Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Yuk Tambah Produktif di Era Digital!”. Webinar yang digelar pada Senin, 2 Agustus 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Oka Aditya, ST, MM – Research Analyst, Dr Rahmawati. MM.CPS – Trainer Making Indoensia 4.0 – Lemhanas RI, Mathori Brilyan – Art Enthusiast dan Bondan Wicaksono – Akademisi dan Penggiat Masyarakat Digital.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Oka Aditya membuka webinar dengan mengatakan, era digital ini adalah era reformasi digital dimana kita dapat mengakses semua jenis dari media digital.
“Keterampilan digital secara luas didefinisikan sebagai keterampilan, yang diperlukan untuk menggunakan perangkat digital, aplikasi komunikasi, dan jaringan untuk mengakses dan mengelola informasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk saat ini soft skill yang harus dimiliki di dalam industri kreatif yaitu kemampuan adaptasi, komunikasi, bercerita lewat tulisan dan visual, serta kreativitas.
Menurutnya, industri kreatif diprediksi akan terus berubah dan berkembang mengikuti perkembangan teknologi yang juga terus berubah, untuk itu diperlukan kemampuan adaptasi.
“Lalu jika mampu berkomunikasi dengan baik, tentu proses adaptasi pun akan menjadi lebih mudah. Tak kalah penting, tanpa skill manajemen waktu, kamu pasti akan tertekan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tepat waktu. Serta kreatif, dimana selalu memiliki ide-ide yang menarik dan juga mampu untuk mengeksekusi,” katanya.
Contoh kreasi di dunia digital di bidang konten creator yakni menjadi Youtuber, menjadi blogger, menjadi IG Influencer. Lalu bisa juga berjualan online dengan membangun toko online, dan bidang IT yang dibutuhkan seperti jasa pembuatan website, membuat aplikasi mobile.
“Tips belajar menjadi content creator untuk kamu yang kreatif yakni pilih passion yang ingin digeluti. Selalu up-to-date dengan berita terkini dan rajin menulis (mencatat ide),” tuturnya.
Mathori Brilyan menambahkan, untuk saat ini percakapan di ruang digital berpeluang untuk saling memberikan semangat positif. Sementara berbahasa adalah bagian dari menjadi insan digital yang berbudaya.
“Etika mengapresiasi sebuah karya memberikan apresiasi untuk sebuah konten digital sangat diperlukan. Tentu dengan mengedepankan etika berkomunikasi, jika mengkritik dengan landasan dan tujuan yang jelas,” ujarnya.
Ia melanjutkan, produktif berbudaya adalah kunci untuk menciptakan konten positif hingga menjadi produktif, yang mengedepankan etika, kreatifitas, kemanusiaan, merupakan pijakan penting untuk mencapai kehidupan berdigital yang lebih baik.
“Pada dasarnya, etika merupakan fitrah dari manusia. Ketika etika berseberangan dengan kemanusiaan, sudah saatnya berani memulai perubahan. Untuk hal lebih baik dan bermanfaat,” jelasnya.
Dr Rahmawati turut menjelaskan, kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karir dan kehidupan sehari-hari ialah definisi dari literasi digitial.
“Literasi digital atau kecakapan digital, sangat penting saat ini baik di dunia pendidikan maupun di dunia profesional. Dimasa depan anda/kita diwajibkan berinteraksi pada lingkungan digital, menggunakan informasi dengan tepat, menciptakan ide-ide baru dan berkolaborasi,” ungkapnya.
Selain bermedia digital untuk pemanfaatan diri sendiri dengan cara berbisnis ataupun bermain media sosial untuk hiburan, kita juga bisa memanfaatkannya dengan cara membantu sesama memalui platform digital, salah satunya adalah Kita Bisa.
Rahmawati menambahkan, ada kata-kata penting yang perlu dipahami. “Kalau kamu suka baca mulailah menulis. Kalau kamu suka nonton mulailah bikin video. Beranilah jadi pencipta ketimbang hanya jadi penikmat,” paparnya.
Sebagai pembicara terakhir, Bondan Wicaksono menjelaskan, perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki adalah alat utama yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya.
Namun faktanya, salah satu celah kejahatan terbesar dalam teknologi digital ada pada pengguna, baik karena pengguna lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun lupa mengaktifkan fitur pengaman.
“Untuk itu, diperlukan perlindungan identitas digital dan data pribadi, bagai pengguna platform digital, kita pasti menyimpan dan mengelola identitas digital dan data pribadi ke dalam platform tersebut,” ucapnya.
Persoalannya, perlindungan terhadap identitas digital dan data pribadi ini masih jadi persoalan di berbagai belahan dunia. Apalagi, belum semua negara, termasuk Indonesia, mempunyai regulasi yang mengatur perlindungan data pribadi supaya hak warga negara di dunia digital bisa dijamin aspek hukumnya.
Tips perlindungan data pribadi diantaranya gunakan password yang kuat, gunakan secara berbeda disetiap akun platform digital yang dimiliki dan perbaharui secara berkala, hindari berbagai data pribadi orang lain baik keluarga, teman, maupun kenalan didunia maya sebab data mereka adalah privasi mereka.
“Kemajuan teknologi internet memudahkan berbagai hal mulai dari berbagi informasi hingga proses, jual beli barang atau jasa melalui berbagai macam aplikasi. Namun demikian, terdapat oknum-oknum yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dengan melakukan kejahatan,” pungkasnya.
Dalam sesi KOL, Fadhil Achyari mengatakan, adanya digital seperti sekarang ini, sisi positifnya adalah kita menjadi sangat mudah untuk bisa membentuk sebuah jaringan atau networking. “Kita bisa melakukan kolaborasi dan kerja sama, mendapatkan pengetahuan dan kesempatan yang baru dan itu semua didapatkan,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Verina Andriana menanyakan, apa saja yang bisa saya lakukan sebagai mahasiswa untuk dapat tetap produktif dalam menggunakan media digital?
Menjawab hal tersebut, Oka mengatakan kita bisa melihat potensi apa yang ada didalam diri kita, dan bisa digali terus. Jika sudah tau potensi atau bakat yang ada di diri, maka bisa lebih kita tingkatkan lagi agar kedepannya lebih bermanfaat.
“Untuk anak muda zaman sekarang lebih banyak yang menjadi conten creator review barang ya, karena biaya ongkos yang lebih murah dan hanya model kamera saja,” jelasnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.