Indonesia merupakan negara agraris yang salah satu sektor kehidupannya berada di bidang perkebunan. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik, Indonesia berhasil menghasilkan 2.5 juta ton buah. Buah tersebut kemudian tentunya akan disortir berdasarkan kualitas di mana kualitas yang baik akan memiliki harga yang tinggi. Meskipun demikian, Indonesia masih melakukan seleksi buah secara manual.
Hal tersebut mengemuka dalam IF Webinar Series (IFWS) yang diselenggarakan oleh Teknik Informatika Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) pada Jumat (19/5/2023) lalu. Dalam webinar bertajuk ‘Penyortiran Grade Buah Berdasarkan Warna atau Ukuran’ ini, tim yang beranggotakan 6 mahasiswa Informatika Unpar angkatan 2019 dalam mata kuliah Proyek Data Science ini menceritakan penyortiran grade buah apel washington dan jeruk keprok menggunakan metode klasifikasi.
Merespons hal tersebut, Almatiara Levi Utami beserta rekan kelompoknya menyarankan mesin penyortiran buah secara otomatis yang dikhususkan untuk di Indonesia. Hal ini ditujukan untuk menekan cost proses sortir serta meningkatkan akurasi penyortiran buah.
Dirinya pun mengungkap beberapa manfaat penyortiran buah secara otomatis antara lain mempercepat grading untuk quality control buah di perkebunan; mengenali kualitas buah dalam jumlah yang banyak dengan lebih cepat; menghemat biaya tenaga kerja; serta menghemat biaya pelatihan untuk menyortir buah bagi tenaga kerja.
Almatiara menuturkan bahwa mesin penyortiran otomatis akan bisa mengetahui atau memprediksi kualitas buah yang dimasukkan ke dalam mesin. Mesin sortir kemudian akan menggunakan machine learning yang memanfaatkan algoritma klasifikasi untuk menebak kualitas buah. Oleh karena itu, kelompok tersebut membuat program klasifikasi yang dapat melakukan menebak kualitas buah yang menyerupai kerja mesin grading buah.
Dwi Lena Irawati memaparkan proses pengambilan data set yang diperoleh dari sampel berupa 10 apel washington serta 9 jeruk keprok. Pengambilan gambar buah yang berasal dari supermarket dan pasar yang dilakukan dari berbagai sisi ini kemudian dilanjutkan dengan tahap eksplorasi data. Eksplorasi data pun mengungkap bahwa kualitas buah apel tidak bisa ditentukan dari berat, lebar, dan tinggi. Di sisi lain, sifat berat kemungkinan dapat digunakan untuk menentukan kualitas jeruk.
Lebih lanjut, dilakukan tahapan pembersihan data set yang bertujuan agar data set yang digunakan hanya menampilkan gambar buah. Background pada gambar buah serta pantulan cahaya akan dihilangkan. Setelah itu, dilakukan ekstraksi fitur atau pengubahan gambar menjadi vektor. Ekstraksi fitur dilakukan pada warna serta dimensi buah.
Setelah mencoba berbagai sifat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan apel, Dwi menyatakan bahwa kelompoknya menemukan bahwa klasifikasi buah apel berdasarkan warna apel memberikan hasil yang terbaik. Sementara itu, Viola Kinanti mengungkap bahwa klasifikasi buah jeruk berdasarkan berat dan diameter jeruk memberikan hasil yang terbaik.
Sekadar informasi, kegiatan IFWS merupakan media bagi mahasiswa Informatika Unpar untuk berbagi pengetahuan baik kepada mahasiswa ataupun pihak luar.
Sekadar informasi, kegiatan IFWS merupakan media bagi mahasiswa Informatika Unpar untuk berbagi pengetahuan baik kepada mahasiswa ataupun pihak luar.
Universitas Katolik Parahyangan adalah salah satu universitas swasta pertama di Indonesia berdiri sejak 1955 berkomitmen untuk menjadi komunitas akademik yang humanum untuk dibaktikan kepada masyarakat. Situs web www.unpar.ac.id.