Warga negara Indonesia dikenal ramah di dunia nyata, tetapi dianggap tidak sopan di dunia maya, bahkan dinilai sebagai netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Indonesia mendapat ranking 29 dari 32 negara. Faktor penyebab hal ini antara lain adalah ketidaksiapan kita dalam memahami dan menerapkan etika di dunia maya. Masih banyak yang mengira bahwa di dunia digital kita bebas berperilaku, seakan seperti ada topeng di diri kita yang membuat kita berbicara apapun tidak akan ketahuan. Kemudian ada pun yang merasa mungkin kita tidak dikenali, padahal sebaliknya ada rekam jejak digital. Terkait itu, hal yang perlu dilakukan adalah senantiasa menjadi agen perubahan dengan cara memberikan edukasi dan memperkuat literasi digital.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Webinar yang digelar pada Selasa, 14 September 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Amni Zarkasyi Rahman, SAP, MSi (Dosen Pengajar Universitas Diponegoro), Dr. Bambang Kusbandrijo, MS (Dosen Untag Surabaya & Pengurus DPP IAPA), Dr E Nugrahaeni Prananingrum, MSi (Dosen Universitas Negeri Jakarta & Japelidi), Zusdi F Arianto (Ketua Yayasan Quranesia Amrina Rasyada), dan Fahri Azmi (Pengusaha & Aktor) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Dr E Nugrahaeni Prananingrum, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Penguatan karakter individu dalam digitalisasi turut memberikan andil kuat dalam mendidik masyarakat digital Indonesia yang memiliki nilai nasionalisme, seperti. Hal yang dapat dilatih adalah memahami dan memanfaatkan arus informasi melalui teknologi digital, kemampuan adaptasi dan mengolah informasi yang positif, serta memperkuat peran orang tua dan guru dalam penguatan karakter individu. Oleh sebab itu, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika perlu diperkuat dan ditanamkan sebagai landasan dalam kecakapan digita, dan juga untuk mewujudkan hak digital dalam kerangka budaya digital. Hak tersebut adalah akses digital, kebebasan berekspresi, perlindungan privasi dan kekayaan intelektual. Maka mari kita menjadikan ruang digital sebagai praktik kehidupan melalui aktivitas sehari-hari di dunia nyata seperti menyebarkan konten yang positif, wujudkan cinta tanah air, saling menghargai, bersikap santun dan bermanfaat.”
Fahri Azmi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dampak positif yang dirasakan olehnya dari hadirnya platform digital, salah satunya menjadi lebih berwawasan luas karena apa yang ingin kita ketahui tinggal dicari menggunakan internet, seperti mencari tahu tentang resep makanan. Semakin mudahnya menggunakan internet, semakin kita harus berpikir positif juga. Ia sampaikan bahwa jika kita menggunakan internet dan platform digital untuk hal-hal yang baik dan bagus, maka diri kita juga akan lebih ter-upgrade dan value kita akan naik.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Eka Oktawiguna menyampaikan pertanyaan “Bagaimana tips dan trik mengatasi pengaruh negatif dari penggunaan internet di masa sekarang, di mana semua kalangan sangat mudah sekali dalam mengakses apapun di internet? Serta bagaimana cara mencegah atau mengatasi pencurian data pribadi yang kita gunakan dalam mengakses sosial media?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Amni Zarkasyi Rahman, SAP, MSi, bahwa “Cara mengatasi hal negatif dari penggunaan internet satu yang pasti jangan sampai kita menjadi kecanduan; lebih baik kita melakukan aktivitas lain agar lebih produktif. Lalu, jika kita sudah puas dalam berinteraksi atau dalam menggunakan internet dan sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, bisa berhenti sejenak. Sedangkan, cara mencegah agar tidak terjadi pencurian data pribadi adalah dengan selalu download aplikasi yang legal dan dari situs yang legal pula, lalu aktifkan antivirus, dan terakhir harus paham batasi diri terhadap ruang publik.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.