Maybank menetapkan target dekarbonisasi untuk portofolio kelapa sawit dan energinya melalui white-paper series pertamanya.
Sebagai langkah signifikan menuju masa depan berkelanjutan, Maybank telah menetapkan target emisi interim berbasis sains untuk tahun 2030. Ini merupakan bagian penting dari perjalanan untuk mencapai nol emisi karbon pada 2050.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Maybank fokus pada pendekatan kolaboratif dan bertekad untuk bekerja sama dengan para mitra, membantu mereka dalam beralih ke praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan, terutama di sektor energi dan kelapa sawit.
Inisiatif ini menegaskan komitmen Maybank terhadap produksi kelapa sawit berkelanjutan dan pergeseran sektor energi menuju sumber energi bersih dan terbarukan.
Dalam menegaskan tanggung jawab ini, Maybank memperkenalkan white-paper pertamanya bertajuk “Banking on a better tomorrow: Our commitment to net zero” pada acara CEO Roundtable Luncheon saat peresmian Komite Gabungan Perubahan Iklim (Joint Committee on Climate Change/JC3) – Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) di Malaysia, Kamis (30/5/2024).
President & Group CEO Maybank Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan, white-paper tersebut akan menekankan dukungan untuk para mitra Maybank serta menetapkan koneksi dengan inisiatif dekarbonisasi yang sedang berlangsung.
“White-paper untuk target nol emisi karbon akan menjadi instrumen utama Bank dalam mengomunikasikan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan secara publik dan meningkatkan kredibilitas dengan menunjukkan dedikasi kami untuk mencapai nol emisi karbon,” ujarnya.
Dato’ Khairussaleh menambahkan, hal ini juga akan menyoroti peran Maybank sebagai perantara keuangan yang memfasilitasi “transisi yang tepat” di Asia Tenggara dan keteguhan kami pada nol emisi karbon sesuai dengan tujuan Maybank.
Keberlanjutan
Intensitas emisi yang didanai Maybank pada 2023 pada portofolio kelapa sawit adalah 1,47 ton CO2e/ton produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO). Jumlah ini jauh di bawah skenario referensi sebesar 2,04 tCO2e/tCPO.
Pencapaian signifikan ini dipandu oleh skenario referensi terintegrasi yang menggabungkan Science Based Targets Initiative (SBTi) Flag, yang disesuaikan untuk kelapa sawit, dengan Network for Greening the Financial System (NGFS) REMIND, yang memperhitungkan emisi metana dari penggilingan kelapa sawit.
Posisi Maybank, yang melebihi skenario referensi saat ini, mencerminkan dedikasinya terhadap keberlanjutan. Hal ini, sebagian besar disebabkan oleh fokus Bank pada para pemain kelapa sawit terintegrasi dan petani kecil dalam rantai pasokan yang telah mencapai kemajuan signifikan menuju praktik berkelanjutan.
Komitmen utama pada kebijakan No Deforestation, No New Peat, and No Exploitation (NDPE) memainkan peran penting dalam pertumbuhan portofolio Maybank. Kebijakan ini memastikan bahwa pemain kelapa sawit beroperasi dengan cara yang peduli terhadap lingkungan dan menghindari praktik yang merusak hutan dan lahan gambut.
Selanjutnya, Maybank telah menetapkan target interim sebesar 1,40 tCO2e/tCPO pada 2030, memperkuat komitmennya terhadap peningkatan berkelanjutan.
“Kami mengakui peran penting petani kecil dalam rantai pasok kelapa sawit. Dalam upaya mendukung transisi mereka yang efektif, Bank akan menyediakan alat dan layanan advisory, dukungan melalui investasi pada teknologi, menunjang sertifikasi melalui program pelatihan, dan meningkatkan solusi pembiayaan yang dapat mempercepat adopsi teknologi beremisi rendah yang inovatif,” tegas Dato’ Khairussaleh.
Target interim
Di kawasan ASEAN, sektor energi masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Menyadari hal ini, Maybank telah menetapkan target interim yang konsisten melalui referensi International Energy Agency Net Zero Emissions by 2050 Scenario (IEA NZE 2050) yang diperhitungkan dengan realitas portofolio Bank saat ini.
Pada Juni 2023, intensitas emisi energi baseline Maybank adalah 442 kgCO2e/Megawatt-hour (MWh). Jumlah ini berada di bawah tolok ukur regional sebesar 573 kgCO2e/MWh. Tolok ukur regional mewakili tingkat rata-rata emisi karbon dari pembangkit energi di wilayah tersebut.
Ke depan, Maybank telah menetapkan target interim untuk tahun 2030. Berdasarkan referensi IEA NZE 2050, tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas emisi lebih lanjut menjadi 272 kgCO2e/MWh. Jumlah ini adalah bagian dari komitmen Maybank untuk masa depan yang lebih hijau dan dedikasinya untuk mencapai nol emisi karbon.
Selain itu, Maybank juga akan terus memberlakukan kebijakan batu bara, dengan tidak akan memperpanjang pembiayaan untuk pembangkit listrik bertenaga batu bara baru dan untuk peminjam yang memperoleh jumlah pendapatan tahunan dari batu bara termal.
Posisi strategis
Dato’ Khairussaleh mengungkapkan, Maybank berada dalam posisi strategis untuk menawarkan pembiayaan bagi mitra dan ekosistem kelapa sawit dan energi yang lebih luas untuk mendukung transisi energi di kawasan ini.
“Dengan menetapkan target yang besar tapi dapat dicapai dan menerapkan kombinasi langkah-langkah regulasi, insentif, dan inovasi teknologi, kami yakin bahwa kedua sektor tersebut dapat memainkan peran penting dalam mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050,” tambah Dato’ Khairussaleh.
Baru-baru ini, Maybank ditunjuk sebagai anggota UN Net Zero Banking Alliance (NZBA) Steering Group, perwakilan untuk kawasan Asia Pasifik, sejalan dengan upaya Bank untuk mendorong dekarbonisasi dan memastikan transisi yang positif secara ekonomi di kawasan ini. [*]