Salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Magelang, yakni Kriyak Kriyuk terpilih menjadi mitra yang berpartisipasi pada kegiatan Bank Jateng Pawone. Kegiatan tersebut adalah bagian dari rangkaian kegiatan pra-event Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng yang resmi digelar pada Minggu (19/11/2023).

Kriyak Kriyuk adalah usaha milik Siti Rahayu yang didirikan pada 2017. Usaha ini berfokus pada penjualan kerupuk yang dibuat dari ampas susu kedelai. Dimulai dari 2022, Kriyak Kriyuk aktif mengikuti kurasi untuk event Marathon.

Pada awalnya, Siti Rahayu menjual susu kedelai. Namun, ia sering merasa kesulitan mencari tempat untuk membuang ampas susu kedelai tersebut. Sementara itu, ampas susu kedelai yang telat dibuang akan mengeluarkan aroma tidak sedap. Akhirnya, Siti Rahayu mendapatkan ide untuk mengolah ampas susu kedelainya menjadi sebuah makanan, yakni kerupuk susu kedelai dengan merek Kriyak Kriyuk.

Membahas tentang kerupuk, ternyata kerupuk telah ada sejak dahulu kala. Melansir artikel Kompas.com, kerupuk sudah menjadi makanan pendamping sebelum abad ke-10 Masehi. Salah satu kerupuk yang paling tua dan sudah lama dikonsumsi adalah rambak. Rambak dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau yang diolah dengan diberi bumbu rempah dan digoreng.

Kemudian, pada abad ke-19 muncul kerupuk aci yang terbuat dari olahan singkong. Singkong dipilih sebagai bahan utama kerupuk aci karena pada saat itu produksi singkong sangat banyak khususnya di Pulau Jawa. Bahkan, singkong menjadi komoditas pangan yang paling diandalkan oleh masyarakat Jawa saat itu.

Setelah itu, kerupuk berkembang dengan munculnya berbagai jenis kerupuk, mulai dari kerupuk udang, kerupuk bawang, kerupuk jengkol, hingga yang terbaru dari ampas susu kedelai seperti Kriyak Kriyuk.

Kata pemiliknya, Kriyak Kriyuk diolah dengan mencampurkan ampas susu kedelai, tepung tapioka, dan tepung maizena. Kemudian, adonan kerupuk diberi bumbu rempah agar rasanya gurih dan beraroma. Hingga saat ini, Siti baru memproduksi Kriyak Kriyuk dengan tiga varian rasa, yaitu rasa original, pedas, dan seledri.

Meski usahanya cukup laris karena unik, Siti mengaku ada suka duka yang ia rasakan. Dalam menjalankan usaha Kriyak Kriyuk, Siti bergantung pada kondisi cuaca. Jika cuaca sedang panas, kerupuk yang dijemur akan cepat kering sehingga ia dapat memproduksi kerupuk dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut dapat meningkatkan penjualan.

Sebaliknya, jika cuaca sering hujan maka kerupuk akan lebih cepat busuk karena tidak mendapat cahaya matahari yang cukup.

“Saat musim hujan, kerupuk sering busuk karena (kami) tidak bisa menjemur,” ujarnya.

Saat ini, Siti masih mencoba untuk mengatasi tantangan tersebut agar dapat berproduksi dengan jumlah konsisten dan bisa memenuhi pemintaan konsumen kapan pun.

Pengalaman ikut Bank Jateng Pawone

Kesempatan mengikuti kegiatan Bank Jateng Pawone merupakan pengalaman yang berkesan bagi Siti Rahayu. Pasalnya, kegiatan tersebut tidak hanya memberi ruang untuk pelaku UMKM kuliner memamerkan produknya, tetapi juga memberi pelatihan mengenai cara memasak dan pengetahuan usaha kuliner dari chef-chef  berpengalaman.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Siti Rahayu mengakui bahwa dirinya mendapatkan banyak ilmu, terutama ilmu mengenai komposisi makanan yang pas dan cara menghitung harga pokok penjualan (HPP).

Siti Rahayu berharap ilmu yang diperolehnya dari pelatihan dapat diaplikasikan pada produk kerupuk Kriyak Kriyuk. Dengan begitu, usahanya dapat berkembang menjadi lebih baik dan berpotensi dikenal ke seluruh Indonesia, bahkan mancanegara.

Jika Anda tertarik membelinya, Anda dapat langsung mengunjungi tempat usaha Kriyak Kriyuk di Jalan Ngaran 1 RT 03 RW 05 Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi akun Instagram @warungassoy, Whatsapp, dan platform e-commerce seperti Shopee. [Agis Maulana]

Artikel ini merupakan benefit dari kerja sama antara Bank Jateng dan Harian Kompas untuk Pawone dalam Event Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng.