Bagi Anda yang mulai merencanakan keuangan dan mengatur pos-pos biaya hidup, tak jarang menghadapi dilema, seperti membeli asuransi atau investasi saja dulu? Mana sih yang lebih penting?

Selamat datang di perencanaan keuangan 101. Tahukah Anda dalam perencanaan keuangan, perlindungan akan risiko menjadi prioritas utama, sebelum mulai berinvestasi. Namun, tentunya sebelum membeli asuransi, tentu saja kita perlu memahami seperti apa kebutuhan asuransi kita.

Kebutuhan asuransi setiap orang berbeda-beda. Contoh faktor yang memengaruhi adalah adanya perbedaan pekerjaan, tingkat penghasilan, gaya hidup, dan jumlah tanggungan. Tentunya orang yang belum menikah tidak perlu membayar asuransi untuk tanggungan. Selain itu, orang yang belum menikah, fokus utama lebih ke asuransi kesehatan.

Asuransi jiwa biasanya jatuh di prioritas kedua. Mengapa? Karena yang dicari adalah perlindungan terhadap risiko kesehatan, bukan persiapan warisan. Jika belum punya tanggungan, warisan akan diberikan ke siapa?

Sebaliknya, jika Anda memiliki tanggungan, mungkin akan membagi fokus antara asuransi kesehatan dan juga asuransi jiwa. Karena, bukan hanya Anda tidak ingin membebani biaya pengobatan kepada keluarga tercinta, Anda juga tentu ingin memastikan kelangsungan hidup keluarga tercinta seandainya terjadi risiko pada diri kita, terutama sebagai pencari nafkah utama.

Tahap berikutnya sebelum Anda membeli produk asuransi adalah untuk cek dengan perusahaan tempat Anda bekerja (jika pekerjaan Anda adalah karyawan, baik swasta maupun negeri). Biasanya perusahaan sudah memberikan asuransi. Baik BPJS pemerintah maupun tambahan asuransi lainnya. Bacalah premi tersebut baik-baik untuk melihat mana yang sudah di-cover dan apakah Anda perlu membeli tambahan sesuai kebutuhan.

Nah, setelah membeli asuransi, barulah Anda bisa mengalihkan pikiran pada investasi. Mengapa investasi prioritasnya di bawah asuransi? Karena investasi bertujuan untuk menumbuhkan aset pada masa depan. Sementara itu, asuransi bersifat proteksi. Jadi, kalau hanya menumbuhkan uang tanpa mempunyai proteksi, kita akan mengalami risiko kehilangan uang yang telah kita kumpulkan itu.

Contoh, Budi berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 50 juta dari investasi selama beberapa tahun. Namun, kemarin Budi masuk rumah sakit karena harus melakukan operasi minor. Karena  tidak memiliki asuransi, Budi harus mengeluarkan biaya pengobatan sebesar Rp 30 juta dari kantongnya sendiri.

Itu berarti, hasil investasi dia sekarang sudah terkikis hingga bersisa hanya Rp 20 juta. Lain halnya, jika ia memiliki asuransi. Uang Rp 50 juta mungkin masih utuh. Kalaupun harus membayar, sisa yang dibayar akan lebih sedikit dibandingkan membayar keseluruhan biaya pengobatan.

Oleh karena itu, pastikan untuk memahami produk asuransi yang sudah dimiliki dan juga teliti dalam membeli produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kantong Anda. Jangan sampai menjadi beban.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk asuransi di OCBC NISP, silakan klik tautan berikut https://www.ocbcnisp.com/id/individu/wealth-management atau mengunjungi cabang terdekat. Selamat berasuransi.