Sebagai pengguna media digital, kita harus ketahui risiko jika tidak berhati-hati menyebarkan berita. Hal tersebut bisa berdampak pada pencemaran nama baik, ujaran kebencian berlatar SARA, melanggar norma kesusilaan, menyebar hoaks, menyebabkan perpecahan, dan dapat mengganggu ketertiban umum. 

Kita harus sadari bahwa pengguna media sosial adalah manusia seperti kita, yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, budaya, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Terkait itu, dalam berinteraksi di media digital perlu sikap menghargai perbedaan serta sikap berhati-hati dalam membagikan berita atau informasi. Bermedia sosial harus selalu ingat dengan wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”. Webinar yang digelar pada Jumat, 29 Oktober 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. 

Dalam forum tersebut hadir Septyanto Galan Prakoso (Dosen HI UNS, IAPA), Sumedi (Praktisi Pengembangan Website), AA Subandoyo (Klipaa.com), Puji F Susanti (Founder Rempah Karsa dan Pegiat Literasi Digital), dan Billy Wardana (Top 3 Mamamia Indosiar) selaku narasumber. 

Dalam pemaparannya, Sumedi menyampaikan bahwa digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan serta nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. 

“Terkait dengan kehidupan kita sebagai pengguna media digital, ada lima kompetensi yang harus kita kuasai. Pahami nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital, produksi konten yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, lakukan distribusi konten yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, berpartisipasi aktif menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital, serta jalani kolaborasi aktif menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital,” jawabnya.

Billy Wardana selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa tidak segampang itu menggunakan media sosial karena ada UU ITE. Kita harus bisa mengingatkan sesama pengguna media digital untuk menggunakan internet secara bijak tanpa harus menggurui atau tanpa menyakitinya. Menurutnya sangat penting literasi digital. Penting untuk tahu dulu sebelum menggunakannya, kita harus belajar dan cari tahu dulu faktanya. 

Dengan mengikuti pelatihan literasi digital kita bisa bersama-sama belajar. Ia juga ingatkan bahwa apapun yang diupload maka tidak bisa dihilangkan lagi, karena sudah terdeteksi. Terakhir ia sampaikan untuk selalu perbanyak belajar dan jangan cepat puas, karena semakin kita belajar maka semakin banyak tahu hal dan semakin cakap digital.

Salah satu peserta bernama Ibrahim Maulana menyampaikan, “Bagaimana menyatukan perbedaan etika-etika dari berbagai budaya di dunia menjadi etika dalam dunia digital? Lalu bagaimana cara menanggulangi komentar atau posting-an bullying di dunia maya, karena terkadang kebebasan tanpa batas dalam dunia maya menjadikan manusia lupa karena batasan kemanusiaan pada diri masing-masing?”

Pertanyaan tersebut dijawab Sumedi. Kita mempunyai budaya yang berbeda dari orang lain di seluruh dunia. Sikap dasar kita, yaitu menghormati perbedaan itu dan mau menerima perbedaannya. Cara menanggulangi komentar bullying di dunia maya adalah kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa mengontrol pikiran setiap orang. 

“Setiap orang punya hak berekspresi di dunia maya, tapi tetap dibatasi karena ada undang-undangnya. Sadari bahwa kita sebagai pengguna media digital memang bebas berekspresi tapi harus menghargai orang lain. Kita semua punya hak untuk berkarya,” jawabnya.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]