah satu cara seseorang mengekspresikan diri. Mencerminkan jati diri, memperlihatkan gaya hidup hingga kepentingan lainnya. Tak dimungkiri juga dengan baju muslim yang akan merepresentasikan jati diri sebagai Muslimah.

Namun Anda tak perlu khawatir akan dipandang kaku, suram, atau membosankan. Hal ini karena dewasa ini baju muslim telah berkembang sedemikian pesat sehingga dapat diterima di masyarakat.

Dalam ajang Puteri Muslimah Indonesia 2017 yang disponsori Wardah dan digelar baru-baru ini, disuarakan Islam yang cantik, modern, dan harmonis. Mengusung tema “Beauty and Harmony”, ajang pemilihan Puteri Muslimah ini menunjukkan bahwa Islam itu cantik, modern, sejuk, dan damai.

Dalam ajang pemilihan Puteri Muslimah Indonesia 2017, beberapa pemenang, di antaranya Syifa Fatimah sebagai juara pertama, Tiara Sukmasari sebagai Runer Up 1 dan Puteri Inspiring Beauty, Salsabella Kanzu sebagai Runner Up 2, Meiyola Berlina sebagai Puteri Persahabatan, Intan Aprilia sebagai Puteri Berbakat, dan Mustika Mustakim sebagai Puteri Sosial Media.

Ajang ini semata-mata digelar untuk mengedepankan akhlak, bakat, dan cantik (ABC) dan mendorong remaja putri berhijab untuk bisa berdiri sama tinggi dengan remaja Indonesia lain, bahkan dunia dengan bakat dan talenta yang ada pada diri mereka.

Head of Local Acquisition Department Indosiar Linda Wibisono mengungkapkan kebanggaannya akan ajang ini. “Harapannya, program ini semakin besar lagi. Pada tahun depan, rencananya akan dibuat dalam skala Asia.”

Ajang pemilihan Puteri Muslimah Indonesia 2017 bisa dibilang merupakan sumbangsih kecil dari harapan besar umat Muslim Indonesia agar Muslimah Indonesia perlu maju. Remaja berhijab memiliki kesempatan yang sama untuk menyiarkan kebaikan-kebaikan dari Islam.

Muslimah unjuk kemampuan

Ajang pencarian bakat Puteri Muslimah Indonesia 2017 menobatkan Syifa Fatimah sebagai Puteri Muslimah Indonesia 2017 dalam malam grand final yang dihelat dan disiarkan langsung dari Studio 6 Emtek City – Daan Mogot, Jakarta, Selasa (9/5).

Syifa yang berasal dari Jepara ini tampil memukau dan berhasil menggeser finalis lainnya dengan menampilkan bakat yang dimiliki. Sederet artis tampil mengisi panggung malam grand final Puteri Muslimah Indonesia 2017, di antaranya Kotak, Armand Maulana, Fathin Shidqia, Lesty DA, Aulia DA, dan dipandu oleh Irfan Hakim, Ramzi, dan Rina Nose.

Diharapkan program Puteri Muslimah Indonesia 2017 bisa menjadi wadah positif bagi Muslimah muda berbakat di penjuru Nusantara untuk menjadikan hijab sebagai kekuatan untuk terus berkiprah dan berkarya.

“Indosiar berharap lahirnya Muslimah-Muslimah berbakat melalui Puteri Muslimah Indonesia 2017 ini dapat menginspirasi para Muslimah di Tanah Air serta dapat memberikan kontribusinya dalam industri hiburan Tanah Air,” ujar Linda Wibisono selaku Local Acquisition Dept Head.

Dalam kesehariannya, Syifa yang ketika usia remaja tinggal di pondok pesantren di Kudus memang terbiasa berhijab. Selain mengedepankan prestasi, baginya berbusana menutup aurat sangatlah nyaman. “Menutup aurat itu ada tiga syarat, tidak menerawang, menutup tubuh, dan aurat kita. Yang terlihat hanya wajah dan tangan,” ujar Syifa lebih lanjut.

Tiara Sukmasari asal Bogor, Jawa Barat yang menjadi runner up 1 serta Puteri Muslimah Inspiring Beauty mengaku baru 1,5 tahun belakangan ini mengenakan hijab. “Saya mengalami proses untuk berhijab dan berupaya dapat akhlak yang baik dan merepresentasikan sebagai Muslimah yang baik, sesuai ajaran agama. Saya ingin menjadi pembawa kebaikan untuk orang lain. Segala sesuatu yang sudah saya lakukan dari yang belum berhijab (hingga) sekarang berhijab. Allah sekarang berikan rezeki yang lebih saat berhijab. Saya jadi model iklan, masuk di FTV, hingga kini belajar menjadi lebih baik. Tujuan saya berhijab, menunjukkan identitas Islam yang membawa kebaikan,” kata Tiara.

Sebelum tampil dalam malam grand final, para finalis dengan masing-masing bakat dan talenta yang terpilih melalui serangkaian audisi di beberapa kota besar berkumpul di Jakarta untuk mengikuti masa karantina.

Mereka mendapat pembekalan dari para mentor yang berkompeten di bidangnya masing-masing untuk menambah pengetahuan untuk mengasah bakat dan mempertebal akhlak masing-masing finalis. Ajang ini menjadi wadah yang tepat bagi mereka unjuk kemampuan. [IKLAN/AYA]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 14 Mei 2017.