Kota Yogyakarta memang tidak pernah lepas dari aktivitas wisata yang menjadi urat nadinya. Untuk itu, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta berusaha semaksimal mungkin untuk bisa terus menciptakan destinasi atau aktivitas wisata yang baru. Salah satunya adalah dengan menggelar Jalan-jalan Sore pada Kamis (19/5/2022). Jalan-jalan Sore digelar dalam rangka menimbang magnet pariwisata yang di kawasan Kotabaru.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan, Jalan-jalan Sore merupakan rangkuman dari lima aktivitas Tour de Kotabaru. Lima aktivitas wisata tersebut yaitu Kotabaru Night Run, Tour Estetik de Kotabaru yang terdiri dari 11 titik, Tour Kuliner de Kotabaru yang terdapat pada 25 titik, Tour Sejarah dan Budaya de Kotabaru yang terdiri dari 13 titik, serta Tour Belanja de Kotabaru yang terdiri dari 13 titik. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta berusaha meningkatkan lima aktivitas tersebut agar bisa diakses oleh wisatawan yang berkunjung di Kota Yogyakarta. Seluruh pelaku usaha di kawasan Kotabaru pun berpartisipasi dalam mendukung Tour de Kotabaru.
“Jalan-jalan Sore ini digelar supaya dapat memberikan gambaran seperti apa aktivitas wisata di Kotabaru ini. Semoga Tour de Kotabaru ini bisa menjadi bagian yang penting dari kegiatan pariwisata Kota Yogyakarta,” ungkap Wahyu.
Peserta Jalan-jalan Sore berjumlah sekitar 50 orang dari berbagai komunitas-komunitas yang ada di Kotabaru. Peserta pun dapat mengunjungi berbagai stan produk-produk dari pelaku usaha yang ada di Kotabaru dan dapat membeli produk tersebut.
Penghargaan untuk 5 foto terbaik dalam Photography Competition Kotabaru yang telah dilaksanakan pada Kamis (12/5/2022) yang lalu juga diserahkan. Penghargaan ini diserahkan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi kepada Galih Putra Utama, Bagas Auallya Darmawan, Wisnu Nugroho, Setyo Indarto, dan Budi Prasetiyo.
Jalan-jalan Sore dibuka oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta. Walau hujan gerimis, antusiasme peserta tidak surut. Rombongan peserta dikawal oleh 17 prajurit Bregodo Kusuma Aji Kompi Bantuan Kotabaru. Rute Jalan-jalan sore diawali dari kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menuju ke Jalan Jenderal Sudirman, kemudian mengunjungi Museum Sandi, dan berakhir di Silol Kopi & Eatery.
Dalam sambutannya, Heroe mengatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka menandai momentum pemulihan ekonomi dan kebangkitan Kota Yogyakarta. Dalam dua minggu ini, Pemerintah Kota Yogyakarta mencoba menggelar berbagai macam kegiatan produksi, pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta membuka beberapa destinasi wisata termasuk Kotabaru. Kota Yogyakarta memiliki empat kawasan cagar budaya, di antaranya kawasan cagar budaya Kraton dan Malioboro, kawasan cagar budaya Pakualaman, kawasan cagar budaya Kotagede, serta kawasan cagar budaya Kotabaru.
“Selama ini, Kotabaru belum tereksplorasi sebagai destinasi wisata, tetapi sebenarnya sudah menjadi wisata kuliner dan fashion yang banyak diminati para mahasiswa dan wisatawan. Dengan Tour de Kotabaru, maka kawasan ini akan berkembang menjadi kawasan premium untuk destinasi wisata belanja, heritage, dan budaya,” ungkap Heroe.
Tata ruang kawasan Kotabaru dulunya dibangun pemerintah Belanda untuk para penghuni pejabat pabrik gula. Selain itu, Kotabaru juga menyimpan sejarah tempat berkumpulnya para pemuda Jogjakarta ketika merebut senjata dari Jepang. Peristiwa bersejarah ini disebut dengan pertempuran Kotabaru. Karakter indische tersebut dieksplorasi sehinga menjadi karakter unik sebuah destinasi wisata. Dalam sambutannya, Heroe pun berharap, masyarakat turut andil dalam mengembangkan keunikan kawasan Kotabaru tersebut untuk kesejahteraan masyarakat. [AYA]