Fashions fade, style is eternal. Kutipan terkenal dari desainer ternama Yvest Saint Lauren itu menjadi penegasan bagi setiap pribadi untuk selalu jujur pada karakter diri. Fashion akan selalu berubah sesuai musim. Sementara itu, gaya menjadi karakter dari setiap pribadi yang tak akan berubah dalam hitungan bulan atau tahun.

Mengikuti tren mode sejatinya tak lantas menjadikan seseorang adalah “manekin hidup”. Setiap benda, setiap rancangan yang menempel di tubuh kita, menyiratkan perjalanan suatu masa. Itu sebabnya, mendefinisikan tren mode tak semudah yang dibayangkan. Tren menjadi mekanisme kompleks yang mencerminkan pergolakan sosial, budaya, ekonomi, dan politik masyarakat di sekitarnya. Fashion adalah simbol perubahan waktu.

Evolusi ini mengikuti gerak pola sirkuler yang akan membawa rangkaian rancangan di titik yang sama meski berjarak puluhan tahun. Yang terasa usang karena peninggalan dekade sebelumnya, terasa kini dengan sentuhan-sentuhan baru. Seperti halnya pada koleksi tren mode Autumn/Winter 2017, kita bisa merasakan kembalinya sentuhan khas era 1990-an.

Beberapa desainer memasukkan elemen shoulder pads pada desain jas untuk perempuan, dilengkapi dengan rancangan boxy shape, dan celana jas yang lebar. Kesan kekinian dihadirkan lewat siluet garis yang lebih dinamis dan ringan. Secara garis besar, sentuhan kekuatan, tampilan berkarakter, dan warna-warna berani menjadi jiwa koleksi musim Autumn/Winter 2017.

Tren musim ini menjadi patokan pergerakan industri fashion secara global, tidak terkecuali dalam dunia ritel. Koleksi pakaian jadi untuk pria dan perempuan dikurasi agar sesuai tren maupun kebutuhan pasar.

Marks & Spencer, peritel kenamaan asal Inggris, yang dikenal dengan gaya simpel, stylish, dan abadi pun menggaungkan tema yang sama dalam rangkaian koleksi teranyarnya. Label ini merayakan musim gugur 2017 dengan mengeksplorasi gaya yang dirancang untuk menciptakan gaya memikat dalam berbagai kesempatan dengan tetap mengusung kualitas.

Menjawab tren

Lini busana perempuan dari Marks & Spencer menampilkan rancangan dengan karakter kuat, yang memadukan kualitas cutting dan bahan. Gaya versatile yang memberi fleksibilitas tinggi untuk digunakan dalam berbagai kesempatan—bahkan meski musim berganti—mewarnai jajaran koleksi.

Motif kotak, bahan beludru, dan pakaian rajut yang sempat dimasukkan kategori “kuno” kini kembali dengan sentuhan baru. Simak pula permainan aksen detail yang apik, aksen bulu, motif bunga pastel, dan kilap logam yang melengkapi paduan warna-warni berani seperti merah tua, fusia, biru gelap khas navy, dan karamel yang hangat.

Selaras dengan tema koleksi musim secara global, lini busana pria pun menonjolkan kesempurnaan cutting, alas kaki berkualitas, dan aksesori. Gaya urban ditampilkan dengan sentuhan sporty yang tetap terasa mewah dalam nuansa klasik indigo dan abu-abu. Warna monokrom pada koleksi celana joging, kaos, dan jaket hoodie dikombinasikan dengan warna merah dan biru.

Material inovatif yang mampu tetap kering dan menjaga kelembaban pun diadopsi untuk menciptakan gaya yang prima. Sementara itu, pakaian dari bahan wol juga mewarnai koleksi musim ini yang banyak bermain dengan tekstur dan tonasi warna sebagai detail desain yang diangkat musim ini.

Marks & Spencer Turun Harga di Indonesia

Marks & Spencer mengumumkan penurunan harga di Indonesia hingga kisaran 19 persen untuk seluruh produk pakaian perempuan dan laki-laki, pakaian dalam, pakaian anak, dan kecantikan. Kampanye “New Prices You’ll Love” dimulai September 2017 di seluruh toko M&S maupun belanja daring via www.mapemall.com.

Sebagai gambaran, kardigan kini mulai dari harga Rp 499 ribu, rok linen dan gaun dari bahan katun asli mulai dari Rp 599 ribu, pakaian dalam mulai dari Rp 199 ribu, dan kaos Oxford dimulai dari Rp 499 ribu.

Menurut Wakil Direktur Marks & Spencer Indonesia Ira Irawati, hal ini menjadi salah satu cara untuk bersaing di pasar Indonesia dengan kualitas tinggi yang tetap dipertahankan dan dengan harga baru yang lebih menyenangkan. Kampanye “New Prices You’ll Love” yang berbarengan dengan diluncurkannya koleksi Autumn/Winter 2017 ini membuka babak baru bagi perjalanan M&S.

Menjadi salah satu peritel terdepan di Inggris, M&S identik dengan lini koleksi busana, produk rumah tangga, dan makanan kualitas premium. Hadir sejak 1884, kini ada 960 toko M&S di seluruh Inggris dan sebanyak 460 toko di seluruh dunia. [ADT]

Foto-foto dokumen Mark & Spencer.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 14 September 2017