Kita sebagai pengguna media digital perlu mengenal lebih jauh bagian yang terpenting dari teknologi digital, yaitu digital tools dan digital content. Digital content yaitu pemberdayaan yang kita lakukan untuk membuat suatu karya dengan didukung menggunakan digital tools.

Terkait dengan itu, kita harus mampu memanfaatkan teknologi digital dengan tujuan yang jelas agar tidak terjebak dalam aktivitas yang tidak jelas. Kita harus kendalikan instrumen besar, komentar dari netizen, jangan sampai terprovokasi dan jangan juga memprovokasi agar bisa mendapat manfaat yang lebih banyak di ruang digital yang tanpa batas ini.

Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Melawan Provokasi di Dunia Digital dengan Bijak”. Webinar yang digelar pada Selasa, 16 November 2021, diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.

Dalam forum tersebut hadir Septa Dinata (Peneliti Paramadina Public Policy Institute), Mathelda Christy (Praktisi Pendidikan dan Training), Andrea Abdul Rahman Azzqy (Dosen Universitas Budi Luhur Jakarta), Muhammad Mustafied (Sekretaris Nur Iman Foundation Mlangi Yogyakarta), dan Arya Purnama (Putra Pariwisata Nusantara 2018) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, Andrea Abdul Rahman Azzqy menyampaikan bahwa maraknya penyebaran berita provokatif dan hoaks telah menjadi masalah nasional karena dapat menimbulkan perpecahan, instabilitas politik, dan gangguan keamanan yang berpotensi menghambat pembangunan nasional. Dalam sebuah survei, sebanyak 88 persen responden menjawab bahwa provokasi adalah berita propaganda yang memang disengaja.

Pada survei 2019-2020, responden yang berpendapat memeriksa kebenaran berita heboh atau hoaks menurun dari 83,2 persen menjadi 69,3 persen, membuktikan bahwa semakin banyak pihak yang berpotensi menjadi korban dari hoaks. Dalam dunia tanpa sekat ini, bayanganmu, tulisanmu, gambar, dan suara dapat tersebar ke seluruh pelosok dunia.

“Jadi, mohon diproses dulu dengan akal serta nurani sebelum menyebarkan atau meneruskan informasi. Jangan mudah menambah-nambahkan tulisan, komentar, gambar, link maupun sekedar mengirimkan kembali berita maupun informasi yang janggal, selalu dalam keadaan waspada,” jelasnya.

Arya Purnama selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa kita dapat memilih dan menyaring informasi yang ada di ruang digital agar kita bisa menghindari provokasi yang ada di ruang digital. Banyak pengguna yang kurang cakap digital dan kurang memahami apa yang terjadi. Saring dulu sebelum sharing dan jangan asal mem-forward ke orang lain.

Gunakan dunia digital secara bijak dengan tidak melihat isu yang menimbulkan perpecahan dan perselisihan. Kita sebagai pengguna media digital harus cakap dalam menggunakan teknologi; tidak hanya cakap mengoperasikan perangkatnya tapi harus benar, baik, dan bijak dalam menggunakannya. Jangan gampang terprovokasi dengan yang ada di dunia maya, kita harus bisa menggunakan media sosial dengan baik dan bermanfaat. Jangan mudah terprovokasi dan jangan sampai kita juga mengundang hal-hal yang berbau provokasi.

Salah satu peserta bernama Guslestari menyampaikan, “Tidak dapat dimungkiri perkembangan dunia digital telah memengaruhi ke segala sisi kehidupan. Kecenderungan terhadap kebebasan berekspresi yang kebablasan juga seringkali berdampak pada berkurangnya rasa toleransi dan menghargai perbedaan. Bagaimana cara mengatasi adanya provokasi yang dapat memecah belah bangsa, melihat satu unggahan orang dengan sangat mudah terprovokasi hal tersebut?”

Pertanyaan tersebut dijawab Muhammad Mustafied. “Kita sebagai pengguna aktif media digital harus melibatkan diri sebagai bagian yang berupaya untuk melawan hoaks atau provokasi itu. Kita harus aktif dalam menyebarkan informasi yang valid untuk meng-counter atau melawan provokasi. Dari sisi pemerintah harus merumuskan kerangka hukum digital yang memberikan efek jera agar tidak lagi yang terjebak menjadi korban ataupun pelaku.”

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]