Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. 

Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar.

Menyikapi hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri webinar literasi digital #MakinCakapDigital dengan tema “Paham Digital “Jebakan Batman” Hilang”. Webinar yang digelar pada Selasa (21/9/2021) di Kota Tangerang, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. 

Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Yossy Suparyo – Direktur Gedhe Nusantara, Dr. Dwiyanto Indiahono – Dosen Kebijakan Publik Universitas Jenderal Soedirman, Sigit Widodo – Internet Development Institute dan Daniel J Mandagie – Professional Digital Technology.

Internet bukan dunia terpisah

Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Yossy Suparyo membuka webinar dengan mengatakan, sekarang ini internet sudah menjadi kebutuhan. 

“Dampak positif internet yakni bisa dengan mudah update informasi, pendidikan, hiburan, bisnis,” tuturnya. Meski begitu, perlu pemahaman sebelum sharing, saring dulu. Sebab, konten yang baik, belum tentu benar, dan tidak semua konten yang benar pantas disebar, konten yang benar belum tentu bermanfaat.

Dr. Dwiyanto Indiahono menambahkan, netiket adalah etiket di jaringan dunia maya. Etiket diterapkan dalam penggunaan internet, baik yang bersifat pribadi (seperti mengirim email), maupun umum/forum digital (media sosial, chat, komunitas digital). 

“Penting sekali bangun citra diri positif. Hanya posting hal bermanfaat, menginspirasi, memotivasi, memberi solusi, menjalin silaturahmi-membuat jejaring dengan cara yang santun. Netiket membantu menyediakan informasi valid yang bermanfaat,” tuturnya.

Sigit Widodo turut menjelaskan, internet bukan dunia yang sama sekali terpisah dengan dunia offline. Sebab, apa yang kita tulis di internet akan dibaca oleh orang lain, foto dan video kita akan disaksikan oleh orang lain. 

“Di ujung sana ada manusia yang sebagian kita kenal, namun sebagian besar tidak kita kenal sama sekali. Hukum yang berlaku di dunia luring juga berlaku di dunia daring. Maka, jangan melanggar hukum,” katanya.

Menurutnya, masyarakat perlu mewaspadai jejak digital. Semua yang kita kirimkan ke jaringan publik harus dianggap tidak bisa dihapus. Semua hal dalam bentuk digital dapat dengan mudah disalin dan di sebarkan, sehingga jejak digital akan terekam di banyak tempat. Jejak digital di internet abadi selama internet masih ada.

Literasi digital

Sebagai pembicara terakhir, Daniel J.Mandagie mengatakan, karakteristik digital society yakni tidak menyukai aturan yang mengikat, senang mengekspresikan diri, belajar bukan dari instruksi melainkan dengan mencari, tidak ragu untuk mendownload dan upload.

“Bagaimana menjadikan internet tempat yang aman, tunjukkan perilaku baik di dunia, periksa pengaturan akun dan kata sandimu, jangan menyebarkan rumor,” tuturnya.

Dalam sesi KOL, Ronald Silitonga mengatakan, literasi digital menjadi suatu hal yang penting karena kita harus memiliki dasar yang kuat agar tidak percaya informasi hoaks, jadi memang program literasi ini agar kita belajar literasi digital yang kuat. 

“Cara kita agar berselancar nyaman dan aman tips dan triknya kita harus ganti password secara berkala, jangan sembarangan klik, jangan menggunakan wifi publik untuk transaksi keuangan, jangan suka foto seperti vaksin yang ada data diri, jangan upload secara real time,” katanya.

Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Diki menanyakan, bagaimana cara agar anak yang sudah diberi gawai tidak kena jebakan batman dalam konten negatif?

“Yang pertama orang tua memiliki kewajiban mengajarkan perilaku yang baik termasuk bermedia sosial, ingatkan jangan memakai kata kasar, kalau temanmu punya kekurangan jangan dihina hal seperti itu harus diajarkan. Begitu juga safetynya kalau dapat pesan sebelum diketik beritahu ayah dulu ya. Orang tua juga harus punya teladan kirim pesan bisa dilihat juga oleh anaknya kalau membalasnya seperti itu,” jawab Dwiyanto.

Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Tangerang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram @siberkreasi.dkibanten dan @siberkreasi.

Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.