Toyota Team Indonesia (TTI) kembali menoreh prestasi hebat di arena motorsport nasional 2018. Melalui pebalap senior nasional Haridarma Manoppo yang membesut Toyota Yaris, TTI dipastikan merebut juara nasional di kelas Indonesia Touring Car Championship (ITCC) 1600 MAX. Berarti, TTI bersama Haridarma Manoppo dan Toyota Yaris berhasil mempertahankan gelar juara ITCC 2017.

Bagi Toyota, prestasi Yaris di arena motorsport nasional melengkapi bukti kehebatan mobil subkompak ini. Sebelumnya, pada 18 November 2018, dari arena motorsport internasional, FIA World Rally Championship (WRC) seri terakhir yang berlangsung di Australia, Toyota Yaris di bawah manajemen Toyota Gazoo Racing World Rally Team, memastikan merebut juara dunia untuk kategori “Manufacturers”.

Haridarma Manoppo dipastikan menjadi Juara Nasional ITCC setelah memenangkan seri pamungkas Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2018 yang berlangsung di sirkuit BSD City, BSD Grand Prix, Tangerang, Minggu (2/12) lalu. Kemenangan tersebut mengukuhkan Haridarma Manoppo dan Toyota Yaris, juara ITCC dua kali berturut-turut, 2017 dan 2018. Pebalap senior nasional ini mampu mempertahankan prestasinya sebagai juara nasional ITCC 1600 MAX ISSOM 2018 berkat penampilannya yang konsisten di setiap seri balapan, selalu naik podium.

Juara wanita

Pebalap TTI lain yang berhasil meraih prestasi tiga besar di ISSOM 2018 adalah Demas Agil. Sementara itu, Alinka Hardianti, pebalap putri, masuk dalam 5 besar nasional. Alinka sekaligus dinobatkan sebagai juara pertama untuk kategori wanita ITCC. Prestasi yang diraih para pebalap tersebut membuat TTI menjadi tim yang sangat disegani di arena motorsport nasional.

Menanggapi prestasi yang diraih Toyota Yaris tersebut, lebih khusus lagi adalah TTI, Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto berkomentar, “Tidak mudah mempertahankan prestasi juara bertahan, yang diraih pada tahun sebelumnya (2017). Agar dapat mempertahankan gelar yang telah diraih tersebut, berbagai aspek terus ditingkatkan kinerjanya. Antara lain, kualitas manajemen tim, semangat, dan keterampilan pebalap harus dijaga tetap tinggi. Tak kalah penting, keandalan dan performa mobil juga terus ditingkatkan.”

Soerjopranoto menambahkan, keberhasilan Toyota Yaris di arena motorsport nasional dan internasional, akan meningkatkan kepercayaan konsumen Indonesia terhadap mobil subkompak tersebut, khususnya di kalangan muda dan mereka yang berjiwa muda. “Keandalan Toyota Yaris tidak hanya dibuktikan di arena nasional, juga di tingkat internasional dengan persaingan super ketat,” tegas Soerjopranoto.

Internasional

Selain juara umum nasional di ISSOM 2018, pebalap TTI menorehkan prestasi di ajang motorsport internasional. Di arena Toyota Gazoo Racing 2018 yang berlangsung 23–25 November 2018 lalu di Sirkuit Fuji Speedway, Jepang, Alinka Hardianti yang bertarung di kelas The Netz Cup Vitz Race dengan memacu Toyota Vitz (label di Indonesia: Yaris) berhasil menembus babak kualifikasi dan tampil di final race.

Selain di arena sirkuit tertutup, TTI juga berkiprah di arena slalom nasional dan internasional. Untuk tingkat internasional, TTI menerjunkan pe-slalom-nya di ajang Asia Auto Gymkhana Competition (AAGC). Pada putaran pertama kejuaraan slalom AAGC di Bali pada Oktober 2018 lalu, pe-slalom TTI sukses menorehkan prestasi, yaitu juara pertama tim. Di event ini, TTI mengandalkan Toyota Agya dengan pe-slalom Demas Agil dan Anjasara Wahyu dan ternyata mampu menunjukkan kehebatan mereka.

Foto-foto: dokumen Toyota.

Di arena kejuaraan slalom nasional, TTI mengandalkan pe-slalom Demas Agil, Anjasara Wahyu, Adrianza Yunial, dan Alinka Hardianti. Keempat pe-slalom tersebut menunjukkan keperkasaan mereka bersama mobil Toyota yang digunakannya. Dari hasil yang diperoleh sampai Kejurnas Gymkhana 2018 yang telah memasuki putaran ke-6, TTI berpeluang kembali menjadi juara tim pada kategori bergengsi, yaitu kelas F (modifikasi) dan Team A (standar). [ZULKIFLI BJ]

Jangan Asal Ganti Lampu Depan Utama dengan LED

Aplikasi lampu light emitting diode (LED) untuk penerangan mobil makin populer. Nilai tambah yang dijanjikan; konsumsi energi listrik yang irit plus cahaya lebih terang jika dibandingkan dengan bola lampu halogen-filamen pijar. Selain itu, ada klaim, bohlam LED lebih dingin. Oleh karena itu, meski lebih mahal, konsumen tergoda untuk membeli dan menggunakannya. Penawaran lampu LED melalui penjual daring juga gencar dilakukan Berdasarkan pengamatan penulis, beberapa penjual sebenarnya tidak paham dengan karakteristik lampu LED yang dijual.

Khusus lampu utama depan tipe H4, 1 bohlam untuk 2 penerangan (jauh-dekat atau hi-low), Anda harus ekstra hati-hati membelinya. Sistem kelistrikan kemungkinan besar tidak cocok. Kebanyakan lampu LED H4 dari China yang dijual melalui penjual daring sistem, sambungan kelistrikannya (terminal lampu) adalah 1 negatif, 2 positif. Sementara dari pabrik mobil, 2 negatif dan 1 positif. Akhirnya, salah satu lampu tidak berfungsi.

Problem lain, sorotan cahaya yang dihasilkan bohlam LED tersebut tidak fokus dan cenderung menyebar. Penyebabnya, konstruksi, desain dan posisi butiran (chip) LED tidak pas desain reflektor asli mobil.

Hasil sorotan antara lampu dekat dan jauh tidak banyak berbeda. Begitu pula intensitas cahayanya (iluminasi). Tak kalah penting, juga diperhatikan panas yang ditimbulkan “driver” (terdiri dari komponen elektronik, seperti kapasitor, resistor, diode dan lainnya, berada di dasar lampu). Suhu tinggi driver mempengaruhi cahaya yang dihasilkan LED (menjadi redup). Umur pakai juga lebih pendek. Oleh karena itu, penting memperhatikan pendingin lampu berupa kisi-kisi atau kipas listrik kecil. Kalau sudah begini, harganya makin mahal. [*]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 5 Desember 2018.