Segala bentuk data yang kita bagikan kepada pihak lain tentunya akan sangat diupayakan untuk dipertanggungjawabkan oleh mereka. Namun, sebaik apapun kita menjaga keamanan digital kita, harus selalu waspada dan sadar bahwa akan selalu ada pihak yang mencari celah untuk mengekploitasi kelemahan tersebut. Sebagai warga negara, kita bisa berpatisipasi dengan tidak memberikan data-data kepada pihak-pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misal dengan mengirimkan sertifikat vaksinasi dan softfile KTP. Tentunya usaha memperbaharui database dan platform digital untuk meningkatkan kemanan data selalu dilakukan dan diupayakan, namun langkah pertama selalu ada di tingkat kewaspadaan kita sebagai pribadi yang memiliki data tersebut.

Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Menjaga Privasi Bersama di Dunia Digital”. Webinar yang digelar pada Senin, 6 September 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Dr Bevaola Kusumasari, MSi (Dosen Fisipol UGM & IAPA), Wulan Tri Astuti, SS, MA (Dosen Ilmu Budaya UGM & IAPA), Andika Renda Pribadi (Kaizen Room), Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, ST (Digital Designer & Photographer), dan Fajar Gomez (Aktor, Host TV & Comedian) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, ST menyampaikan informasi penting bahwa “Rekam jejak digital mengacu pada serangkain kegiatan digital, tindakan kontribusi, dan komunikasi pengguna yang ditinggalkan di perangkat atau di dunia digital. Segala aktivitas yang kini dilakukan melalui perangkat dan digital membuat rekam jejak digital akan menjadi informasi dan data yang sangat vital. Misal, riwayat lokasi dapat memperkirakan waktu macet yang bisa dihindari. Diharapkan dalam memahami literasi digital, tiap orang memiliki 10 kompetensi digital mengenai rekam jejak digital. Kesepuluh kompetensi itu adalah 1) Kemampuan mengakses internet, 2) Memahami untuk mendalami dan mencari tahu, 3) Mengetahui bentuk-bentuk jejak digital untuk dapat menganalisis tiap kegiatan jejak digital, 4) Menyeleksi informasi yang diunggah, 5) Melakukan verifikasi (pembuktian) informasi yang keluar dan masuk, 6) Kemampuan evaluasi digital daring seperti data dan hal-hal mengenai keberadaan digital, 7) Proses distribusi untuk menunjukkan kehati-hatian, 8) Kemampuan memproduksi, 9) Membagikan dalam berpartisipasi yang positif, dan 10) Melakukan kolaborasi.”

Fajar Gomez selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kesibukannya saat ini adalah membintangi acara talkshow dan sedang mempersiapkan membintangi di sebuah sinetron. Hadirnya internet dan media digital baginya menjadikan mudah mencari informasi, bertransaksi, dan berkomunikasi, walaupun masih banyak penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan online. Jika kita tidak memahami literasi digital, maka akan merasakan berbagai macam kerugian yang disebabkan karena tidak paham atas keamanan dan privasi. Untuk tetap menjaga ekosistem digital kita agar tetap seru dan juga aman, ia katakan bahwa kita harus saring dan filter dulu segala macam dan bentuk informasi yang diterima saat berselancar di internet.

Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Djara Farman menyampaikan pertanyaan “Kalau secara kecakapan digital, bagaimana apabila bocornya data dari lembaga pemerintahan, mengingat ada saja berita di mana data bocor di lembaga pemerintahan. Itu kebobol atau memang bocor?”

Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Dr Bevaola Kusumasari, MSi, bahwa “Kadang-kadang dalam perlindungan privasi, misal fotokopi KTP untuk vaksin, kita tidak memikirkan akan diapakan fotokopi tersebut dan apakah terjamin keamanannya. Hal tersebut bukan dari faktor pemerintah melainkan dari rasa kepedulian dari kita sendiri. Di lain hal, pemerintah sedang berusaha keras untuk bisa melindungi data pribadi tiap penduduk dalam melalui produk-produk hukum yang lebih menyeluruh. Kedua hal tersebut masih memiliki kecepatan yang belum saling mengimbangi, sehingga muncul peluang kosong yang dimanfaatkan untuk bisa disalahgunakan dan dibobol. Sehingga kembali lagi kepada diri kita sendiri untuk selalu lebih waspada.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.