Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tips and Trick Menjadi Warganet yang Cakap Digital”. Webinar yang digelar pada Selasa, 14 September 2021 di Kabupaten Serang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Ali Elanshory – Account Executive, Medicate Indonesia, Wulan Tri Astuti, SS, MA – Dosen Ilmu Budaya UGM, Dewani Minangsari – Mekar Pribadi dan Mikhail Gorbachev Dom – Peneliti Institut Humor Indonesia Kini.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Ali Elanshory membuka webinar dengan mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi era digital.
“Pertama adalah critical thinking, yakni keterampilan berpikir kritis yang memungkinkan kamu membedakan informasi mana saja yang termasuk kebenaran atau kebohongan, fiksi, dan non fiksi, fakta atau opini,” katanya.
Lalu ada communication, yakni perlu mengasah keterampilan komunikasi agar lebih mudah mengutarakan pemikiran, pengetahuan, dan informasi yang dimiliki kepada orang lain. Creativity, dengan kreativitas, kamu dapat menciptakan ide dan inovasi yang dibutuhkan banyak orang.
“Agar menjadi produktif, ada beberapa hal yang harus dipahami. Seseorang tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari keterampilan baru dan tidak ada keterampilan yang terbuang sia-sia. Alih-alih hanya menghabiskan waktu Anda di internet, berusahalah untuk mengatur hidup Anda,” pesannya.
Wulan Tri menambahkan, dunia digital yang nyaman dan damai bisa terwujud apabila pengguna internet saling berinteraksi dengan positif. “Perhatikan etika saat berkomunikasi dan berinteraksi, dengan mematuhi etiket serta menggunakan rasa empati,” katanya.
Etika adalah sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Etika berlaku meskipun individu sendirian. Sementara etiket adalah tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat
Etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Pentingnya netiket di media digital, yakni jika secara offline atau tatap muka kita bisa melihat ekspresi wajah, gestur tubuh dan intonasi berbicara, tidak begitu halnya ketika kita berinteraksi di dunia online.
“Meskipun kita tidak bisa melihat, mendengar atau merasakan langsung ketika berinteraksi di media sosial, kita tetap harus berhati-hati dalam berkomunikasi secara online. Hindari melukai perasaan orang lain dengan berkomentar yang kurang bijak,” pesannya.
Dewani Minangsari turut menambahkan, hampir 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Kemudahan berkomunikasi membuat pengguna tanpa sadar bertindak semaunya. Semakin banyaknya pengguna internet saat ini, kita harus waspada akan konten-konten negatif.
Digital culture atau budaya digital adalah sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.
“Pengguna internet perlu menggunakan tata krama untuk mendukung berbudaya digital, di mana adanya sikap dan perilaku positif untuk kebaikan bersama. Orang asing merasa nyaman di Indonesia karena orang Indonesia dikenal sebagai pribadi yang sangat ramah,” tuturnya.
Menurutnya, menjadi warganet yang cakap digital yakni bisa dilakukan dengan sadar apa yang kita tulis dan dilihat oleh banyak orang, control/kendali emosi kita di dunia digital karena jejak digital itu abadi. Hormati perbedaan di ruang digital. hindari penyebaran SARA dan aksi kekerasan. Sebarkan informasi yang bermanfaat dan inspiratif.
Sebagai pembicara terakhir, Mikhail Gorbachev mengatakan, perlunya nilai pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital. Sila Pertama nilai utamanya adalah cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital.
Sila Kedua nilai utamanya adalah kesetaraan, memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital. Sila Ketiga nilai utamanya adalah harmoni, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan di ruang digital.
“Sila Keempat nilai utamanya adalah demokratis, memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi dan berpendapat di ruang digital. Sila Kelima nilai utamanya adalah gotong royong, bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna,” paparnya.
Dalam sesi KOL, Ramadhinisari mengatakan, dampak positif sosial media yakni kita bisa bikin personal branding untuk memanfaatkan fasilitas sesuai dengan cara kita menggunakannya seperti misalnya mencoba jualan online.
“Menurut aku ketika kita belum terlalu paham menggunakan media digital, bisa kita mulai mencarinya di internet dan pahami basic dari google. Kita pun harus menghargai karya-karya dari konten positif yang dihasilkan oleh teman-teman kita dengan memberikan dukungan. Namun harus tetap hati-hati untuk memfilter konten-konten,” katanya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Nadya menanyakan, bagaimana cara melindungi anak-anak untuk tidak mengikuti perilaku dari konten negatif di sosial media?
“Kita sebagai orang tua tidak bisa menyerahkan gawai begitu saja, sehingga harus menjaga konten-konten yang diakses anak kita di semua platform, yang bisa dilakukan adalah kita settings platform tersebut misalnya youtube kid, dan media sosial lain kita pantau aktivitasnya,” jawab Wulan.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Serang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.