Mungkin sudah banyak yang mengetahui dan bahkan merasakan bahwa seringkali adanya serangan di media sosial yang berujung pada dampak yang nyata. Terkait itu, harus diketahui bahwa yang kita lakukan di media sosial dilindungi secara tertulis dalam UU ITE.
Di dalamnya, tertulis beberapa larangan seperti asusila, judi, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan, menyebarkan SARA, dan mencuri informasi. Dalam hal ini, diperlukan etika dalam berdigital yaitu berkaitan dengan pengertian nilai moral, norma dan asas yang menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik.
Menyikapi hal itu, Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar dengan tajuk “Bersama Lawan Kabar Bohong (Hoaks)”. Webinar yang digelar pada Senin, 26 Juli 2021, ini diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), Suharta MPd (Pengawas SMK), Dr Rahmawati SE MM (Asesor Pendamping Kewirausahaan BNSP), Ilham Faris (Kaizen Room), dan Suci Patia (penulis) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Aina Masrurin menyampaikan bahwa ada lima cara mitigasi untuk menyadarkan orang yang menyebarkan hoaks, baik itu disengaja maupun tidak. Pertama-tama, tegur orangnya dengan lembut tapi tegas di ruang privat, kemudian sajikan 2-3 bukti dari sumber–sumber kredibel dan otoritatif yang membuktikan bahwa informasi yang disebarkan oleh orang itu keliru.
“Setelah itu, ingatkan risiko dan bahanyanya jika hoaks itu semakin tersebar luas, dan ingatkan juga bahwa ada konsekuensi hukum bagi penyebar hoaks. Pada akhirnya, kita bisa ajak mereka untuk mengalihkan fokus pembicaraan ke topik lain yang lebih konstruktif, sekaligus memotivasinya untuk menyebarkan konten yang lebih positif dan kredibel lagi di internet,” kata Aina.
Suci Patia juga menyampaikan bahwa ia akhirnya memutuskan menggunakan media sosial untuk keperluan personal branding. Hal tersebut ia putuskan karena banyak orang melihat apa yang ia unggah dan dapat menjadi kesempatan untuk menghasilkan pekerjaan sekaligus pemasukan.
Ia sudah memasang tujuan dalam bermedia sosial. Ketika sudah mengetahui tujuannya dan menggunakan platform media sosialnya secara positif, ia melihat bahwa segala yang disebarkan olehnya ikut menjadi positif. Ia juga merasakan banyaknya manfaat dari mendalami literasi digital, seperti apa saja informasi yang harus kita sebarkan, memastikan sumber berita, dan melatih kemampuan untuk berpikir kritis terhadap informasi yang harus disebarkan.
Salah satu peserta bernama Devanka Nagara menyampaikan, saat ini banyak sekali masyarakat menggunakan teknologi digital. Sebagai content creator dan sebagai milenial, kita harus membuat konten-konten yang positif dan membangun di media sosial agar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, tapi seringkali konten tersebut tidak diminati masyarakat.
“Justru konten-konten yang bersifat negatif dan berisi informasi provokatif lebih disukai masyarakat. Contohnya, pada saat ini ramai sekali pemberitaan hoaks terkait Covid-19 yang meresahkan masyarakat. Apa strategi yang dapat kita lakukan sebagai pengguna internet yang cakap digital untuk dapat mengedukasi masyarakat untuk bijak gunakan media sosial, dan konten seperti apa yang relevan dengan masyarakat saat ini?” ujar Devanka.
Pertanyaan tersebut dijawab Suharta. Kadang ketika seseorang diberi makan enak justru dia tidak suka, malah sukanya yang ekstrem. Namun, kita tetap perlu tahan untuk menyebarkan konten positif dan yakinlah dengan kekuatan jejak digital yang kita tinggalkan dengan tulisan, tidak akan berhenti tersebar tulisan baik kita.
“Jangan patah semangat. Jika tulisan kalian baik, jangan ikutan menjadi buruk. Harus tetap bertahan untuk selalu berbuat yang baik dan bersifat positif,” jawab Suharta.
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kota Jakarta Barat. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat. [*]