Di balik kesuksesan Dapur Bu Sastro, tersimpan kisah inspiratif dari seorang wanita yang berani melepas karier mapan demi mengejar impian dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Izma Widya Yuliansyah, founder katering ternama ini, rela meninggalkan gaji puluhan juta sebagai seorang profesional di perusahaan besar untuk fokus mengembangkan bisnis kuliner bersama suaminya, Dzulqarnain Fachmi.

Awal mula perjalanan bisnis

Meski memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi, Izma mengaku tak pernah merasa memiliki bakat bisnis. Sebaliknya, ia lebih menekuni hobinya dalam memasak dan membuat kerajinan tangan. 

Di sisi lain, sang suami yang gemar mencoba berbagai peluang usaha sering kali merasa kurang fokus. Hingga akhirnya pada tahun 2017, pasangan ini memutuskan untuk menyatukan kekuatan mereka, memadukan bakat memasak Izma dan kemampuan berbisnis suaminya.

Dengan mengawali usaha kuliner, khususnya dimsum dan nasi kuning, mereka mulai melayani pesanan dari lingkungan pertemanan masing-masing. Sambil terus bekerja di perusahaan besar, Izma di Pertamina dan Dzulqarnain sebagai PNS di Direktorat Pajak, mereka menjalankan bisnis ini sebagai usaha sampingan. Namun, siapa sangka usaha yang berawal kecil ini akan berkembang pesat berkat promosi gencar di media sosial.

Tantangan dan peluang di tengah pandemi

Tak butuh waktu lama bagi Dapur Bu Sastro untuk mulai mendapatkan pesanan dari berbagai penjuru Jabodetabek, bahkan dari instansi dan tokoh-tokoh penting. Salah satu momen yang mencolok adalah ketika Mahkamah Konstitusi memesan 1.500 potong dimsum dalam satu kesempatan, serta seorang Jenderal yang memesan 70 tumpeng nasi kuning untuk merayakan promosi jabatan. Keberhasilan tersebut tidak hanya menunjukkan kualitas produk, tetapi juga memperkuat posisi Dapur Bu Sastro sebagai salah satu pemain kuat di pasar katering.

Namun, tantangan yang sesungguhnya muncul ketika pandemi Covid-19 melanda. Pembatasan sosial yang ketat membuat banyak usaha katering berjuang untuk tetap bertahan. Permintaan dari konsumen individu menurun drastis, banyak acara dibatalkan, dan banyak usaha kuliner lainnya terpaksa tutup. 

Tetapi, Izma dan timnya melihat ini bukan hanya sebagai tantangan, melainkan juga sebagai peluang. Mereka melakukan inovasi dengan memperluas target pasar, beralih dari melayani pesanan ritel kecil ke klien perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan katering dalam jumlah besar untuk operasional harian.

Perusahaan-perusahaan seperti United Tractor, Wijaya Karya, Shopee, dan Blibli menjadi klien tetap Dapur Bu Sastro, memesan ribuan porsi makanan setiap harinya. 

Dengan permintaan yang terus meningkat, Izma tidak hanya berhasil mempertahankan bisnisnya, tetapi juga menggandakan jumlah pegawai menjadi 50 orang untuk memenuhi permintaan yang melonjak. 

Langkah adaptif ini menjadi kunci keberhasilan Dapur Bu Sastro dalam melewati krisis dan justru memperluas jangkauan pasar di tengah masa yang penuh ketidakpastian.

Keputusan besar yang mengubah hidup

Di balik kesuksesannya menjalankan bisnis katering, Izma harus menghadapi pilihan sulit dalam hidupnya. Sebagai seorang Forecasting & Cost Control Section di Adaro Mining, jam kerjanya sering kali melewati batas normal. 

Bahkan selama Ramadan 2020, ia baru bisa pulang menjelang tengah malam, yang kemudian memicu protes dari suami dan putrinya, Naura Husna Alfaiza. Izma pun menyadari bahwa ia harus memilih antara karier korporatnya atau keluarga serta bisnis yang semakin berkembang.

Akhirnya, dengan berat hati, Izma memutuskan untuk melepaskan kariernya yang telah ia bangun selama bertahun-tahun. Di bulan Juli 2020, ia resmi berhenti dari pekerjaannya, meninggalkan gaji puluhan juta dan bonus besar demi fokus pada Dapur Bu Sastro dan keluarga tercinta. 

Meski keputusan ini tidak mudah, Izma merasakan hikmah yang luar biasa. Ia kini memiliki lebih banyak waktu untuk bersama suami dan putrinya, dan bisnis katering yang ia kelola pun terus berkembang.

Pengakuan dan penghargaan 

Kesuksesan Izma dalam mengembangkan Dapur Bu Sastro tak hanya diakui oleh pelanggan setianya, tetapi juga oleh para pelaku industri. Ya! Izma mencapai puncak kehormatan dengan menghadiri makan malam bersama Chairul Tanjung, pendiri dan pemilik CT Corp, pada Kamis malam, 28 Juli 2022. 

Dari 60 orang terpilih, Izma merasa sangat beruntung dan berharga untuk mendapatkan kehormatan ini, terutama karena momen tersebut bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-36. “It’s amazing banget, sekaligus kado untuk aku,” ujar Izma dengan penuh kebahagiaan, menunjukkan bahwa pengakuan ini bukan hanya prestasi bisnis, tetapi juga sebagai penghargaan pribadi atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini. 

Dengan demikian, pengakuan dan penghargaan ini tidak hanya meningkatkan reputasi Dapur Bu Sastro, tetapi juga memotivasi Izma untuk terus berinovasi dan mencapai kesuksesan yang lebih tinggi di masa depan.

Dedikasi dan komitmen

Keberhasilan Izma Widya Yuliansya dalam membangun Dapur Bu Sastro adalah bukti nyata dari dedikasi dan komitmen yang kuat. Keberaniannya dalam mengambil risiko besar dengan meninggalkan karier korporat demi bisnis yang ia cintai adalah inspirasi bagi banyak orang. 

Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, keberanian, serta dukungan dari keluarga, setiap impian dapat tercapai. Dapur Bu Sastro tidak hanya menjadi solusi katering bagi masyarakat dan perusahaan besar, tetapi juga simbol perjuangan seorang wanita yang rela mengorbankan segalanya demi kebahagiaan keluarga dan kesuksesan usaha. 

Ia tidak hanya memasak dengan hati yang tulus, tetapi juga membangun sebuah bisnis yang berintegritas dan berdedikasi, membuat Dapur Bu Sastro menjadi sebuah nama yang dihormati di industri kuliner Indonesia. 

Dengan dedikasi dan komitmen yang tak pernah menyerah, Izma telah menciptakan sebuah legenda bisnis yang akan terus berinspirasi generasi mendatang.