Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Jumat, 29 Oktober 2021 di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Khairul Anwar (Marketing dan Communications Specialist), Mikhail Gorbachev Dom (Peneliti di Institut Humor Indonesia Kini), Mochamad Azis Nasution (Pemimpin Redaksi Channel9.id), dan Rusman Nurjaman (Peneliti dan Penulis).

Khairul Anwar membuka webinar dengan mengatakan, dalam menggunakan media digital, diperlukan kecakapan digital. “Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital.”

Mikhail Gorbachev menjelaskan, kenali fitur-fitur di platform media sosial yang kita tuju, agar dapat berpartisipasi membangun relasi sosial di platform digital. Seperti menggunakan media sosial dan email berbagi pesan yang bermanfaat dan menggunakan internet untuk berbagi informasi mendidik dan menghibur.

“Menghindari membahas isu sensitif seperti isu SARA, menghindari kalimat yang porno dan vulgar selama berkomunikasi. Mari menggunakan media sosial berbagi foto dan video yang inspiratif,” jelasnya.

Mochamad Azis Nasution turut menjelaskan, pengguna medsos di Indonesia tercatat sebanyak 170 juta orang. Menempati 10 besar dan berada di ranking ke-9 negara yang kecanduan medsos.

“Alasan menggunakan medsos yakni sarana dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari, mengikuti keadaan perkembangan, aktivitas, dan informasi dari teman. Berkenalan dengan orang baru, membentuk kelompok berdasarkan minat dan hobi. Menginformasikan aktivitas dirinya kepada orang lain,” ujarnya.

Menurutnya, literasi digital bukan hanya kecakapan menggunakan dan mengoperasionalkan perangkat digital. Cakap digital juga mampu menggunakan media digital untuk hal- hal yang produktif dan bertanggung jawab. Pemahaman terhadap literasi digital menjadi dasar yang sangat penting dalam menggunakan media sosial.

Sebagai pembicara terakhir, Rusman Nurjaman mengatakan, sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman.

“Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Aspek-aspek keamanan digital yakni perlindungan perangkat digital, perlindungan identitas dan data pribadi, kewaspadaan terhadap penipuan digital,” katanya.

Dalam sesi KOL, Steve Angkasa mengatakan, semua informasi bisa kita dapat dengan mudah di zaman sekarang. Dari sisi negatifnya yaitu makin banyaknya penipuan, dan penyebaran hoaks yang sembarangan di-share, dan konten dewasa yang gampang untuk disebar.

“Kalau sisi positifnya pertama menjadi mudah komunikasi melalui tempat masing-masing. Walaupun ruang digital sudah bebas untuk diakses tetapi teman-teman harus membuka website yang membuat kita menjadi lebih produktif dan bermanfaat, kita juga harus bijak dalam membuat konten,” tuturnya.

Salah satu peserta bernama Derina Ayu menanyakan, bagaimana kita sebagai pengguna internet mensosialisasikan bahwa literasi digital itu sangat penting?

“Kita mempunyai kewajiban bagaimana mensosialisasikan kecakapan digital kepada semua orang. Artinya tugas ini bukan hanya tugas kominfo saja tetapi semua orang semua kelompok memegang peran yang sangat penting untuk mengedukasi kepada anak didiknya untuk bermedia sosial dengan baik. Siapapun memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk mensosialisasikan literasi digital ini,” ujarnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]