Berbagi informasi memang berguna bagi banyak pihak. Terlebih bila dilakukan secara bijak. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita saling mengingatkan pentingnya membagikan konten yang berdampak positif bagi sesama, seperti yang dibahas dalam webinar “Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif” pada Selasa (22/6).

Dalam webinar dengan tema “Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif” yang diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Ali Mubarok Elanshory (Account Executive MNC Group), Sandy Nayoan (Pengacara & Dosen Universitas Gunadarma), Alviko Ibnugroho, SE, MM (IAPA), Pri Anton Subardio (CEO BUMDesa Mutiara Soka & Nemolab).

Kenali konten

Ali Mubarok Elanshory membuka webinar dengan membahas mengenai personal branding terkait berinteraksi di ranah digital. “Personal branding adalah tentang membangun reputasi, menciptakan citra diri untuk dunia luar dan memasarkan diri sebagai individu. Personal branding dapat ditunjukkan dengan aktivitas diri dan interaksi di media sosial,” ia jelaskan. Ia juga menyampaikan beberapa tips personal branding yang dapat dilakukan saat bermedia digital, yaitu harus konsisten, mengetahui kelebihan, memiliki visibility di berbagai media dan blog, memiliki manfaat dan nilai untuk sekitar, mengikuti tren dan inovasi, menjadi ahli dalam bidangnya, dan tetap authentic.

Sandy Nayoan dalam pemaparannya menjelaskan bahwa sudah menjadi kewajiban kita bersama sebagai pengguna media digital untuk terus meminimalkan konten negatif, membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif, banjiri terus, isi terus dengan konten-konten positif. “Landasan untuk bisa bijak dalam bermedia digital itu tidak lain adalah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Landasan konten-konten yang kita pegang mengacu pada sila-sila di Pancasila. Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu landasan juga karena keberagaman penduduk Indonesia tercerminkan terhadap dunia digital yang juga terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang beragam, dan harus menghindar dari megucapkan hal-hal yang memprovokasi. Sebagai seorang yang bijak, buatlah konten yang mencirikan siapa diri kita, misal kita ikut membagikan konten-konten positf yang memberikan dampak serupa bagi orang lain juga hingga khalayak luas,” ia ingatkan.

Alviko Ibnugroho, SE, MM dalam pemaparannya menjelaskan bahwa dalam segi budaya, kita harus bisa membawa budaya lama dan mentransformasi budaya tersebut seiring berjalannya dengan jaman secara positif. “Oleh karena itu, pentingnya memahami literasi budaya, yaitu kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari budaya itu sendiri,” jelasnya. Ia juga menyampaikan bahwa internet jelas membantu perubahan dengan membentuk individu kreatif, bijak, dan inovatif dalam berinternet, dan sebaiknya kita sebagai pengguna media digital dapat menggunakannya secara optimal. Caranya adalah membuat konten yang bisa menjangkau semua orang, dengan konsep baru atau inovasi, membuat website ramah terhadap media sosial, dan memastikan membuat format konten yang bagus.

Pri Anton Subardio menjadi narasumber terakhir dan menjelaskan kepada peserta webinar bahwa “Kita sangat memerlukan keamanan diri dan sesama di dunia digital, di mana kita memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman dan nyaman.” Selain itu, ia juga menyampaikan mengenai lima kompetensi yang perlu ditingkatkan dalam membangun keamanan digital, yaitu pengamanan perangkat digital, identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan memahami keamanan digital bagi anak.

Tidak melakukan plagiat

Saat sesi tanya-jawab, adapun peserta webinar yang mengajukan pertanyaan mengenai hukuman yang pantas jika seseorang mengambil hasil karya kita di sosial media, lalu mengganti atau bahkan menghilangkan watermark atau cap yang sudah dibuat dalam karya tersebut. Sandy Nayoan menjawab “Sebelum menyentuh ranah hukum, hal pertama yang bisa dilakukan adalah berkomunikasi dengan pihak tersebut yang mungkin saja tidak mengetahui asal dari konten tersebut. Cukup dengan menarik kembali konten yang dipermasalahkan dan permintaan maaf sudah cukup untuk masalah ini. Hal ini sekaligus memberikan pemahaman atas pentingnya mengahargai karya orang lain sebagai bentuk melek digital.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.