Literasi digital sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.

Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, tetapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Sehubungan diluncurkannya Program Literasi Digital Nasional, Presiden Joko Widodo mengatakan, “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri; saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti kesiapan-kesiapan penggunanya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif.”

Dalam rangka mendukung Program Literasi Digital Nasional, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meluncurkan Seri Modul Literasi Digital yang memfokuskan pada empat tema besar; Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, dan Aman Bermedia Digital.

Diharapkan, dengan adanya seri modul ini, masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dunia digital secara baik, produktif, dan sesuai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

Proses sosialisasi dan pendalaman Seri Modul Literasi Digital dilakukan dalam ranah media digital dalam bentuk seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital yang menjangkau sebanyak 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 14.00 WIB, webinar dengan tema “Memahami Multikulturalisme dalam Ruang Digital” diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Teguh Setiawan (wartawan senior), Kiai M Jadul Maula (penulis dan budayawan), Yossy Suparyo (Direktur Gedhe Nusantara), dan Meidine Primalia (Kaizen Room).

Multikulturalisme

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Yossy Suparyo membuka webinar dengan memaparkan, “Isu multikulturalisme adalah isu yang sangat viral di internet, sering disebut sebagai multikulturalisme digital, dan masih sangat relevan untuk dibahas sekarang ini. Generasi muda milenial saat ini memiliki keterbukaan terhadap aspek-aspek keagamaan dan sosial politik yang tidak tunggal dan mereka sangat kaya akan informasi yang sudah tersedia di ranah internet.”

Hal ini tentunya berdampak pada terbentuknya berbagai perbedaan dalam pandangan dan berbudaya. Walau begitu, kita harus membangun Indonesia sebagai rumah bersama semua anak bangsa agar tidak terjadi perpecahan.

“Kebanggan pada negara ini harus diperkuat dengan literasi informasi dengan membangun kegiatan pengenalan penggunaan komputer dan teknologi lainnya pada desa-desa yang pelosok,” tambahnya.

Teguh Setiawan dalam pemaparannya menjelaskan, “Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak agama, bahasa, dan budaya, mencakup beragam kelompok dengan sistem gagasan, nilai-nilai, dan organisasi sosial. Setelah memahami multikulturalisme, setiap individu akan bisa membangun dialog dengan sebanyak mungkin pihak yang memiliki latar budaya yang berbeda.”

Terkait itu, perlu dipahami bahwa ruang digital adalah ruang publik dunia maya. “Sebagai ruang publik, ruang digital adalah tempat berdisukusi yang bebas, yang kita tidak saling mencemooh pendapat,” ujarnya. Ketika berbicara di ruang digital, harus dibicarakan secara bebas.

Bermanfaat

Kiai M Jadul Maula melanjutkan webinar dan menyampaikan, dengan adanya literasi digital, kita dapat menjadi bangsa yang tidak hanya sukses, tetapi juga lebih bermanfaat. Untuk mencapai itu, bisa dilakukan dengan cara mempelajari teknologi yang ada.

“Masih banyak yang mengira alat handphone hanya untuk bersenang-senang dan belum mengeksplorasi lebih untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat. Hal itu menunjukkan bahwa budaya digital masih rendah. Oleh karena itu,  adanya webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kominfo dapat bermanfaat untuk semua. Selain itu, untuk mewujudkan pemahaman di ruang digital harus dengan memahami dan menghayati makna falsafah Bhinneka Tunggal Ika dalam kenyataan diri, masyarakat dan sejarah bangsa,” ujarnya.

Meidine Primalia menjadi narasumber terakhir dan menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia ketika berselancar di internet menghabiskan waktu setiap harinya untuk mengakses media sosial, dan yang paling tinggi diakses adalah melalui aplikasi YouTube.

“Kita sebagai pengguna media digital harus menyikapi transformasi digital dengan partisipasi yang proaktif, seperti menyuarakan isu transformasi digital dan disrupsi dari teknologi informasi. Maka itu kita perlu memahami dan menerapkan prisip tangkas berinternet, yaitu cerdas berinternet, berhati-hati dalam berbagi berkomunikasi secara bertanggung jawab, cermat berinternet, dan yang paling penting adalah harus bijak berinternet,” ujarnya mengingatkan.

Saat sesi tanya jawab, ada peserta webinar yang bertanya mengenai tersedianya program khusus dari pemerintah dalam mengedukasi warga negara Indonesia mengenai multikulturalisme melalui ranah digital, melihat masih banyak orang yang awam terhadap kultur di luar golongan atau etnisnya. Meidine Primalia menjawab, “Penggunaan ruang digital dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk belajar. Banyak konten yang bagus, tetapi kita harus lebih bijak kepada internet karena tidak hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga dapat bermanfaat untuk kita semua.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.”

Presiden juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital, sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.