Dalam rangka memajukan bangsa Indonesia yang kini semakin terhubung dengan teknologi digital, perlu mengutamakan kolaborasi yang bermanfaat. Teknologi digital dan internet memperbolehkan masyarakat Indonesia untuk saling terhubung dan meningkatkan peluang untuk lebih produktif. Sebagai warga negara yang demokratis, kita sebagai pengguna media digital harus punya integritas dan etika, termasuk dalam berinteraksi di ranah digital, juga dalam berkolaborasi sesama dan pemerintah demi menguatkan demokrasi politik dan ekonomi.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Literasi Digital Percepatan Kemajuan Bangsa”. Webinar yang digelar pada Selasa (29/6/2021), pukul 09.00-11.30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut, hadir Trisno Sakti Herwanto SIP MPA (IAPA), AA Subandoyo (Klipaa.com), Yuli Setiyowati (Kaizen Room), Fakhriy Dinansyah SIKom MM (Co-Founder Localin), dan Stephanie Cecillia (influencer) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, AA Subandoyo menyampaikan, “Dengan hadirnya teknologi yang baru, butuh budaya baru agar terbentuk upaya-upaya baru yang serius agar bisa menghasilkan kolaborasi demi memajukan bangsa. Bentuk budaya baru ini dimulai dari adanya kesadaran terhadap data bahwa data menjadi faktor dan informasi penting yang menentukan arah suatu kegiatan atau aktivitas. Pada era baru ini, data harus ada dalam kacamata warga dan tentu saja literasi digital. Tanpa keduanya, kolaborasi itu bagaikan diragukan dan tidak akan berjalan dengan lancar.”
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Cika Harsa menyampaikan, “Berbicara tentang digital ethics, generasi Z khususnya banyak berselancar di dunia digital tidak menggunakan etika; banyak yang selalu asal share dan comment. Hal itu jelas bertolak belakang dengan budaya berbangsa, khususnya terkait Pancasila. Apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan awareness kepada generasi Z?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Fakhriy Dinansyah, “Generasi Z sudah mulai menerapkan etika-etikanya. Dalam konteks kesopanan, mungkin memang masih jauh dari etis sepenuhnya, terlihat dari interaksi sehari-hari dalam pesan atau kelas; masih ada yang kurang sopan dan asal bicara. Caranya paling mudah untuk meningkatkan awareness kepada mereka dan pengguna media digital lainnya terkait etika bermedia digital adalah sebenarnya mulai dari diri sendiri. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengikuti akun-akun yang bermanfaat sehingga kita bisa terpapar dengan informasi yang baik dan berinformasi untuk semakin disebarkan untuk semakin mengurangi konten negatif di internet.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.