Bekasi tak pernah henti menarik perhatian peminat properti. Pamor kota penyangga di bagian timur Jakarta ini semakin naik kala pembangunan infrastruktur makin masif dan mulai terlihat.
Pembangunan infrastruktur bisa dikatakan menjadi salah satu faktor peningkatan angka pertumbuhan sektor properti di Bekasi. Setidaknya, ada empat proyek infrastruktur baru, yaitu Tol Bekasi Cawang–Kampung Melayu (Becakayu), light rail transit (LRT), Tol Jakarta–Cikampek II (elevated), dan kereta cepat Jakarta–Bandung.
Selain itu, penyediaan publik transport Trans Jakarta dari Bekasi menuju Jakarta serta bus Patriot yang akan terkoneksi dengan LRT juga sudah disediakan oleh pemerintah. Ini akan membuat warga Bekasi semakin nyaman dan betah.
Kehadiran infrastruktur yang fokus pada peningkatan aksesibilitas itu jelas akan meningkatkan nilai tambah Bekasi. Hal ini karena kini, jarak tempuh dari dan menuju Bekasi, khususnya dari Jakarta, menjadi lebih cepat.
Selain infrastruktur, nama Bekasi makin melambung setelah salah satu pengembang yang berdiri di situ, yaitu Summarecon Bekasi berhasil mendapatkan penghargaan di ajang FIABCI World Prix d’Excellence Award 2017, yang merupakan ajang penghargaan tahunan paling bergengsi untuk bidang properti.
Torehan prestasi tersebut diberikan untuk Summarecon Mal Bekasi dan flyover KH Noer Ali. Summarecon Mal Bekasi mendapatkan World Gold Winner untuk kategori ritel, sementara flyover KH Noer Ali untuk World Silver Winner untuk kategori Public Infrastructure/Amenities. Khusus untuk flyover KH Noer Ali, bangunan ini dinilai sebagai infrastruktur vital dalam menghidupkan kawasan utara Bekasi dan menjembatani kawasan utara dan barat Kota Bekasi.
Dampak positif
Pengembangan kota dan pencapaian tersebut membuat kawasan Bekasi kian diminati. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bekasi dari tahun ke tahun. Sampai sekarang, permintaan hunian dan keinginan untuk bisa tinggal di Bekasi tak juga surut. Tak heran, penjualan properti di kawasan tersebut tetap tinggi. Salah satunya di Kota Summarecon Bekasi.
Sejak dikembangkan pada 2010, Summarecon Bekasi dikembangkan secara berkesinambungan menjadi kota modern nan bergengsi. Penjualan produknya pun terus menanjak, baik untuk produk perumahan, komersial, hingga apartemen.
Summerecon Bekasi dipercaya oleh konsumen karena selain memberikan komitmen tinggi, pengembang juga memberikan pelayanan yang baik dan tepat waktu dalam melakukan serah terima. Prestasi ini semakin lengkap dengan perolehan prestasi dalam ajang penghargaan bergengsi kelas dunia.
Hal inilah yang kemudian membuat Summarecon kembali meluncurkan produk hunian terbaiknya, yaitu The Orchard, sebuah pengembangan kawasan hunian terbaru dari Summarecon Bekasi seluas 30 hektar dengan konsep Urban Nature Living.
The Orchard Summarecon Bekasi terdiri atas 5 kluster hunian modern yang nyaman dilengkapi club house di tiap kluster. Di sini juga akan ada danau yang dikelilingi taman bersama yang luas untuk digunakan untuk berbagai kegiatan luar ruangan semua penghuni.
Pada 20 Mei 2017, kluster pertama di kawasan The Orchard, yaitu Burgundy Residence, terjual habis dalam waktu 3 jam dengan total pendapatan mencapai sebesar Rp 198 miliar. Burgundy Residence sendiri hadir dengan ukuran yang beragam, mulai tipe Scarlet (6 x 11), Magenta (7 x 13), serta Vermilion (8 x 13).
Summarecon Bekasi melihat, kendati sudah habis terjual, permintaan Burgundy Residence masih tinggi. Oleh karena itu, Summarecon Bekasi membuka kembali penjualan Burgundy Residence tahap dua yang akan segera launching pada 23 September 2017.
Rumah dua lantai ditawarkan mulai dari Rp 1,1 miliar dengan beragam cara bayar yang fleksibel. Tersedia juga uang muka 20 persen yang bisa diangsur sampai dengan 24 kali atau tunai bertahap sampai 60 kali angsuran. Anda bisa langsung memilih unit dan berkesempatan mendapatkan special gift berupa sepeda motor dan voucer belanja.
Jika Anda merupakan orang yang memiliki preferensi tinggal di dalam kawasan berwawasan lingkungan dengan fasilitas lengkap, Burgundy Residence bisa dipilih. [IKLAN/*/VTO]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 29 Agustus 2017