Seperti yang kita telah ketahui bersama, media sosial baiknya dimanfaatkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten-konten positif. Sayangnya, masih terdapat beberapa pihak yang memanfaatkanya untuk menyebarkan informasi yang mengandung konten-konten negatif. Ini merupakan hal yang cukup serius karena dikhawatirkan akan membahayakan generasi muda, yang akan semakin intensif menggunakan media digital dalam kehidupan sehari-harinya.
Bila mereka terekspos pada konten-konten negatif secara terus-terusan, akan menumbuhkan suatu kebiasaan dalam menggunakan media digital secara tidak tepat. Oleh karena itu, semua pengguna media digital, tanpa memandang umur, harus sadar diri untuk memiliki kompetensi dalam penggunaan media digital secara tepat dan baik.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Kecakapan & Sensibilitas dalam Peluang dan Tantangan Revolusi Digital”. Webinar yang digelar pada Senin, 29 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Ciwuk Musiana Yudhawasti (Dosen Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta), Azhar Irfansyah (Dosen Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta), Muhammad Fakhruddin (Redaktur Harian Umum Republika), Semmy Tyar Armandha (Praktisi Prakerti Collective Intelligence), dan Albizia Akbar (Editor-in-Chief Kok Bisa Channel dan Co-Founder of Rumah Baca Halwa) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Muhammad Fakhruddin menyampaikan bahwa literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses dan merangkai di ruang digital. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kita harus mampu melawan hal-hal yang negatif dan menjadi content creator yang kreatif dan beretika.
“Kita harus mampu menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dan sumber yang diakses secara luas di ruang digital, sehingga tidak terjebak di dunia digital ini yang cenderung negatif. Perlu diingat bahwa ada hukum, etika, dan adat-istiadat yang berkembang di kehidupan kita, termasuk dalam berinteraksi di media digital. Ketika kita sudah memiliki literasi digital dengan baik dan mampu memahami konten negatif di internet, maka pengetahuan kita tentang informasi dan sikap kita menjadi lebih bijak,” jelasnya.
Albizia Akbar selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa informasi menjadi gerbang ilmu pengetahuan, dan para pembuat konten bisa memberikan ilmu pengetahuan dan edukasi kepada audiens dengan sangat menarik. Ia sampaikan bahwa kita harus bersama-sama menghindari konten negatif dengan cara banjiri internet dengan hal-hal yang baik. Sebagai pengguna media digital harus pintar memilih dan memilah informasi yang harus dicerna.
Menurutnya, kita harus juga bergerak dalam hal produksi konten dan jangan hanya mengkonsumsinya saja. Peluangnya dari situ adalah bisa membuat kita menjadi content creator yang bahkan bisa memperbaiki ekonomi dengan bekerja bisa di mana saja dengan memanfaatkan skill yang kita punya. Kita harus mengasah kemampuan kita, dan perlu disadari bahwa memang ada berbagai kecakapan digital yang harus dikuasai di era modern.
Salah satu peserta bernama Vickryah Ilma menyampaikan, “Fenomena meme di Indonesia sangat tinggi sebagai bentuk respons masyarakat terhadap politik, tapi terbentur UU ITE. Bagaimana tanggapannya akan hal itu yang tidak jarang membuat creator malas berkonten? Karena tak jarang setelah itu diserang buzzer atau bahkan bisa saja dihukum.”
Pertanyaan tersebut dijawab Azhar Irfansyah. “Perlu disadari terdapat keterbukaan informasi dan keterbukaan ekspresi. Kalau kita mau mengungkapkan sesuatu di internet maka kita tidak membayangkan dengan berinteraksi dengan mesin. Kalau kita di internet maka sama-sama berinteraksi dengan manusia layaknya di dunia nyata. Kalau kita mau kritik juga harus menghindari tanda-tanda yang negatif, karena suatu bentuk komunikasi bisa menyinggung orang lain, memfitnah, bahkan mengancam, dan siapapun akan bisa tersakiti.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]