Hepatitis adalah istilah untuk menggambarkan peradangan hati. Peradangan ini biasanya disebabkan mikroba, terutama akibat infeksi virus. Atau, bisa juga kerusakan hati yang disebabkan hal lain, semisal kebiasaan minum alkohol secara berlebihan atau akibat bahan-bahan toksik.

Adapun hepatitis akut mengacu pada peradangan hati yang terjadi dalam waktu singkat sejak paparan dengan penyebabnya, berkisar antara 1 hingga 2 minggu. Kondisi ini paling sering dikaitkan dengan infeksi virus hepatitis walau dapat juga berhubungan dengan infeksi virus lain, bakteri, jamur, atau akibat obat-obatan tertentu.

Gejala klinis yang muncul pada hepatitis adalah jaundice (kuning) yang biasanya tampak dari warna kuning pada kulit atau mata, air kemih yang berwarna seperti teh, muntah, dan tinja berwarna pucat. Sebelum gejala ini muncul biasanya didahului dengan demam ringan dan rasa lelah/lesu. Gejala lain juga bisa timbul pada sistem pencernaan berupa diare, nyeri perut, dan gejala pada pernapasan.

Hepatitis akut dapat menyerang semua usia, tetapi anak berusia kurang dari 16 tahun dilaporkan lebih banyak mengalaminya. Hal ini disebabkan kerentanan abnormal atau respons imun anak yang memungkinkan infeksi berkembang lebih sering menjadi hepatitis, misalnya karena kurangnya pajanan selama pandemi Covid-19.

Penyebab

Ada berbagai penyebab seperti diuraikan sebelumnya, tetapi yang selama ini banyak dilaporkan adalah virus hepatitis, mulai dai virus hepatitis A, B, C, D, hingga E. Dari kelima tipe virus, penyebab hepatitis akut adalah tipe A dan E yang penularannya melalui jalur fekal-oral. Artinya, virus ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar virus yang dikeluarkan melalui tinja pasien hepatitis tersebut.

Sementara itu, penularan virus hepatitis, B, C, dan D melalui suntikan. Biasanya terjadi pada orang-orang pengguna narkotika yang disuntikkan atau dapat juga melalui hubungan seksual.

Sampai saat ini, penyebab hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (acute hepatitis of unknown aetiology) atau AHUA belum dapat dipastikan. Hipotesis utama diduga disebabkan oleh adenovirus.

Alasannya, pada pemeriksaan didapatkan adenovirus tipe 41F yang diperkirakan sebagai salah satu penyebab. Meski demikian, infeksi virus ini belum pernah memperlihatkan gejala klinis hepatitis. Biasanya hanya menyebabkan diare, muntah, demam, dan kadang kala disertai gangguan pernapasan. Adenovirus 41 ini sebelumnya tidak dianggap sebagai penyebab hepatitis pada anak sehat.

Hipotesis lain tentang penyebab adalah adenovirus varian baru. Namun, badan kesehatan di Inggris menyelidiki beberapa penyebab lain, termasuk peran potensial SARS-CoV-2 berdasarkan pemeriksaan pada beberapa kasus yang mendapati hasil positif adanya SARS-CoV-2; dan berupaya mengesampingkan berbagai komponen toksik.

Beberapa kemungkinan penyebab hepatitis akut tersebut, antara lain enterovirus, cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus (EBV), human herpes virus type 6 (HHV6), dan human herpes virus type 7 (HHV7) berdasar karakterisasi di laboratorium dari berbagai sampel kasus-kasus hepatitis akut tersebut.

Berdasar definisi kasus yang ditetapkan WHO untuk menentukan kasus confirmed, probable, atau epi-linked perlu dilakukan pemeriksaan serologis untuk virus hepatitis A, B, C, D, dan E, serta pemeriksaan fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT.

Terkait hubungannya dengan Covid-19, hingga saat ini belum ada bukti keterkaitannya. Walau hasil pemeriksaan laboratorium pada beberapa kasus menunjukkan adanya SARS-CoV-2, tidak dapat dikatakan bahwa Covid-19 menyebabkan hepatitis akut.

Pencegahan

Pencegahan hepatitis akut adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Yang terpenting adalah rutin mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman yang matang dan bersih, tidak bertukar alat makan dengan orang lain, dan menjaga kebersihan lingkungan. Untuk mencegah paparan melalui jalur pernapasan cukup seperti yang telah kita lakukan selama ini dalam pencegahan Covid-19.

Tidak ada saran khusus untuk mengonsumsi vitamin tertentu sebagai pencegahan. Cukup usahakan asupan gizi seimbang untuk anak-anak. Bagi orang dewasa, sesuaikan asupan makanan dengan kebutuhan kalori dan kondisi kesehatan setiap individu.

Mengingat dugaan penyebab yang paling utama adalah adenovirus, sampai saat ini hepatitis akut ini dianggap tidak berpotensi menjadi pandemi. [Dr dr Sunarjati Sudigdoadi MS SpMK(K)]

Untuk informasi hubungi Nova Anggreany 087822773207 atau Sonya Thamrin 082121486363. Situs web www.santosa-hospital.com

logo rs santosa