The Japan Foundation, Jakarta (JF Jakarta) menggelar Japan Cultural Weeks (JCW) 2025 di Gedung Summitmas II, Jakarta (8-19/6/2025).
Mengusung konsep interaktif, rangkaian kegiatan ini tak sekadar memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia, tetapi juga membuka ruang dialog budaya yang hangat dan membangun antara kedua negara.
Kegiatan JCW 2025 dibuka meriah lewat Okinawa Day pada Minggu (8/6). Acara ini khusus menyorot budaya dari Prefektur Okinawa, wilayah selatan Jepang yang dikenal dengan kekayaan tradisinya yang unik.
Okinawa Day menghadirkan pertunjukan dan lokakarya tari serta musik Okinawa hasil kolaborasi dengan komunitas Umaku Eisha Shinka Indonesia. Tak hanya itu, pengunjung dapat melihat pameran alat musik tradisional, seni tari Ryukyu Buyo, hingga kehadiran kostum samurai Okinawa yang dipersembahkan oleh INOBU Indonesia Samurai.
Pengunjung tampak antusias memadati area acara untuk mencoba mengenakan yukata—pakaian musim panas khas Jepang. Ragam kuliner khas Okinawa juga menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat yang datang dari bebagai daerah.
Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tampak antusias berbincang langsung dengan penutur asli Jepang, berburu souvenir khas, hingga mencoba permainan tradisional. Menariknya lagi, pengunjung juga berkesempatan mendapatkan tiket gratis ke Okinawa.
Okinawa Day menjadi pembuka dari rangkaian proyek budaya Okinawa lainnya dari Japan Foundation, termasuk film dan pertunjukan tari yang dijadwalkan berlangsung di Solo dan Jakarta pada Juli 2025.
Program menarik
Selepas pembukaan yang semarak, JCW 2025 menyuguhkan berbagai program menarik. Pada Selasa (10/6), pengunjung diajak mengasah pengetahuan melalui Minato Quiz, sebuah kuis interaktif seputar budaya Jepang.
Dilanjutkan pada Rabu (11/6), program Japanscope Podcast Live dengan tema “Echoes and Patterns: Okinawa through Music and Bingata” mengupas kekayaan musik dan tekstil khas Okinawa secara lebih dalam.
Bagi pencinta permainan tradisional Jepang, Kamis (12/6), menjadi kesempatan emas bagi pengunjung untuk mengikuti IGO Workshop tingkat pemula. Ini merupakan sebuah permainan strategi papan yang sudah dimainkan di Jepang sejak berabad-abad lalu.
JCW 2025 juga membuka mata peserta pada dunia penerbitan komik Jepang lewat acara “Kenal Kerja Editor & Penerjemahan Manga” pada Jumat (13/6). Di sini, para penggemar manga bisa memahami proses rumit di balik terbitnya manga favorit mereka di Indonesia.
Tradisi klasik
Sisi tradisi klasik Jepang turut dihadirkan melalui demonstrasi Upacara Minum Teh Tradisional pada Selasa (17/6) dan Demonstrasi Ikebana, seni merangkai bunga Jepang pada Kamis (19/6). Kedua kegiatan ini tak hanya menyajikan keindahan visual, tetapi juga mengandung filosofi mendalam tentang ketenangan, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap alam.
Seluruh rangkaian JCW 2025 ini terbuka untuk umum dan gratis, cukup dengan melakukan pendaftaran sebelumnya. Upaya The Japan Foundation, Jakarta dalam menghadirkan kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari misi lembaga tersebut untuk mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin sejak lama.
Dengan kegiatan seperti JCW 2025 ini, The Japan Foundation, Jakarta memberi kesempatan langka bagi masyarakat Indonesia untuk menyelami budaya Jepang secara langsung—dari yang tradisional hingga modern, dari yang artistik hingga kuliner. Bahkan mereka yang baru ingin belajar bahasa Jepang dapat berinteraksi langsung dengan penutur aslinya selama acara berlangsung.
Masyarakat yang ingin tahu lebih jauh tentang keindahan budaya Jepang dapat mengakses tautan resmi The Japan Foundation, Jakarta.