Kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijya (IK FPIK UB) yang diketuai oleh Aida Sartimbul beranggotakan Defri Yona, Rudianto, Fahreza Okta Setyawan, Feni Iranawati, MAZ Fuad, Syarifah Hikmah Julinda Sari, dan Desy Setyoningrum, melakukan Penguatan Peran Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) dalam Kegiatan Monitoring Penyu di Desa Gajahrejo, Malang Selatan, Jawa Timur, pada Oktober lalu.

Kegiatan ini bertujuan membantu pengelola BSTC dalam memulihkan fungsinya melindungi dan melestarikan penyu yang berkembang biak di kawasan Bajulmati, terutama dalam kemampuan pencarian sarang penyu pada saat bertelur pada malam hari.

Pada kesempatan ini, Prodi IK memberikan bantuan beberapa alat night vision binocular dan handy talky yang  dapat digunakan untuk memonitor atau menemukan penyu yang bertelur serta  penyelamatan dan pelestarian telur penyu di kawasan Bajulmati serta area sekitarnya secara optimal.

Selain bantuan beberapa alat tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan sosialisasi dan pendampingan tentang pengenalan penyakit dan upaya kesehatan pada penyu. Dengan mengundang narasumber drh Syaifullah SKn MSi, sosialisasi ini merupakan komponen penting dalam upaya pengelola BSTC dalam mengenali penyakit pada penyu dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pada saat itu pula, tim pengabdian kepada masyarakat berkesempatan mendemonstrasikan night vision binocular dan handy talky, serta meninjau kolam transisi, yang digunakan untuk melakukan perawatan tukik sebelum siap dilepaskan di alam.

Dengan adanya bantuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, Ketua BSTC Sutari menyambut baik bantuan dan dukungan yang diberikan oleh Prodi IK FPIK UB.

Sutari berjanji akan memanfaatkan dan merawat bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya agar dapat digunakan semaksimal mungkin dalam upaya melindungi dan melestarikan penyu di pantai Bajulmati.

Ketua pelaksana kegiatan Aida Sartimbul mengatakan, pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu dari implementasi kolaborasi FPIK UB dengan BTSC yang sudah dijalin cukup lama.

Selain kegiatan pengabdian ini, beberapa mahasiswa juga telah melakukan praktik kerja lapang dan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsinya. Harapan ke depannya adalah semakin banyak aktivitas yang dapat dijalin antara Prodi IK dan pihak BTSC, utamanya dalam mendukung visi misi masing-masing pihak.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan contoh nyata kolaborasi yang kuat antara lembaga pendidikan tinggi dan pelestarian alam untuk mendukung pelestarian penyu di Malang Selatan. Semoga upaya ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar,” kata Aida.

FPIK UB

Perubahan iklim semakin nyata telah memicu berbagai fenomena seperti El Nino, gelombang badai, banjir rob/banjir pasang, dan berbagai bencana lain yang berdampak pada biota laut, salah satunya penyu. Pantai Bajul Mati, Malang Selatan, merupakan salah satu pantai yang menjadi tempat singgah dan bertelurnya penyu.

Menurut WWF (2023), terdapat 7 spesies penyu di dunia, 6 di antaranya ada di Indonesia. Fakta menariknya, menurut salah satu nelayan dan penggiat konservasi penyu di Malang selatan bernama Sutari, sebanyak lima penyu di antaranya singgah dan bertelur di pantai-pantai Malang Selatan. Lima spesies penyu tersebut adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu pipih (Natator depressus), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).

Berawal dari kekhawatiran Sutari, nelayan di Desa Gajahrejo, Malang Selatan, akan keberlangsungan kehidupan penyu akibat ancaman aktivitas manusia yang semakin padat seperti wisata pantai, sejak 2008, Sutari dan keluarganya menyelamatkan penyu yang sedang bertelur dan melepaskannya kembali ke laut.

Aktivitas tersebut dijalankannya dengan tulus selama bertahun-tahun, sampai akhirnya dengan dukungan berbagai pihak, seperti Perhutani, Pertamina, dan berbagai elemen masyarakat secara resmi Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) didirikan tepatnya pada tahun 18 November 2018.

Mulai dari awal berdirinya sampai saat ini, BSTC telah beberapa kali berhasil menyelamatkan induk penyu bertelur dan menetaskannya serta melepaskan tukik ke alam dari hasil penetasan telur penyu yang dikumpulkannya dari sarang penyu di alam.

BSTC, selain penyelamatan induk penyu yang sedang bertelur, melakukan penyelamatan telur-telur penyu, monitoring habitat pengeraman telur penyu, penetasan telur penyu, pelepasan tukik, serta pemberian edukasi kepada masyarakat terkait penyu.

Bahkan, BSTC juga mendirikan sekolah alam untuk memfasilitasi anak-anak sekolah belajar tentang penyu dan habitatnya. Dalam aktivitasnya, BSTC dibantu oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Prodi IK FPIK UB dalam bentuk bantuan alat-alat untuk memonitor habitat pengeraman telur penyu dan kualitas air pembesaran tukik serta fasilitas untuk sekolah alam.

Namun, sangat disayangkan, pada pertengahan Oktober 2022, terjadi bencana banjir pasang yang menghancurkan sebagian besar area dan fasilitas BSTC. Secara gotong royong bersama berbagai elemen masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa dan dosen FPIK UB membantu mengembalikan BSTC berfungsi kembali dalam upaya konservasi penyediaan tempat penyu bertelur.

Baca juga:

Apatte 62 UB Juara di KMHE 2023