Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tajuk “Pasang Identitas Asli tapi Tetap Jaga Privacy!”. Webinar yang digelar pada Senin (12/7) di Kota Tangerang itu, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Maureen Hitipieuw – Kaizen Room, Dewi Rahmawati S.Kom – Product manager at Localin, Rusman Nurjaman – Peneliti Lembaga Administrasi Negara, dan Adetya Ilham – Kaizen Room.

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Maureen Hitipieuw membuka webinar dengan mengatakan alasan pentingnya literasi digital adalah mengajak masyarakat untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

“Selain itu juga berguna untuk memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lebih lancar, serta berkolaborasi dengan lebih banyak orang,” tuturnya. Adapun manfaat literasi digital yakni menghemat waktu, hemat biaya, memperluas jaringan, membuat keputusan yang lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien.

Maureen menambahkan, masyarakat juga memerlukan digital skills yang merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital.

“Mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone. Media sosial harus disikapi dengan bijak, pasang identitas asli tapi jaga privasi. Pilih-pilih teman dulu jangan asal. Statusmu adalah harimau mu. Mari mendapatkan peluang di dunia digital seperti menciptakan peluang bisnis atau karier,” katanya.

Dewi Rahmawati menambahkan, digital etichs merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet) dalam kehidupan sehari-hari.

“Bahwa menggunakan media digital mestinya diarahkan pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama. Demi meningkatkan kualitas kemanusiaan,” ujarnya.

Adapun ruang lingkup etika meliputi kesadaran, integritas, tanggung jawab, kebajikan. Ia pun mengajak masyarakat untuk melakukan perlindungan data pribadi, dengan cara menggunakan data asli atau samaran saat di dunia digital dengan bertanggung jawab.

“Lalu gunakan email berbeda untuk setiap aktivitas digital, pisahkan antara kebutuhan keuangan dan sosial. Gunakan password yang kuat dan berbeda di setiap platform dan berkala diperbaharui. Hindari memberikan tanggal lahir dan nama ibu kandung dengan alasan penawaran apapun,” ungkapnya.

Rusman Nurjaman menjelaskan identitas digital merupakan cara elektronik untuk mengidentifikasi seseorang yang digunakan sebagai instrumen untuk membuktikan eksistensi seseorang di ranah digital.

Identitas digital dapat berupa alamat email, nomer telepon, akun media sosial, data biometrik dalam e-KTP (misal untuk verifikasi layanan perbankan). Menurut Rusman, jenis privasi ada 2 yaitu privasi diri dan privasi kelompok.

Privasi diri yakni keluarga, kehidupan, rumah tangga, keuangan, kesehatan, termasuk keyakinan/kepercayaan. Sedangkan privasi kelompok meliputi database perusahaan, strategi, resep, atau formula sukses, sampai laporan keuangan.

“Perlindungan privasi sebagai hak digital yakni hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi, hak untuk merasa aman. Hak pribadi merupakan hak untuk menikmati kehidupan pribadi dan bebas dari segala macam gangguan, serta hak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa tindakan memata-matai,” ujarnya.

Sebagai pembicara terakhir, Adetya Ilham memaparkan, prinsip tangkas berinternet yakni cerdas berinternet, cermat berinternet, tangguh berinternet, bijak berinternet, dan berani berinternet.

“Kenapa harus ada digital safety? karena aktivitas Internet di dunia maya saat ini masih terbilang bebas tanpa ada aturan hukum yang ketat. Banyaknya aktivitas Internet secara ilegal ini, membuat Internet menjadi teknologi yang cukup berbahaya,” katanya

Ia menambahkan, aktivitas ilegal yang paling umum terjadi yakni Warez (pelanggaran hak cipta suatu karya), Cyber bullying ( penghinaan dan kata-kata kasar di internet), penghinaan dan pelecehan SARA, serta konten dewasa dan aktivitas kejahatan lainnya.

“Beberapa cara aman dalam berinternet, yakni selalu logout setelah masuk ke jejaring media sosial atau akun pribadi. Contohnya melakukan logout setelah membuka email di perangkat manapun. Lalu, aktifkan pengaturan privasi di akun pribadi,” jelasnya.

Selain itu, buatlah susunan password yang rumit dan kuat, menjelajahi informasi di internet dengan aman dengan hanya membuka situs yang terpercaya. Jangan membuka web yang tidak dikenal atau link aneh yang justru bisa membuat informasi atau data pribadi dicuri.

Hapus history penelusuran internet, agar orang lain tidak bisa mencari tahu apa yang dicari sebelumnya. Meminimalisasi penggunaan free wifi apalagi saat melakukan transaksi online.

“3 kunci aman berinternet yakni pikirkan dulu sebelum kamu menerima sebuah permintaan, pikirkan dulu sebelum kamu mengirimkan sesuatu, pikirkan dulu sebelum kamu membagikan sesuatu,” pungkasnya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Erin menanyakan, bagaimana cara kita menyadarkan generasi millenial akan pentingnya proteksi digital?

“Kaum milenial sebagai mayoritas penduduk di indonesia punya peranan terbesar, khususnya gerakan literasi digital. Data pribadi ini sangat-sangat berharga, harga data pribadi ini sudah seharga minyak dunia. Jangan sampai data pribadi kita bocor. Semua dimulai dari rumah dulu nanti yang lain ikut agar menjaga pentingnya data pribadi,” jawab Maureen.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.