Digitalisasi telah memengaruhi budaya karena munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massal, dan meluasnya penggunaan komputer pribadi dan perangkat lain seperti smartphone. Studi tentang budaya digital berpotensi mencakup semua aspek kehidupan sehari-hari, dan tidak terbatas pada internet atau teknologi komunikasi modern.

Perkembangan dunia digital sudah merambah semua aspek dari segi bisnis, ekonomi, hiburan, transportasi, bahkan dalam proses kegiatan belajar di sekolah. Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat dunia dan Indonesia mengadaptasi gaya hidup baru yang mengandalkan teknologi internet. Di balik itu, pandemi ikut membuka kesempatan luas untuk melakukan transformasi digital secara besar-besaran.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. Webinar yang digelar pada Rabu (22/9/2021), pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dia Mawesti (Sustainable Finance Specialist), Rusman Nurjaman (Peneliti Lembaga Administrasi Negara), Irmawanty, M.Si. (Analisis Pengawas Penmad Kanwil Kemenag Provinsi Banten), Erista Septianingsih (Kaizen Room), dan Suci Patia (Penulis) selaku narasumber.

Literasi digital

Dalam pemaparannya, Irmawanty, M.Si. menyampaikan, “Abad 21 merupakan era digital, yang mendobrak cara pandang konvensional menjadi super-digital. Tantangan utama masyarakat modern saat ini adalah penggunaan internet dan media digital yang tak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap berbagai persoalan. Misalnya, lemahnya budaya digital bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga, dan kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal.”

“Selain itu, rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif, dan rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan digital. Untuk dapat mengatasi hal itu, perlu dengan sangat untuk segera menyebarluaskan dan menerapkan pemahaman mengenai literasi digital.”

Suci Patia selaku narasumber Key Opinion Leader menyampaikan, dalam ruang digital, ia bisa menjalankan peran asal fokus dan tahu cara memanfaatkannya dengan baik. Hal-hal negatif dalam dunia internet itu tidak bisa kita hentikan; kembali kita mengenai bagaimana kita cakap digital dan bagaimana kita berselancar di internet. Sisi negatif yang ia ketahui termasuk mudahnya terjadi plagiat, berita yang tidak sesuai dengan judul, dan bahkan pelecehan seksual.

Sekarang, dengan adanya literasi digital, kita sebagai pengguna media digital harus banyak belajar. Ketika kita memiliki pola pikir yang kritis, kita akan mampu melatih pola pikir dengan perbanyak membaca, dan akan bisa memilah dan memilih di antara banyaknya informasi dan berita yang negatif di internet. Oleh karena itu, baiknya memperbanyak diskusi dengan komunitas dan menghasilkan banyak opini serta wawasan yang luas.

Pembelajaran wajib

Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Hanifa Azizah menyampaikan pertanyaan, “Secara safety menurut saya harus adanya pembelajaran yang diwajibkan dalam bersosialisasi di dunia digital, agar generasi-generasi berikutnya dapat lebih beretika serta dapat lebih aman di dunia digital, tetapi kenapa hal seperti ini tidak atau belum diterapkan?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Erista Septianingsih. “Kalau dari saya pribadi, sekarang kan sekarang sudah serba digital dan dituntut untuk cakap digital, jadi memang sangat diperlukan pembelajaran itu. Itulah mengapa ada kelas literasi digital. Mungkin nanti ada pembelajaran di sekolah tentang literasi digital seperti skill apa saja yang wajib kita punyai, dan ke depannya sangat diharapkan ada mata pelajaran atau kurikulum khusus mengenai ini.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.