Mewujudkan konsep kota mandiri tidaklah semudah membalik telapak tangan. Perencanaan matang serta konsistensi menjadi salah satu pilar yang bisa memuluskan jalan. Didukung lokasi strategis serta pengembangan terpadu, berinvestasi di kawasan tersebut bakal memberikan impresi tersendiri.

Apalagi pada tahun ini terdapat optimisme tinggi terhadap kondisi perekonomian Tanah Air, yaitu Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada 2017.  Pertumbuhan ekonomi juga banyak digerakkan pembangunan infrastruktur. Tak pelak, tahun ini merupakan momen tepat untuk mengembangkan uang Anda melalui sektor properti.

Salah satunya, di Kota Jababeka. Kawasan dengan luas total 5.600 hektare di Cikarang, Bekasi ini telah bertransformasi menjadi kawasan hunian dan komersial kelas menengah-atas dan tempat berbisnis bagi lebih dari 1.650 perusahaan multinasional dari 30 negara.

Presiden Direktur Jababeka Residence Sutedja S Darmono menuturkan, perkembangan infrastruktur transportasi menjadi kunci keberhasilan penjualan di Kota Jababeka. “Kami sangat diuntungkan karena pemerintah saat ini memfokuskan pengembangan infrastruktur di timur Jakarta, termasuk area Jababeka.”

Pengembangan infrastruktur yang dimaksud Sutedja mencakup rencana pembangunan dua stasiun Commuter Line Jabodetabek di Cikarang Utara, dekat Kota Jababeka, termasuk jalur mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), jalan tol layang (elevated toll road) Jakarta – Cikampek dari Kilometer 8 sampai Kilometer 45 yang pembangunannya sudah dimulai 20 Maret 2017.

Ada pula pembangunan kereta cepat (high speed train) yang melintasi kawasan Cikarang. Sedangkan pengerjaan yang terbaru adalah JR Connexion yang menjadi fasilitas transportasi antar kawasan pengembang di Jabodetabek. Jababeka Residence secara simultan terus berbenah, baik yang terkait infrastruktur, utilitas, maupun lanskap kota. Berbagai produk properti dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan di Kota Jababeka.

Sebut saja, Monroe Tower, apartemen 14 lantai yang ditawarkan mulai Rp 300 jutaan yang sangat diminati pasar. Sutedja memaparkan,“Kesuksesan apartemen Monroe Tower didukung captive market Jababeka Residence seperti perusahaan-perusahaan multinasional dan mahasiswa President University.”

Prospektif
Setelah keberhasilan Monroe Tower, Jababeka Residence meluncurkan produk komersial terbaru, Ruko Hollywood Boulevard Tahap II. Sebelumnya, tahap I telah sold out pada 9 April 2017.

Produk komersial ini berlokasi strategis karena akan dibangun di jalan penghubung antara area Jababeka Residence dan Kawasan Industri Jababeka. Yang menarik, Ruko Hollywood Boulevard Tahap II terletak di sekeliling kompleks Rukost Eksklusif Beverly Hills, berseberangan apartemen Mustika Golf Residence dan pusat grosir Save Max, serta Hotel Horison Jababeka dan pusat kuliner Hollywood Junction.

Ruko Hollywood Boulevard yang berada di jalan besar utama kawasan Indonesia Movieland dapat dipergunakan sebagai lokasi syuting film karena memiliki fasad dan ornamen film yang unik pada dinding bangunan. Ruko Hollywood Boulevard Tahap II merangkum sebanyak 30 unit, masing-masing setinggi 2,5 lantai dengan luas tanah 50 meter persegi dan luas bangunan 90 meter persegi. Harga yang ditawarkan mulai Rp 1,6 miliaran dan disediakan beberapa pilihan cara bayar seperti tunai keras, tunai bertahap, dan KPR.

Berbarengan peluncuran Ruko Hollywood Boulevard Tahap II, Jababeka Residence juga meluncurkan kembali ruang usaha berkonsep small office home office (SOHO) Cortes. Lokasinya strategis, karena berdekatan dengan Jababeka Green Market, sekolah Al-Azhar dan Santo Leo, dan Hotel Jepang Celecton Jababeka. Letaknya berada di dalam kawasan pusat bisnis Jababeka mencakup Mayfair (Plaza Indonesia Jababeka) dan mal Jepang ternama, serta dikelilingi 50 ribu rumah.

Kini, Jababeka Residence menawarkan Cortes Tahap II, sebelumnya tahap pertama habis terjual 100 persen. Cortes berukuran luas bangunan 60 meter persegi yang terdiri atas dua  lantai, yang ditawarkan mulai dari harga Rp 600 jutaan. [IKLAN/*/AJG]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 April 2017

FOTO DOK KOMPAS/HARRY SUSILO