Film animasi 3 Dimensi yang saat ini sedang diproduksi oleh MSV STudio, Ajisaka: The King and the Flower of Life mendapat sorotan khusus oleh salah satu media hiburan terbesar di Amerika, Variety.com.
Film Ajisaka: The King and the Flower of Life menceritakan tentang kisah fiksi dari zaman kuno saat dunia dihuni oleh tiga ras: manusia, Raksha (raksasa), dan Vidya (yang setengah manusia, setengah malaikat). Raksha memegang kekuasaan atas populasi manusia yang diperbudak dan Raja Raksha berharap untuk mencegah pemenuhan ramalan kuno yang meramalkan kebangkitan seorang pemimpin manusia biasa yang akan mengakhiri pemerintahannya dan menyatukan dunia dalam damai. Namun, pemimpin itu, Ajisaka, telah muncul dan akan berusaha untuk mengakhiri pemerintahan brutal raja dengan bantuan seorang Vidyan.
Film yang disutradarai oleh M Suyanto, Aryanto Yuniawan (Battle of Surabaya/November 10th, 2015) dan Marco Balsamo (The Brave, 2019). Selain itu, diproduseri oleh CEO California Pictures at Paramount Studios. Hollywood, Steven Verne Istock (A Warrior’s Heart, Strike One dan Scavengers). Saat ini, proses produksi sendiri sedang dalam penjaringan talenta dari Asia dan Hollywood untuk menjadi pengisi suara di film animasi yang rencananya selesai akhir tahun ini.
Film Ajisaka: The King and the Flower of Life ini sendiri merupakan salah satu dari 3 proyek film animasi ambisius yang sedang dikerjakan oleh MSV Studio tahun ini. Dua project film lainnya adalah Land of Mercy dan Golden Snail.
Land of Mercy diadaptasi dari novel terlaris dengan judul yang sama oleh penulis yang berbasis di China, Fan Wen, dan sedang diproduksi bekerja sama dengan Hollywood Media and Arts di Singapura. Disutradarai oleh Keng Leck, krunya, termasuk ahli animasi Tod Polson (The Book of Life) sebagai desainer produksi dan Kompin Kemgumnird (Adventure Planet, The Blue Universe) sebagai sutradara animasi.
Sementara itu, film Golden Snail diangkat dari kisah lokal yang diadaptasi secara bebas dengan sentuhan gaya penceritaan Hollywood. Film ini rencananya akan ditayangkan perdana secara eksklusif di jaringan bioskop terbesar di Indonesia, 21 Cineplex Group.
Selain 3 film animasi ini, saat ini, Universitas Amikom Yogyakarta juga sedang menggarap film layar lebar yang berjudul Kinah & Redjo. Film ini terinspirasi dari kisah cinta masa muda juru kunci Gunung Merapi, almarhum Mbah Maridjan dan istrinya, Ponirah.
Prof Suyanto bersyukur, lagi-lagi film produksinya mampu melangkahkan kaki di kancah internasional. Apalagi, selain Variety, Hollywood Reporter sudah mengabarkan akan memuat berita Ajisaka.
“Saya tidak membayangkan itu, tapi itu mengajarkan kita tentang betapa penting suatu relasi karena semua itu sejarahnya saya bangun dari Cannes Film Festival,” kata Suyanto.
Saat ini, film animasi buatan sineas Indonesia ini dimuat pula di laporan harian Cannes Film Festival. Di stan-stan California Pictures, Ajisaka turut dipamerkan bersama film animasi peraih puluhan penghargaan global, Battle of Surabaya.
Beliau menyampaikan bahwa semua film di atas diangkat dari cerita lokal yang diinterpretasikan ulang dengan sentuhan gaya penceritaan Hollywood serta dilakukan dalam dua pendekatan, yaitu dramatical journey dan psychological journey.
Perjalanan Suyanto di Cannes Film Festival dilakukan bersama mendiang istri, Anisah Aini, yang pada 30 April 2022 berpulang. Bahkan, Anisah merupakan orang yang terus mendorong untuk mengikuti festival-festival film internasional. “Oleh karena itu, ini sekaligus hadiah untuk istri saya,” ujar Suyanto. [AYA]