Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tantangan dan Peluang di Era Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 26 Oktober 2021 di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Jeffry Yohanes Fransisco (CEO JFAutowear), Muchus Budi R (Kabiro Detikcom Jateng, DIY), Bonny Prasetia Ajisakti (Program Director Swaragama Group dan Sekjen Forum Diskusi Radio Indonesia), dan Fikri Maulana (InfoSec blibli.com).

Jeffry Yohanes membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa tantangan di era digital. “Seperti informasi yang masuk susah dibendung, perubahan yang cepat, privasi, keamanan, dan kesadaran memanfaatkan digital untuk hal positif,” jelasnya. Adapun peluang di era digital, yakni toko online, dropship/reseller, youtuber, influencer, blogger, jasa desain.

Muchus Budi menambahkan, perkembangan teknologi digital membawa konsekuensi baru. Buku yang telah beberapa abad membawa kita pada kebiasaan membaca yang mendasari tradisi dan terbentuknya sivilisasi manusia, kini tinggal kenangan.

“Telah terjadi gegar budaya, maka diperlukan etika, yakni tata nilai yang mengatur dan diacu oleh individu sebagai panduan yang sepenuhnya harus disadari untuk menyesuaikan, merasionalkan, mempertimbangkan dalam beraktivitas dan berinteraksi di kehidupan sehari-hari,” katanya.

Menurutnya, cara manusia mengaktualisasikan diri adalah dengan kerja dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian dari eksistensi diri. Kesadaran yang sejak awal harus dipegang dengan berkomunikasi di bermedia sosial adalah kita berada di ruang publik.

Bonny Prasetia mengatakan, kemampuan mencerna informasi yang positif yang masuk dalam diri seseorang dipengaruhi oleh pendidikan karakter. “Membiasakan diri kita untuk membaca secara utuh sebuah artikel tertentu, supaya tidak mendapatkan Informasi sepotong. Mampu menerjemahkan dan memahami sebuah informasi.”

Selain itu, agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital, kita perlu merubah mindset kita. Tidak semua konten di aplikasi itu valid, jadi kita harus mampu berpikir kritis. Dalam memilih konten yang bijak, kita harus paham bahwa tidak semua orang berpikiran sama dengan kita.

Sebagai pembicara terakhir, Fikri Maulana mengatakan, titik terlemah dari segala jenis sistem bukanlah perangkat lunak atau kerasnya, tetapi elemen manusianya. Rekayasa sosial menyerang emosi manusia seperti rasa takut yang memanfaatkan kekhawatiran dan kecemasan korban untuk melakukan hal-hal tidak masuk akal.

Dalam sesi KOL, Iga Azwika mengatakan, peluang di era digital ini banyak sekali, jadi lebih mudah mendapatkan pekerjaan. “Seperti content creator itu sudah semakin meluas, juga ada bisa trader saham. Sekarang itu juga mesti tahu apa itu sosial media, yang sesungguhnya nggak hanya sekedar posting,” tuturnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Ferdinan menanyakan, bagaimana cara memberitahu agar orang orang tidak berkomentar sembarangan di dunia digital?

“Semua orang punya hak hukum yang sama tentang undang-undang, siapapun itu bisa punya hak sama jadi tidak hanya artis, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya etika bermedia etika berkomunikasi itu harus dipahami jadi persoalan itu intinya untuk membuat kita sama-sama nyaman dan aman,” jawab Muchus.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]