Pada zaman serba digital seperti sekarang, literasi digital penting untuk beradaptasi dengan cepatnya perkembangan teknologi. Hal ini terungkap dalam webinar “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital” pada Jumat (18/6/2021).

Dalam webinar dengan tema “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital” yang diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Rizki Ayu Febriani (Kaizen Room), Athif Thitah Amithuhu (Media Sastra Online Ceriasantri.id), Sopril Amir (Tempo Institute), dan Btari Kinayungan (Kaizen Room).

Keterampilan digital

Rizki Ayu Febriani membuka webinar dengan menjelaskan, “Digital skills adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital. “Mulai dari situs web hingga beragam aplikasi di smartphone, sekarang, semua sudah tergantung pada online. Banyak yang berkembang dari masa ke masa, seperti teknologi komunikasi dari mulai pager, wartel atau telepon umum, dan handphone. Mendapatkan informasi lebih mudah dari televisi, tetapi sekarang semua lebih condong ke handphone,” jelasnya.

Athif Thitah Amithuhu dalam pemaparannya menjelaskan mengenai prinsip beretika digital. “Pertama adalah adanya kesadaran, yang adalah melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Kedua adalah integritas yaitu kejujuran. Pelanggaran hak cipta, misalnya plagiasi dan manipulasi adalah contoh-contoh isu integritas. Ketiga adalah kebajikan, yaitu menyangkut hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan. Terakhir adalah tanggung jawab, yaitu berkaitan dalam dampak yang berakibat timbulnya suatu tindakan,” ia sampaikan. Selain itu, ia menyampaikan pentingnya memiliki kreativitas yang mampu menghasilkan sesuatu yang baru melalui keterampilan imajinatif, baik dalam bentuk solusi baru terhadap sebuah masalah, metode baru, maupun obyek atau bentuk artistik terbaru.

Sopril Amir dalam pemaparannya menjelaskan mengenai pentingnya mengenal budaya digital, melihat merasuknya teknologi ke dalam kehidupan sosial budaya. “Dengan adanya ruang digital, ia telah membongkar dan membentuk susunan sosial budaya baru, dari hierarkis menjadi lebih setara. Ia juga lebih ramah terhadap kebaruan dan pembaruan serta menjadi lingkungan hidup generasi penerus,” tambahnya. Walau begitu, ia mengatakan bahwa budaya digital belum terbukti mampu menghapuskan masalah dari budaya sebelumnya. “Kecepatan bisa berbanding terbalik dengan ketepatan, kedalaman, dan bahkan kebenaran. Mesin algoritma akan semakin dominan dan kami para manusia sebagai perancang dan pengguna perlu lebih mewaspadainya,” ia sampaikan.

Hak cipta

Btari Kinayungan menjadi narasumber terakhir dan membahas mengenai hak cipta. “Arti dari hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata,” jelas Btari. Manfaat dari lisensi hak cipta adalah memberi tolok ukur akan aksesibilitas konten, karena (konten) dapat disebarluaskan dan digunakan oleh orang lain.

Saat sesi tanya jawab, ada peserta webinar yang bertanya mengenai perlindungan hak cipta di ranah digital. “Saat ini, banyak konten yang berisikan cover lagu di media sosial dari karya aslinya, bahkan banyak juga yang menjadi lebih menyukai hasil cover daripada versi asli. Apakah hal ini dapat dinyatakan sebagai pelanggaran hak cipta?” Rizki Ayu Febriani menjawab “Ya, memang banyak yang meng-cover lagu di ranah media sosial. Walau begitu, baiknya harus meminta izin ketika mengunggah mengingat semakin banyak views-nya akan menghasilkan pendapatan, khususnya dari YouTube, sedangkan sering kali yang terjadi adalah pemilik lagu tidak mendapatkan royalty tersebut.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.