Wabah yang menyapu Indonesia sejak Maret lalu telah mendorong sebagian besar warga untuk berperilaku hidup lebih sehat. Perilaku ini bahkan juga tampak pada saat warga hendak membeli rumah. Hunian yang menawarkan konsep rumah dan lingkungan yang sehat, cenderung dipilih calon konsumen.

Melalui proyek pe­rumahan Kota Podo­­moro Tenjo, Agung Podomoro men­jawab kebu­tuhan akan lingkungan tempat tinggal yang sehat. Agung Podomoro menuangkan secara detail instrumen penunjang hidup sehat ini melalui konsep green belt di Kota Podomoro Tenjo. Penerapan konsep ini pada area perumahan menjadi yang pertama di Indonesia.

Green belt merupakan taman memanjang yang lebar dan meng­hubungkan lokasi-lokasi penting di kawasan Kota Podomoro Tenjo. Untuk diketahui, Agung Podomoro membangun kawasan berorientasi transit (transit oriented development/TOD) menempel Stasiun KRL Tiga­raksa yang akan terintegrasi dengan Kota Podomoro Tenjo.

Kota Podomoro Tenjo sendiri dilengkapi dengan pusat komersial, club house, dan ruang terbuka hijau, termasuk danau buatan. TOD dan berbagai fasilitas perumahan tersebut nantinya akan terhubung dengan green belt sepanjang 2,5 kilometer. Warga Kota Podomoro Tenjo pun dapat mengakses tempat-tempat itu dengan berjalan kaki atau bersepeda melalui area green belt.

Assistant Vice President Corporate Marketing Agung Podomoro Zaldy Wihardja memberi gambaran, warga yang bekerja di Jakarta bisa naik KRL kemudian turun di Stasiun Tigaraksa. Dari stasiun ini, warga bisa berjalan kaki atau bersepeda menuju TOD via green belt atau bisa langsung ke rumah.

“TOD menjadi salah satu kekuatan Agung Podomoro. Di sini, kami akan membangun juga pasar modern, tempat parkir mobil dan sepeda motor, trade center, dan ke depannya, bangun apartemen dan hotel,” kata Zaldy, Jumat (27/11/2020).

Agung Podomoro membangun kawasan TOD ini sudah selaras dengan program pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Trans­portasi Jakarta, Bogor, Depok, Tange­rang, dan Bekasi tahun 2018–2029.

Keindahan ruang terbuka hijau atau hutan kota buatan yang menjadi kom­ponen dari green belt, bisa menjadi pilih­an sarana relaksasi bagi penghuni peru­mahan. Agung Podomoro, kata Zaldy, meyakini perpaduan suasana alam dan desain arsitektur rumah di Kota Podomoro Tenjo dapat mendu­kung keseimbangan hidup sehat peng­huninya.

Adanya interaksi warga dengan alam sekitar yang bebas polusi akan menjadi pilihan hidup yang sesuai di masa pandemi ini. “Konsumen kalangan milenial dan keluarga baru sudah banyak yang membeli rumah di Kota Podomoro Tenjo. Mereka umumnya tertarik dengan desain lingkungan yang mendukung hidup sehat,” ujar Zaldy.

Hanya 20 menit dari Serpong

Agung Podomoro memilih mengem­­bangkan perumahan di kawasan Tenjo karena beberapa pertim­­bangan strategis. Pertama, Tenjo meru­pakan kota satelit dari kawasan Serpong. Untuk mencapai Tenjo, kita bisa menggunakan KRL atau melalui Tol Serpong–Balaraja. Dari Kota Podo­moro Tenjo menuju Serpong, hanya membutuhkan waktu ber­kendara mobil sekitar 20 menit.

Kedua, Tenjo berbatasan dengan Tangerang dan Bogor. Daerah ini merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Di daerah ini, banyak dibangun perumahan dan pabrik.

Ketiga, aksesibilitas Tenjo cukup mudah. “Sebut saja dari Stasiun Tanah Abang, kita bisa naik KRL yang ke Stasiun Tigaraksa. KRL ini nanti melewati Stasiun Palmerah, Sudimara, Jurangmangu, terus sampai Tenjo, baru Stasiun Tigaraksa,” terang Zaldy.

Ia melanjutkan, Tenjo juga dipro­yek­sikan sebagai sunrise area. “Harga tanah di Tenjo per meter persegi masih sekitar Rp 2 juta. Sementara itu, di Serpong sudah mencapai sekitar Rp 17 juta per meter persegi. Padahal, jaraknya kalau naik mobil cuma 20 menit. Jadi, konsumen ke depannya akan lebih melirik Tenjo.”

Hal itu terbukti dengan keber­hasilan Kota Podomoro Tenjo yang membukukan 1.500 unit rumah, sejak perumahan ini diluncurkan pada Agustus 2020. “Harga tanah di sini tentunya akan naik terus, ya. Apalagi sebagian besar konsumen yang membeli rumah di Kota Podomoro Tenjo adalah end user. Jadi, perumahan ini akan cepat ramai atau hidup lingkungannya,” ujar Zaldy.

Kluster Angsana

Salah satu kluster yang dipasarkan perdana adalah Angsana. Ini adalah kluster premium di Kota Podomoro Tenjo. Kluster ini menawarkan banyak keunggulan. Contohnya, kedekatannya dengan area TOD. Selain itu, Angsana juga menempel dengan green belt dan premium club house yang memiliki berbagai fasilitas eksklusif.

Rumah di Kluster Angsana juga dirancang sebagai rumah tumbuh. Artinya, rumah di kluster ini berdiri di atas tanah yang ukurannya 3-4 kali lebih luas dari tipe rumahnya. Bahkan, luas tanahnya bisa mencapai 176 meter persegi.

“Rumah di Kluster Angsana luas tanahnya mulai dari 119 meter persegi hingga 176 meter persegi, penghuni mendapatkan bangunan seluas 40 meter persegi atau 52 meter persegi dengan kisaran harga mulai Rp 480 juta hingga Rp 750 juta. Masih terdapat sisa lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai taman individu,” jelas Zaldy.

Model rumah tumbuh ini membe­rikan keleluasaan bagi penghuninya untuk melakukan pengembangan pada masa depan. “Apalagi, desain rumah-rumah di sini itu serasa memiliki rumah di sudut (hook). Dengan harga tanah yang masih lebih rendah dibanding Serpong, punya tanah luas di Kota Podomoro Tenjo tentu akan menjadi keuntungan tersendiri pada masa mendatang,” imbuhnya.

Agung Podomoro juga merancang unit-unit di Kota Podomoro Tenjo, khususnya di Kluster Angsana, dengan menerapkan pakem rumah ramah lingkungan. Salah satunya dengan mengatur kelancaran sirkulasi udara di dalam ruangan agar penghuni bisa mengurangi penggunaan AC.

Selain itu, rumah-rumah juga dide­sain dengan banyak bukaan untuk meng­optimalkan pencahayaan alami yang memapar ke dalam ruangan sehing­ga pemakaian lampu bisa dikurangi.

Kluster Angsana yang merupakan pembangunan fase pertama Kota Podomoro Tenjo juga mempunyai infrastruktur sebagai kota pintar. Digitalisasi telah diterapkan pada sistem informasi kawasan dan manajemen air bersih dan air kotor. Agung Podomoro juga membangun instalasi listrik bawah tanah dan menghadirkan akses internet berkecepatan tinggi.

Agung Podomoro yang menyuguh­kan konsep living in style pada setiap proyeknya, juga membangun beragam fasilitas untuk warganya. Pembangunan sejumlah premium club house, contohnya, akan dilengkapi fasilitas eksklusif private cinema. Fasilitas hiburan ini bisa membantu para penghuni untuk berakhir pekan secara menyenangkan sekaligus meng­obati kejenuhan setelah sepekan ber­aktivitas.

Fasilitas mewah lainnya juga siap memanjakan para penghuni. Multifunction room, indoor activities room (pool ball dan foss ball), dan lounge. Lounge dan indoor activities room disediakan sebagai tempat bersantai dan menghabiskan waktu bersama keluarga, sedangkan multifunction room bisa dimanfaatkan untuk mendukung acara-acara formal atau sekadar tempat berkumpul bersama keluarga.

“Kami juga menyediakan fasilitas kebugaran dan area yoga, kolam renang, area bermain anak, dan co-working space. Ada juga sunset deck, tower tinggi untuk menyaksikan matahari terbenam. Kami juga membangun tempat ibadah bagi penghuni,” imbuh Zaldy.

Luas tanah yang relatif besar dibandingkan bangunannya membuat hunian dapat dikembangkan sebagai rumah tumbuh, konsumen dapat mengambil keuntungan dari kenaikan harga tanah yang dimiliki.

“Minggu ini diadakan pemilihan unit rumah di Kluster Angsana,” ujar Zaldy.

Rumah standar

Bagi calon konsumen yang membutuhkan tipe unit lebih compact atau standar, Kota Podomoro Tenjo juga menyediakan Kluster Kalamenta. Rumah di kluster ini memiliki tanah seluas 60 meter persegi hingga 72 meter persegi dengan luas bangunan 27 meter persegi atau 36 meter persegi. Harga rumah di kluster ini mulai dari Rp 200 juta hingga Rp 250 juta.

“Sesuai standar pembangunan proyek Agung Podomoro, Kluster Kalamenta juga dilengkapi club house, pusat kebugaran, dan kolam renang. Tipe rumah di Kluster Kalamenta tergolong ideal bagi pasangan muda yang ingin memiliki rumah untuk pertama kalinya. Kluster ini juga diran­cang untuk memenuhi gaya hidup sehat dan lingkungan asri sebagaimana Kluster Angsana,” ung­kap Zaldy.

Kota Podomoro Tenjo seluas 650 hektar diproyeksikan menjadi “The Next Serpong”. Dengan penga­laman Agung Podomoro yang sudah lebih dari setengah abad dalam mengembangkan proyek-proyek berskala besar, akan memberi gambaran kesuksesan Kota Podomoro Tenjo pada masa depan.

Untuk memiliki hunian di Kota Podomoro Tenjo atau mengetahui le­bih dalam tentang prospek inves­tasi di sini, hubungi Whatsapp ke 082289779999. Konsumen juga bisa menghubungi nomor tele­pon Mar­keting Lounge Kota Podo­moro Tenjo (021) 39529999 atau mengakses https://booking.agungpodomoro.com/Registrasi/lang/ID/TNJ. [TYS]