Pengertian aktualisasi diri ialah suatu kebutuhan individu dalam mewujudkan dirinya. Yakni sebagai apa yang ada dalam kemampuannya atau menjadi apa saja menurut potensi yang dipunyai.
Dalam rangka melakukan aktualisasi diri, kita juga harus menjadi produktif dan kreatif. Produktif dalam pengertian mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya) dan menguntungkan. Sedangkan kreatif adalah kemampuan menghasilkan sesuatu (produk) yang baru, memodifikasi sesuatu yang ada menjadi sesuatu yang baru.
Di era digital ini, kita sangat terbantu dengan hadirnya teknologi yang mampu mendukung kita mengaktualisasikan diri. Namun, tentu kita perlu siap dalam hal memanfaatkan teknologi tersebut secara benar.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Media Digital Sebagai Wahana Aktualisasi Pelajar”. Webinar yang digelar pada Senin, 22 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Annisa Choiriya (Social Media Communication), Bambang Pujiyono (Dosen Fisip Universitas Budi Luhur Jakarta), Mustaghfiroh Rahayu (Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada), Muhammad Mustafied (Sekretaris Nur Iman Foundation Mlangi Yogyakarta), dan Fahri Azmi (Artis dan Pengusaha) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Bambang Pujiyono menyampaikan bahwa aktualisasi diri pada dasarnya adalah pemenuhan terhadap realisasi potensi diri sehingga menjadi kreatif. Manusia berusaha memenuhi aktualisasi diri sebagai kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan kebaikan, kebenaran, keindahan, keadilan, dan sejenisnya.
Manusia modern kini membutuhkan media untuk aktualisasi diri sehingga membentuk perilaku positif bagi kehidupan. Terkait dengan penggunaan media digital, perlu diingat bahwa internet memungkinkan seseorang untuk bertindak etis atau tidak etis. Adapun etiket yang harus diketahui oleh pelajar dalam rangka beraktualisasi di ruang digital, seperti gunakanlah ruang digital untuk belajar seperti mencari informasi pengetahuan, mencari situs untuk latihan pendalaman materi, dan lain sebagainya.
“Kemudian bergabunglah dalam komunitas yang memberi ruang untuk pengembangan potensi diri, misalnya internship di lembaga internasional, kompetisi akademis, dan masih bayak lagi. Selain itu, belajar untuk berkomunikasi dengan siapapun secara etis; perhatikan penggunaan kata, simbol, waktu, dan lain sebagainya. Kemudian jangan lupa untuk belajar hal positif dari peer group untuk memotivasi diri, dan selalu beranikan diri untuk lapor ketika menemukan konten negatif di ruang digital,” terangnya.
Fahri Azmi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa pengguna media digital di Indonesia mampu membuat konten. Namun, perlu disadari bahwa kalau dibuat tanpa filter, konten tersebut dapat menjadi bumerang ke dapannya. Dengan adanya literasi digital ini, ia berharap para content creator dan netizen dapat selalu saring sebelum sharing. Menurutnya juga, era digital ini dapat membuka peluang dan rezeki bagi kita untuk berkarya yang positif, tetapi tentu saja perlu memiliki literasi digital yang baik.
Salah satu peserta bernama Subhan Hakim menyampaikan, mengenai belajar secara online banyak platform mulai dari bimbel online, digital book, hingga video yang dapat mengedukasi serta dapat menambahkan softskill netizen. Namun, nyatanya banyak pelajar atau mahasiswa yang mengeluh sulitnya untuk memahami materi via digital.
“Apakah mungkin kemampuan pelajar kita rendah untuk memahami materi atau ilmu via digital? Ataukah bahan pembelajaran via digital yang masih kurang memadai untuk dipahami?” tanyanya.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan Annisa Choiriya. “Pelajar memang beda-beda dan kita tidak bisa menyamaratakan. Satu-satunya cara adalah kita sebagai tenaga didik perlu usaha untuk menyesuaikan materi pada anak-anak didiknya. Cari yang sesuai dan bisa dimengerti.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]