Di Singapura, Anda dapat beralih dari hotel bintang lima ke hutan hujan (rainforest) dalam waktu 20 menit. Selain penghubung menuju Asia, Singapura menjadi pintu gerbang kawasan menuju alam.

Hal itu diutarakan pegiat pelestarian alam Subaraj Rajathurai (54). Pada usia 18 tahun, saat berkunjung ke cagar alam Bukit Timah, ia jatuh cinta pada hutan hujan. Subaraj kemudian menjelajahi kawasan liar di Singapura seperti Bukit Timah dan Pulau Ubin untuk mempelajari flora dan faunanya. Ia lalu menyusun rute perjalanan sepanjang 10 kilometer yang kemudian resmi dikenal sebagai “The Southern Ridges” karena ingin membuat perjalanan wisata di tempat tersebut.

Meski telah berulang kali menyusurinya, bagi Subaraj, rute tersebut tetap menjadi sumber inspirasi dan motivasi. “Pengunjung Singapura dari Barat menyukai hutan hujan kami. Mereka acap kaget dan tidak mengira bahwa keragaman biodiversitas seperti ini ada di pulau kami yang mungil,” ujar Subaraj.

Yang membuat Subaraj bangga, meski perkembangan Singapura begitu pesat, negara pulau ini tetap melestarikan alam dan kehidupan liar, dan bersedia mencari solusi agar tetap dapat hidup berdampingan. Wisata alam ini menjadi alternatif lain bagi mereka yang berkunjung ke Singapura bahwa di negara kecil ini pun pengunjung bisa menikmati keindahan dan keanekaragaman hayati yang begitu kaya.

Naik vespa

Dokumen Singapore Tourism Board

Cara lain yang mungkin belum banyak diketahui untuk menikmati Singapura adalah dengan mengendarai vespa. Jika Anda ingin mencari hal baru di luar atraksi-atraksi wisata utama Singapura, hal ini patut dicoba.

Jelajahi rooftop dan jalan-jalan kecil di antara bangunan-bangunan tua, dan berpapasan langsung dengan warga setempat. Anda akan menemukan wajah asli Singapura dari dekat dari sudut pandang unik.

Yang membuat perjalanan ini lebih berkesan karena Anda akan menjelajah menaiki vespa vintage yang memiliki kursi penumpang di samping pengemudi. Anda juga meminta perjalanan pada malam hari, wisata kuliner, wisata sejarah dan budaya, wisata alam dan olahraga, atau bahkan perjalanan wisata yang diinginkan.

Flora dan fauna

Menjelang Natal, Singapura pun bersiap. Banyak gelaran terkait Natal yang dapat Anda jumpai di Gardens by the Bay. Salah satunya, “Poinsettia Wishes” Floral Display. Peragaan kembang di Flower Dome yang memesona ini dapat Anda simak mulai 10 November 2017 hingga 8 Januari 2018 mendatang.

Anda dapat mengalami perayaan Natal ala kaum Nordik di Flower Dome yang diubah menjadi dunia ajaib musim dingin. Simak lavvu—kediaman orang Sami dari Sapmi berupa tenda—yang akan menempati panggung utama. Pengunjung dapat bersantai dengan nyaman di dalamnya. Di luarnya, jajaran poinsettia, amarilis, pohon natal, dan beragam bunga dan tumbuhan lain akan menjadi penanda perayaan ini.

Kehadiran tokoh Natal Sinterklas juga dapat dirasakan, mulai dari kediaman dan kantor pos, tempat ia menerima surat dari anak-anak yang baik dari seluruh dunia, tempat pembuatan mainan oleh para elf, hingga toko permen. Pada hari-hari tertentu, pengunjung dapat bertemu langsung dengan Sinterklas. Pengalaman unik juga dapat dirasakan saat senja tiba, di mana kembang-kembang tersebut menyala dengan indahnya, menggambarkan suasana saat Cahaya dari Utara memancarkan keajaibannya.

Event menarik lain yang patut Anda tunggu adalah Safari Zoo Run yang akan berlangsung pada 27 Januari 2018. Perlombaan yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian spesies liar yang dalam bahaya ini memiliki kategori yang dapat diikuti oleh setiap anggota keluarga. Ada empat ikon perlombaan yang masing-masing mewakili spesies yang dalam bahaya yaitu Ah Meng, si orangutan; Chawang, si gajah asia; Canola, si lembu laut (manatee); dan Sunny, si burung rangkong (hornbill).

Segera rencanakan perjalanan ke Singapura untuk mengikuti rangkaian atraksi wisata yang menarik ini. [*/IKLAN/ACA]

Artikel ini terbit di Harian Kompas 7 November 2017.