Agustus, bagi warga Indonesia, menjadi momentum untuk mengingat kembali menjadi seorang Indonesia. Yang memiliki budaya adiluhung, dengan keberagaman bahasa daerah, suku, dan budayanya. Keberagaman inilah yang mendefinisikan sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara, Indonesia.
Cara klasik merayakan hari kemerdekaan dilakukan dengan berbagai perlombaan yang diadakan warga di permukiman masing-masing. Lomba panjat pinang, makan kerupuk, balap karung, memasukkan pensil ke botol, atau membuat nasi tumpeng sempat merajai seluruh wilayah Nusantara. Perlombaan semacam ini di beberapa tempat masih ada, tetapi tidak lagi terjadi secara massal.
Kendati demikian, kemeriahan menyambut pesta kemerdekaan tidak serta-merta hilang. Wujud syukur kemerdekaan kini hadir dalam kemasan yang semakin beragam dan menampilkan kreativitas autentik yang menggali esensi karakter khas Indonesia.
Selebrasi anak negeri
Salah satunya digagas oleh pengembang properti Synthesis Development yang setiap tahunnya rutin menghelat program “Indonesia is Me” atau bisa juga disebut “Indonesia Is Me”. Inisiatif pengembang ini menjadi cara untuk mensyukuri kemerdekaan Republik Indonesia dan wujud dukungan korporasi pada beragam aktivitas yang mengangkat nilai ke-Indonesia-an.
Pada tahun ketiga penyelenggaraan Indonesia is Me, Synthesis Development mengangkat ragam aktivitas budaya, seni, dan tokoh-tokoh inspiratif yang menjadi agen perubahan positif di Indonesia dalam tema “Kriya Nagri”.
“Kita melihat belakangan ini ada isu-isu tentang kurangnya kesadaran akan nilai budaya dan warisan Indonesia pada generasi yang lebih muda. Seperti kurang menghargai budaya lokal, bahkan di kalangan tertentu terjadi krisis identitas tentang ke-Indonesia-an,” ungkap Project and Operation Director Synthesis Development Fianty R Gosal memaparkan alasan di balik tema. Kegiatan “Indonesia is Me” tahun ini diharapkan menjadi langkah untuk mengajak masyarakat lebih menyadari kekayaan budaya dan warisan khas Indonesia.
Rangkaian kegiatan Indonesia is Me 2017 dibuka dengan flashmob 2.000 penari dan awam yang membawakan tarian tradisional dari ujung barat Sumatera hingga Papua, pada hari bebas kendaraan di Jalan Sudirman Jakarta pada Minggu (13/8). Rangkaian kegiatan dilanjutkan pada 15–20 Agustus 2017, di Grand Atrium, Kota Kasablanka Jakarta.
Selama 6 hari, Indonesia is Me membuka jendela budaya dan kekayaan produk Indonesia lewat beragam pagelaran tari tradisional, diskusi seni dan budaya, hingga penampilan para seniman Indonesia dengan prestasi internasional. Di antaranya diskusi “Pesona Kopi dan Cokelat Indonesia” bersama pegiat dan pengusaha kopi juga cokelat di Indonesia, Lukas Christian, Aldi Maulidiansyah, dan Nino Fernandez pada Selasa (15/8).
Tema “Hunianku Budayaku” akan menjadi pengisi sore yang seru pada Rabu (16/8), bersama pakar arsitektur, salah satunya Rabani Kusuma Putra dari Nimara Architect. Ajak buah hati menonton pergelaran wayang kulit dan tembang Jawa kuno bersama dalang cilik Bayu Ananta, serta kolaborasi pertunjukan musik biola dan angklung yang unik pada Kamis (17/8).
Simak pula kisah tiga perempuan Indonesia yang karyanya telah diakui di mancanegara bersama Ella Brizaldy yang merupakan pencinta batik dan pemilik label PRibuMI, pendiri dan pemilik Wangsa Jelita, Nadya Fadila Saib, dan pendiri Manjusha Nusantara, Ria Wulandari Glenn dalam bincang sore “Jelita Nagri”, Jumat (18/8).
Sebuah perelaran busana dari Lulu Lutfi Labibi dengan tema “Tirakat” hadir pada Sabtu (19/8) dan rangkaian ini ditutup dengan bincang bersama tokoh-tokoh inspiratif pembawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia yang akan dimoderatori oleh Maman Suherman atau dikenal dengan Kang Maman. Di antaranya bersama Nila Tanzil pendiri Taman Bacaan Pelangi, Nezatullah Ramadhan pendiri Nara Kreatif yang berkomitmen mendorong kemandirian anak-anak jalanan, Aling Nurnaluri pendiri Salam Rancage penggagas Kampung Koran, dan Diah Kusumawardani Wijayanti, penggagas sekolah tari dan musik gratis Yayasan Belantara Budaya Indonesia.
Menciptakan ruang
Synthesis Development sengaja mengambil inisiatif menjangkau dunia budaya Indonesia lalu menghadirkannya dalam kehidupan modern warga urban. Hal ini tak lepas dari misi pengembang yang selalu menghadirkan sentuhan Indonesia dalam setiap produknya.
Synthesis Residence Kemang yang berada di Jalan Ampera Raya 1A, Jakarta, misalnya, kental dengan sentuhan budaya Jawa, lengkap dengan rumah Joglo dan penerapan konsep Taman Sari pada area publiknya. Nama Prajawangsa City, salah satu karya Synthesis Development yang akan hadir di Jalan Pedati Selatan 8, Jakarta Timur, juga diambil dari nama seorang kepala tentara Mataram, bernama Prajawangsa, yang ditemukan Belanda di area Cijantung. Desain interiornya pun menghadirkan sentuhan kelokalan yang menambah nilai jual. Sementara Samara Suites, di Synthesis Square Jalan Gatot Subroto Kav 64 Jakarta, memiliki sentuhan Bali.
“Kami bukan pengembang yang sekadar membangun, menggabungkan keahlian-keahlian teknikal. Tetapi kami berusaha membuat ruang. Ruang untuk bekerja, berkarya, berinovasi, dan berinteraksi untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik,” terang Fianty.
Makna ruang memang lebih luas ketimbang bangunan. Synthesis Development menciptakan ruang-ruang yang memiliki fungsi dan menjadikan setiap individu yang menggunakan memiliki interaksi yang baik dengan lingkungan sekitarnya. “Kita juga tidak mau menciptakan bangunan yang hanya indah dipandang. Kalau ruangannya tidak berfungsi, sama saja seperti monumen,” imbuhnya.
Tidak kalah seru, selama acara Indonesia is Me berlangsung, setiap orang juga bisa merasakan pengalaman unik bermain dalam permainan augmented reality yang hadir dalam nuansa Indonesia. Tentu saja, setiap pengunjung juga bisa memanfaatkan sesi konsultasi properti dan investasi. Untuk mewujudkan rangkaian acara Indonesia Is Me–Kriya Nagri, Synthesis Development juga berkolaborasi dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan Lulu Lutfi Labibi.
Fianty menambahkan, “Yang sangat menarik selain beragam kegiatan, Synthesis Development juga menghadirkan program Pesta Merdeka. Dalam program ini akan dihadirkan promo beli satu apartemen gratis satu apartemen. Setiap pembelian produk di Synthesis Residence Kemang dan Samara Suites akan mendapatkan satu unit Prajawangsa City. Selain itu, pembeli akan mendapatkan bebas service charge selama 3 tahun dan bebas biaya peralihan. Beragam undian berhadiah pun bisa diikuti pengunjung yang hadir dan beraktivitas di semua kegiatan Indonesia Is Me.” [IKLAN/ADT]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 15 Agustus 2017