Kolaborasi apik antara ekspresi seni dan implementasi pendidikan mewarnai Gelar Budaya Tarakanita Jakarta-Tangerang. Di tengah kemeriahan tarian, nyanyian, dan drama musikal, terselip inovasi dan kreativitas siswa yang tak kalah mencuri perhatian. Bahkan, pameran pendidikan yang digelar serentak menjadi bukti nyata bagaimana ide-ide cemerlang siswa Tarakanita menjelma menjadi karya nyata.
Gelar Budaya “Tarakanita Meraih Bintang” yang digelar Sekolah Tarakanita Wilayah Jakarta dan Tangerang di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (26/4), menjadi ajang integrasi pendidikan, seni, dan riset yang harmonis. Acara yang melibatkan 22 sekolah dari jenjang TK hingga SMA ini tidak hanya menampilkan pertunjukan budaya, tetapi juga pameran hasil inovasi pembelajaran siswa.
Pertunjukan seni yang berlangsung meriah mencakup tarian daerah, musik, orkestra, hingga drama musikal bertema lingkungan. Salah satu penampilan yang menarik perhatian berasal dari siswa SD yang menggunakan kostum daur ulang dari plastik dan kardus, menyuarakan pesan edukatif tentang pelestarian lingkungan. Seluruh penampilan mengangkat kekayaan budaya Nusantara sebagai bentuk penghargaan terhadap keberagaman dan karakter bangsa.
Kegiatan ini diikuti sekitar 6000 peserta didik, orangtua, tamu undangan, dan sponsorship. Penampilan peserta didik dibagi menjadi lima sesi berdasarkan jenjang pendidikan. Suasana panggung dibuat semarak, terutama untuk siswa TK dan SD, dengan kehadiran Paman Gerry sebagai pembawa acara yang interaktif. Sementara itu, di sesi SMP dan SMA, panggung ditutup dengan penampilan artis Dimas dan Bianca yang menyanyikan lagu-lagu populer dan mendapat sambutan hangat dari para siswa.
Tak kalah menarik, pameran pendidikan yang digelar bersamaan menampilkan hasil riset siswa sebagai implementasi dari Value Proposition masing-masing sekolah. Salah satu tema unggulan berasal dari Sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang yang mengangkat konsep “School of Research”. Di dalamnya, dipamerkan produk-produk hasil pembelajaran seperti alat penyaring air, sabun herbal, telur asin berbagai rasa, kerajinan tangan, dan karya seni rupa.
“Saya ingin membeli telur asin pedas dan sabunnya, tapi ternyata tidak dijual,” ungkap seorang siswa SD Tarakanita 1 dengan antusias. “Saya ingin belajar membuatnya di rumah.”
Ketua panitia, Yosef Tadarung, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap proses belajar siswa selama setahun penuh. “Ini membuktikan bahwa Sekolah Tarakanita adalah sekolah yang berkualitas, mendorong peserta didik menjadi pribadi cerdas, kreatif, dan berintegritas,” ujarnya.
Acara semakin lengkap dengan hadirnya bazar makanan di luar gedung. Aneka jajanan khas dan modern diserbu pengunjung yang terdiri dari siswa, orang tua, dan tamu undangan. Beberapa stan bahkan kehabisan dagangan sebelum sore hari.
Kehadiran seni, riset, dan interaksi lintas jenjang dalam satu panggung membuktikan bahwa pendidikan bisa disajikan secara utuh—menggabungkan intelektualitas, rasa, dan karakter. Gelar Budaya Tarakanita 2025 pun tak hanya menjadi selebrasi tahunan, tapi juga cermin masa depan pendidikan yang berpihak pada kreativitas dan kolaborasi.
Penulis : Agatha Gorenti Kismiyati dan Stanilaus Sulismoko