Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.
Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Tips dan Trik Hindari Penipuan Daring”. Webinar yang digelar pada Selasa, 19 Oktober 2021 di Kabupaten Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring.
Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Didin Sutandi – Penulis & Jurnalis, Nurul Dwi Purwanti, SIP, MPA – Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada, Ahmad Maulana, SMat, MSc – Peneliti UGM & Wiraswasta Bidang Digital Travel & Edukasi dan Uji Baskoro – Direktur PT Intrans.
Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Didin Sutandi membuka webinar dengan mengatakan, hampir 90 persen dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia sudah pernah melakukan aktivitas pembelian barang atau jasa secara daring.
“Ada potensi besar penipuan di sana. Modus penipuan daring biasanya menggunakan data diri. Modus atau cara penipuan berbasis data diri yang diunggah di media sosial menjadi cara paling cepat dan terkini dalam penipuan daring,” tuturnya.
Lalu via whatsapp, penipuan melalui aplikasi WhatsApp yang umum terjadi adalah berupa kiriman link hadiah atau voucher diskon. Selain itu, SIM Swap Fraud, yang merupakan modus dimana penipu akan mengambil alih akun media sosial atau akun bank korban dengan menggunakan nomor kartu SIM.
Via SMS, modus ini terbilang jadul, tapi masih sering dilakukan penipu. Biasanya berupa tawaran pinjaman cepat dan iming-iming hadiah. Via telepon, modus klasik tapi masih efektif, karena masih banyak menelan korban.
Ahmad Maulana menambahkan, media digital seperti internet memberikan manfaat sekaligus membuka peluang terjadinya persoalan baru. Hal itu disebabkan karena kurangnya kecakapan digital, lemahnya budaya digital dan rapuhnya keamanan digital yang menimbulkan beberapa persoalan terkait privasi, penipuan dan lain sebagainya.
“Sisi negatif perkembangan dunia digital yakni pencurian. Dari segi pencurian sudah banyak hacker yang menggunakan perkembangan teknologi untuk mengambil uang orang lain. Penipuan melakukan berbagai modus baru untuk merugikan orang lain,” ujarnya.
Uji Baskoro turut menjelaskan, secara teknis, penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang kita terima mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta pembajakan/peretasan akun dan cloning platform yang kita miliki.
“Biasanya seseorang bisa tertipu karena serakah, karena menginginkan hadiah, bonus atau diskon. Selain itu bisa juga karena iba, donasi, Cinta, dan simpati. Jangan klik sembarang tautan, pahami hak dan kewajiban sebagai pelaku usaha maupun konsumen, supaya tidak tertipu dan menipu,” paparnya.
Dalam sesi KOL, Gloria Vincent mengatakan, kita tahu di dunia digital ini banyak sekali macam orang dan mungkin saatnya kita menjadi orang Indonesia harus berani menjadi pengguna media sosial yang aktif tidak hanya pasif.
“Tetapi aktif dalam artian memberikan kontribusi untuk memberikan konten-konten positif karena menurut aku Indonesia butuh konten positif, butuh orang-orang yang mengerti 4 pilar literasi digital dan butuh orang-orang yang mau untuk aktif sama-sama membangun Indonesia melalui platform digital,” pesannya.
Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Taufik Kusuma menanyakan, bagaimana kita sebagai anak muda bisa memaksimalkan kecakapan digital kita di dunia digital agar terhindar dari penipuan?
“Yang perlu dilakukan adalah kita mengetahui dulu minatnya apa, misalnya pengoprasian laptop atau smartphone untuk kita ketahui. Tahap berikutnya itu meningkatkan kecakapan digital untuk lebih maju hal yang terpenting itu minatnya di bidang apa, kalau sudah punya menentukan minat nya maka tekunilah bidang yang dipilih,” jawab Didin.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.