Digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital. Mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone. Berinteraksi di zaman sekarang bisa dapat menggunakan berbagai platform dan aplikasi seperti Facebook, YouTube, TikTok, dan Instagram. Bagaimana cara agar penggunaan aplikasi ini berguna? Misalnya Facebook bagus untuk brand awareness, bisa digunakan untuk branding ke followers.
Kemudian ada Instagram di mana foto atau video bisa dimanfaatkan untuk membuat konten. Ingat, apa yang kita upload dan apa yang kita lihat itu adalah citra dari diri kita. Terkait dengan itu, adapun fakta bahwa angka anak dan remaja yang menjadi korban pelecehan seksual online sangat banyak, sehingga penggunaan media digital oleh kita dapat dikatakan masih belum tergolong baik dan ideal.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Cegah dan Tangkal Bahaya Pornografi dan Pelecehan Seksual di Internet”. Webinar yang digelar pada Kamis, 30 September 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Rizki Ayu Febriana (Kaizen Room), Dr Ade Maharani A SSos MM CFP (Dosen FEB Universitas Ngurah Rai Denpasar Bali dan IAPA), Dr Arfian MSi (Dosen dan Konsultan SDM), Didin Sutandi (Penulis dan Jurnalis), dan Julia RGDS (Putri Tenun Songket Indonesia) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Ade Maharani A menyampaikan bahwa tips untuk orangtua mencegah anak terpapar pornografi adalah dengan memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak, dan mendampingi anak ketika mengakses internet. Selain itu, jangan lupa untuk memberi anak pemahaman tentang internet sehat dan mengenali teman dan lingkungan sekitarnya untuk pencegahan.
“Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan komputer di ruangan keluarga dan menyepakati aturan bersama mengenai penggunaan gawai. Penting juga untuk memasang aplikasi pengaman pada gawai, ditambah dengan melatih anak agar mampu berkata tidak terhadap ajakan pornografi. Bila anak ketahuan membuka situs porno, ingatkan kembali dampaknya,” terangnya.
Julia RGDS selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa banyaknya konten-konten di media sosial menjadi tantangan juga buat kita untuk menjadi lebih bijaksana dalam memilih konten mana yang kita konsumsi. Kita bisa pelajari apa yang bisa kita hindari dan manfaatkan yang tentunya bisa kita manfaatkan untuk kehidupan kita sehari-hari.
Selain belajar, kita juga harus mengajak lingkungan sekitar kita untuk mengikuti kegiatan-kegiatan positif ini. Cari juga lingkungan yang positif, yang ingin maju, karena kalau kita punya circle yang selalu ingin maju dan produktif kita juga akan terpacu untuk melakukan hal yang sama.
Kalau kita mendapatkan perlakuan tidak baik atau pesan-pesan yang kurang baik, langsung blok saja. Kita harus tahu tujuan kita berada di media digital, sehingga kita bisa membawa diri kita dengan baik.
Salah satu peserta bernama Dini Susanti menyampaikan, salah satu perilaku sexual harassment yaitu cyber stalking, perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang di internet dan dilakukan oleh orang yang sama, serta menguntit yang melibatkan insiden berulang-ulang yang dapat melibatkan tindakan-tindakan yang membahayakan dan menyebabkan korban merasa kesulitan dan ketakutan.
“Upaya apa saja yang dapat dilakukan agar hal tersebut tidak terjadi terus menerus karena dapat menjadikan dampak besar negatif pada anak?” tanyanya.
Ade Maharani A menjawab, cyberstalking ini banyak sekali. Butuh kita sendiri untuk menjaga. Berawal dari diri kita sendiri. Ketika kita sudah memutuskan sebagai orang yang aktif bermedia digital kita harus menahan diri, yaitu dengan selalu berhati-hati dulu. Jangan pernah mengungkapkan hal-hal pribadi kita.
“Data-data pribadi ini sering diungkapkan ke orang terdekat kita, kadang mantan pacar atau suami atau istri yang sudah bercerai. Hati-hati karena cyber stalking ini sering terjadi karena orang terdekat atau mantan orang terdekat. Kalau kita sudah tidak punya hubungan dengan seseorang terdekat itu, kita harus memperbarui data-data seperti memperbarui password,” jawabnya.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]