Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China sedang menjadi buah bibir. Kota berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa itu, bersama dua kota lainnya yaitu Huanggang dan Ezhou, kini diisolasi oleh Pemerintah China terkait merebaknya virus corona baru atau dikenal sebagai 2019-nCoV.

Isolasi dilakukan memutus penyebaran virus menyusul dipastikannya bahwa virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia. Pada kasus terkonfirmasi, gejala umum berupa demam, batuk, pilek, dan sesak napas yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Mereka yang mengalami gejala tersebut dan diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau kontak erat dengan kasus yang terkonfirmasi virus corona baru patut mendapat perhatian.

Antisipasi

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan tertentu untuk infeksi virus corona baru. Namun, gejala yang disebabkan oleh virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi pasien dan perawatan pendukung dapat sangat efektif.

Yang perlu diwaspadai adalah jika mengalami gejala demam (≥38oC) disertai salah satu gejala gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas. Ditambah jika pernah melakukan perjalanan dalam waktu 14 hari terakhir ke daerah yang terkonfirmasi terjangkit. Atau, mereka yang mengalami gejala pernapasan akut dan dalam 14 hari terakhir terpapar atau berhubungan dengan kasus atau fasilitas kesehatan atau hewan yang terkonfirmasi terjangkit virus.

Sejumlah langkah antisipasi dapat dilakukan untuk membantu mencegah penularan penyakit ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun. Ini merupakan yang mudah dilakukan dan cukup efektif karena 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan.

Selain itu, ketika batuk dan bersin, upayakan agar lingkungan tidak tertular. Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak tangan). Gunakan masker penutup mulut dan hidung saat berada di tempat umum. Buanglah tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah dan cucilah tangan. Sebisa mungkin, hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar.

Kesiapsiagaan Pemerintah

Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia, ter­masuk segenap Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Rumah Sakit beserta Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan swasta, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, serta Balai Besar/Balai Labo­ratorium Kese­hatan, telah melakukan antisipasi.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik, tetapi mesti waspada. Terkait isu bahwa ada orang telah tertular di sebuah perkantoran di Jakarta, Menkes langsung meninjau dan menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar. Menkes menambahkan, penin­jauan tersebut merupakan bagian dari ke­siapsiagaan serta kewaspadaan Kementerian Kesehatan dalam mengantisipasi menyebarnya virus baru tersebut di Indonesia.

Sehubungan kejadian tersebut, Menkes meminta semua pihak untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Jangan sampai melebihi batas kewenangan yang ada. Ia ingin setiap informasi yang beredar dipastikan dulu kebenarannya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan dengan baik. Jangan sampai apa yang disebarluaskan hanya berdasarkan asumsi belaka tanpa disertai bukti yang jelas sehingga menyebabkan kegaduhan di masyarakat.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengen­dalian Penyakit Kementerian Kese­hatan Anung Sugihantono menjelaskan, peme­rintah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi penyebaran virus corona tipe baru yang meluas ke sejumlah negara.

Sejumlah langkah yang dilakukan antara lain melakukan deteksi, pencegahan, dan respons jika ditemukan pasien dengan gejala pneumonia berat seperti di Wuhan. Jika ditemukan, terhadap pasien akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas.

Pemerintah juga meningkatkan kewaspadaan di daerah-daerah berisiko yang memiliki akses langsung dari dan ke China. Ada 19 daerah yaitu Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan, Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda, Palembang, Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.

Kesiapsiagaan dilakukan dengan meng­aktifkan 52 thermal scanner, 860 set alat pelindung diri (APD) lengkap, 12.322 masker N 95, dan 35.000 health alert card (HAC). HAC diperuntukkan bagi mereka yang bepergian ke negara-negara yang terkonfirmasi virus corona baru. Dengan demikian, jika ada yang mengalami gejala pernapasan akut dalam 14 hari berikutnya, dapat segera dilakukan langkah-langkah antisipasi lebih lanjut.

Sebanyak 100 rumah sakit rujukan di 31 provinsi dan 3 rumah sakit rujukan nasional yaitu RSPAD, RS Persahabatan Jakarta Timur, dan RSPI Sulianti Saroso telah disiagakan. Demikian pula Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes dan 5 laboratorium regional influenza (BBTKL-PP Jakarta, UI, Unhas, BBLK Palembang, dan BBLK Makassar) juga sudah memiliki kemampuan untuk konfirmasi virus corona baru.

Seperti ditegaskan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto masyarakat tidak perlu panik menghadapi virus corona baru karena Pemerintah telah siap siaga. Tidak perlu terpengaruh dengan informasi-informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk informasi resmi dari Kemenkes dapat diperoleh dari situs web kemkes.go.id atau sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 Januari 2020.