Masih dalam rangkaian Seri Modul Literasi Digital, pada Jumat, 4 Juni 2021 diadakan webinar bertema “Literasi Digital Untuk Membangun Karakter Bangsa”. Webinar diselenggarakan khusus bagi 14 Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten.
Webinar dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, kerja sama Kominfo dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital.
Sejumlah narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi hadir dalam webinar, yaitu Diana Aletheian (Kaizen Room), Dr Ni Made Ras Amanda SSos MSi (Japelidi dan Universitas Udayana), Riri Khariroh (Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai), dan Dr Lina Miftahul Jannah (Universitas Indonesia).
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Diana Aletheian membuka webinar dengan topik “Cakap Bermedia Digital” dan mengimbau agar masyarakat tidak mengirim informasi pribadi dan yang bersifat sensitif ketika menggunakan koneksi publik.
“Menurut data dari BSSN, serangan siber dari 1 Januari sampai 12 April 2020 mencapai 88.414.296 kasus. Salah satu cara menghindari serangan siber adalah jangan membuka lampiran surel dari yang tidak dikenal, dan selalu unduh file dan dokumen dari situs yang tepercaya,” ujar Diana.
Ia juga menegaskan, “Jejak digital sampai sekarang belum bisa dihapus, sehingga selalu cek kembali sebelum membagikan informasi di media sosial.”
Etika bermedia sosial
Topik “Etis Bermedia Sosial” disampaikan oleh Dr Ni Made Ras Amanda SSos MSi. Ia memaparkan, Indonesia sebagai negara dinilai kurang beradab di internet.
“Etika sangat diperlukan dengan prinsip etis bermedia digital, misalnya dalam berinteraksi menggunakan bahasa baik dan sopan, bijak dalam memberikan tanda like/love/suka, dan jangan takut untuk melaporkan akun bermasalah dan meresahkan,” ujar Ni Made Ras Amanda mengingatkan kepada peserta webinar.
Adapun beberapa etika dalam membuat akun media sosial yang ia sebutkan, seperti menggunakan identitas asli, menggunakan foto asli diri kita dan bukan orang lain, mendeskripsikan diri dengan tulisan yang baik dan jelas serta bahasa yang sopan dan santun, dan tidak menampilkan informasi yang mengandung data pribadi, SARA, dan pornografi.
“Hal-hal itu akan menunjukkan dunia bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bermartabat baik di dunia nyata maupun dunia maya,” jelasnya.
Penggunaan efektif dan efisien
Riri Khairoh sebagai narasumber selanjutnya menegaskan kembali mengenai kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari peranti digital secara efektif dan efisien, seperti untuk kepentingan akademik, karier dan kehidupan sehari-hari.
“Pengenalan literasi digital sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan bahkan pendidikan,” ujarnya.
Walau begitu, ia juga mengingatkan peserta webinar terhadap tantangan teknologi dan informasi, terutama terkikisnya pondasi karakter bangsa, khususnya anak muda.
“Literasi digital penting sebagai kemampuan untuk memahami konten serta menyebarluaskannya, juga sebagai kemampuan menyaring informasi,” tambahnya.
“Digital safety”
Bicara soal digital safety, Dr Lina Miftahul Jannah mengingatkan peserta webinar akan pentingnya menjaga jejak digital, antara lain informasi di ranah siber karena bersifat permanen.
“Jejak digital membentuk citra diri atau opini terhadap seseorang yang dapat menguntungkan atau merugikan. Selain tidak mengumbar data pribadi, ia ingatkan untuk “Mengunggah hal positif, pahami circle ketika berinteraksi, kenali dengan siapa berbicara dan tidak gegabah dalam membagi informasi.”
Pada sesi tanya-jawab, para peserta pun semangat dalam mengajukan pertanyaan yang relevan dengan situasi di negeri kita sekarang, seperti menanyakan soal hukum dan sanksi bagi peretas situs digital di Indonesia, penyebaran video pribadi tanpa izin, dan juga pornografi. Adapun pertanyaan yang diajukan mengenai pinjaman online yang sedang marak dibicarakan di media; apakah tergolong sebuah cyber crime of human rights?
Perlu dukungan
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa literasi digital merupakan kerja besar. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital,” kata Presiden Joko Widodo.
Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.
Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.