Pada transformasi digital, integrasi teknologi digital ke dalam semua area aktivitas menghasilkan perubahan mendasar dalam cara operasi dan memberikan nilai tambah pada stakeholder. Pemahaman paradigma literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan kini bukan hanya manual, melainkan juga digital. Keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk cetak, visual, digital, dan auditori harus diperkuat. Masyarakat harus mengubah gaya hidupnya yang berawal dari budaya lisan menjadi budaya baca. Kita harus menjadi warga digital yang positif dan aman.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Melawan Provokasi di Dunia Digital dengan Bijak”. Webinar yang digelar pada Kamis, 9 September 2021, pukul 13:00-15:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Tommy Widiyatno (Pekerja & Pengembang Media Seni), AA Subandoyo (Kipaa.com), Dr. Bambang Pujiyono, MM, MSi (Dosen Fisip Universitas Budi Luhur Jakarta), Maryam Fithriati MSW (Co-Founder Pitakonan Studio and Management & Pegiat Literasi Komunitas), dan Vanda Rainy (Aktris & Presenter TV) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Dr Bambang Pujiyono, MM, MSi menyampaikan informasi penting bahwa “Pada abad ke-21 ini telah terjadi konvergensi antara teknologi, informasi, dan komunikasi. Perilaku budaya kita tergolong kaget menghadapi perubahan yang begitu cepat. Dampak dari digitalisasi yang berpengauh kepada Indonesia dapat dilihat dari beberapa hal, seperti fakta bahwa teknologi digital telah merebut posisi manusia sebagai produsen budaya, dan tidak semua orang mampu menyelami hidup yang begitu cepat berubah. Literasi digital adalah sebuah alat dan media untuk mengisi, menyebarkan, dan menggunakan Informasi yang membuat kita produktif, edukatif, serta rekreatif. Saat bermedia digital juga harus menghindari konten-konten yang sifatnya negatif. Untuk melakukan hal itu, kita harus pertajam logika dan pertebal rasa, perkuat pertahanan diri dengan nilai dan norma, menggunakan ruang digital secara bertanggung jawab, dan aktif melakukan kolaborasi antara aparat penegak hukum, kominfo, dan masyarakat. Manusia berbudaya adalah manusia utama, yang menggunakan cipta, rasa, dan karsa untuk meningkatkan martabat hidupnya.”
Vanda Rainy selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa terkait melawan provokasi di dunia digital dengan bijak, kita harus bisa membuat orang untuk lebih berhati-hati lagi saat seliweran di dunia digital. Hal itu karena dengan mudahnya akses internet saat ini, banyak orang mudah termakan hoaks dan sampai terbawa provokasi digital saking cepatnya informasi-informasi yang belum tentu benar tersebar ke seluruh Indonesia, bahkan seluruh usia. Oleh karena itu, kita pun harus semakin bijak dan pintar-pintar dalam berinternet, terutama dalam membaca sebuah informasi.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Leni Marcanda menyampaikan pertanyaan “Bagaimana caranya untuk mengurangi berita berita hoaks, karena di zaman sekarang berita selalu dibesar-besarkan atau disalahgunakan dan terjadilah berita hoaks?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh AA Subandoyo, bahwa “Hal yang bisa kita lakukan pastinya adalah jangan ikut menyebarkan berita yang memang tidak benar kejelasannya kepada siapapun; lebih baik stop di kita saat mengetahui berita itu tergolong hoaks. Selain itu, kita juga bisa memberitahukan seseorang yang sudah termakan berita hoaks untuk tidak mempercayai berita tersebut.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Utara. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.