PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 14,0 persen di seluruh segmen yaitu segmen korporasi, ritel, dan nonritel pada kuartal pertama 2024. Sampai dengan 31 Maret 2024, total kredit tumbuh menjadi Rp 122,28 triliun dari Rp 107,22 triliun.
Pada 2024, Maybank Indonesia melanjutkan penerapan Strategic Programmes (SP) 7 ‘Uplift Indonesia’ yang terintegrasi dengan strategi M25+ dari Maybank Group, khususnya pengembangan portofolio pembiayaan yang berpotensi dikembangkan lebih jauh atau “super growth”. Adapun “super growth” tersebut meliputi peningkatan kredit global banking, khususnya segmen large local corporation (LLC), kredit nonritel usaha kecil menengah/small medium enterprise yaitu SME+ dan RSME, serta kredit ritel otomotif.
Penerapan strategi tersebut telah mulai membuahkan hasil sebagaimana tecermin pada laporan kuartal pertama 2024. Kredit global banking tumbuh 18,2 persen menjadi Rp 46,42 triliun dari Rp 39,29 triliun, didukung oleh pertumbuhan kredit LLC sebesar 5,3 persen menjadi Rp 9,82 triliun dari Rp 9,33 triliun dan kredit Financial Institution Group (FIG) tumbuh 86,8 persen menjadi Rp 16,50 triliun dari Rp 8,83 triliun, dan kredit ritel dan nonritel yang dikelompokkan sebagai Community Financial Services (CFS) tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 75,86 triliun dari Rp 67,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Demikian juga, portofolio kredit segmen usaha kecil menengah/small medium enterprises menguat, diiringi meningkatnya jumlah debitur dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pencadangan yang tinggi
Pada kuartal pertama 2024, Bank membukukan pendapatan bunga lebih tinggi sebesar 10,7 persen. Namun, karena biaya dana yang meningkat, net interest income (NII) turun 3,0 persen. Net interest margin (NIM) terkontraksi 61bps YoY. Pendapatan non-bunga (fee-based income) tercatat lebih rendah menjadi Rp 370 miliar pada kuartal pertama tahun 2024 dari Rp 574 miliar periode yang sama tahun lalu sehubungan melemahnya mata uang rupiah yang dipengaruhi oleh perubahan tren dan proyeksi pergerakan suku bunga global serta pengaruh geopolitik. Selain itu, Maybank Indonesia membukukan asset recovery yang lebih rendah.
Pada kuartal pertama 2024, Maybank Indonesia terus melakukan investasi yang signifikan untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas TI, termasuk penerapan beberapa bidang strategis sejalan dengan inisiatif M25+ guna mendorong digitalisasi dan modernisasi perangkat berbasis teknologi.
Dengan demikian, biaya overhead naik 4,2 persen YoY. Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) tercatat sebesar Rp 609 miliar. Maybank Indonesia mengambil langkah proaktif dengan menyisihkan pencadangan sebesar Rp 873 miliar untuk akun korporasi tertentu yang berpotensi mengalami penurunan kualitas aset.
Nilai pencadangan tersebut dibentuk oleh Maybank Indonesia dan tidak sistemik. Dengan demikian, Maybank Indonesia mencatat kerugian secara konsolidasian sebelum pajak untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2024 sebesar Rp 265 miliar.
Pjs Presiden Direktur Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan, pada kuartal pertama 2024, profitabilitas Maybank Indonesia dipengaruhi oleh pencadangan yang tinggi untuk akun korporasi tertentu. Pencadangan tersebut merupakan langkah proaktif yang dibentuk oleh Maybank Indonesia. “Pada kuartal pertama 2024, kami mampu membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,0 persen di seluruh segmen di tengah momentum pertumbuhan yang membaik,” ujar Steffano.
Stefano mengungkapkan, “Penerapan strategi ‘super growth’ telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Kami akan memperkuat upaya pengembangan bisnis sejalan dengan strategi M25+ untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan pada masa depan. Strategi meliputi inisiatif-inisiatif yang mengedepankan, pendekatan customer centric dalam menyediakan solusi bagi nasabah, mendorong digitalisasi pada segmen SME, peningkatan produktivitas dan memperkuat sinergi ‘One-Maybank go to Market’ antar-entitas Maybank di Indonesia untuk memperluas keragaman solusi yang ditawarkan. Peluncuran solusi wealth management berbasis syariah yang diluncurkan belum lama ini, juga mendapatkan respons positif. Kami akan melanjutkan upaya penetrasi dengan strategi yang secara lebih terfokus.”
Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan bahwa dalam jangka pendek, Maybank Indonesia mengambil langkah untuk memperkuat fundamental Bank. “Untuk strategi jangka menengah, Maybank Indonesia akan terus fokus untuk memperkuat seluruh lini bisnis utamanya. Upaya ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis Maybank Indonesia melalui berbagai strategi yang telah dicanangkan dalam strategi M25+ dengan tujuan menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan ke depannya.”