Saat ini semua hampir anak bisa dibilang sangat intens menggunakan media digital, ditambah dukungan belajar online dari rumah, yang secara tidak langsung membuat mereka semakin candu terhadap internet. Untuk menghindari kemungkinan besar terjadinya kecanduan kepada anak-anak tersebut, para orang tua dapat melakukan detoks digital pada anak ataupun membatasi penggunaan gawai pada anak.
Orang tua juga harus selalu berkomunikasi tentang dampak negatif dalam kecanduan berinternet agar anak dapat mengerti secara perlahan dan akan lebih terbuka kepada orang tua. Terdapat banyak hal positif jika hubungan komunikasi anak dan orang tua semakin erat.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Kiat Cegah Kecanduan Digital Pada Anak”. Webinar yang digelar pada Selasa (31/8/2021) pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Zahid Asmara (Art Enthusiast), Mario Antonius Birowo, Ph.D. (Staf Pengajar Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Muhammad Yusran Darmawan (Blogger, Influencer & Digital Strategist), Denisa N. Salsabila (Kaizen Room), dan Adit Suryo (Aktor) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Mario Antonius Birowo, Ph.D. menyampaikan, “Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita memiliki paparan konten media digital yang semakin tinggi. Anak-anak tidak bisa melakukan kegiatan bermain bersama teman-temannya serta kegiatan di luar ruangan yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan mereka.”
Dampak kecanduan
Menurut Mario, situasi pandemi juga menyebabkan mereka mengalami belajar jarak jauh, yang sebagian besar mengandalkan pembelajaran online bagi wilayah yang sudah memiliki jaringan internet. Dampak buruk dari kecanduan media digital adalah mereka menjadi rentan terhadap berbagai konten negatif di media digital seperti anti-sosial, sulit berkomunikasi, dan lebih fokus kepada diri sendiri.
“Orang tua memiliki peran penting untuk mengawasi penggunaan media digital anak agar terhindar dari hal-hal tersebut,” ujarnya.
Adit Suryo selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan, dengan adanya internet dan media digital, belanja online dari rumah lebih ekonomis. Bisnis bisa dilakukan lewat media sosial; sekarang memegang handphone saja sudah bisa pegang uang. Terkait menanggapi para haters di media sosial, ia sampaikan untuk lebih baik diabaikan saja kecuali sudah keterlaluan, baru bisa lakukan pelaporan.
Tips dan trick konten agar selalu berbeda dari yang lainnya adalah kita harus cari konten yang berbeda tetapi tetap konten positif agar netizen yang melihatnya pun jadi lebih baik lagi. Tips biar produktif dari rumah adalah harus banyak menggali ide, lihat apa yang hits, jangan patah semangat, dan bisa buat konten di rumah saja secara kreatif.
Para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Adrian Feli menyampaikan pertanyaan, “Bagaimana cara menciptakan etika digital yang bijak agar anak tersebut tidak kecanduan pada apapun, tetapi dapat membentuk pola pikir masyarakat, anak-anak, dan remaja yang sehat agar bisa berperilaku bijak dalam menghadapi jejak digital?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Mario Antonius Birowo, Ph.D. “Hal yang penting dalam konteks kecanduan adalah kita dapat memisahkan antara kecanduan dan keinginan. Orang tua bisa mengkomunikasikan tentang situasi dan dampak negatif dalam kecanduan berinternet. Caranya bisa dengan menggunakan alternatif, seperti mencari kegiatan positif yang lain di luar rumah, dan membatasi penggunaan gadget kepada anak.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.