Memasuki tahun ke-5 pelaksanaan kampanye nasional Jelajah Pasar Rakyat Nusantara, per­helatan kegiatan bertajuk Festival Pasar Rakyat (FPR) terus meng­gaungkan pentingnya peran dan nilai pasar rakyat (pasar tradisional) untuk memperkuat sistem ekonomi, sosial, dan budaya yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Kampanye dan kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Danamon Peduli ini secara aktif melibatkan komunitas lokal dan generasi muda sebagai motor penggerak dan pelaku utama dari Festival Pasar Rakyat. Bagi kelompok yang mayoritas sebagai kaum milenial ini, merupakan keseruan tersendiri bagaimana menyampaikan pesan sosial, yaitu pentingnya nilai, peran, dan keberadaan pasar rakyat dalam sebuah kegiatan kreatif, edukatif, dan berbudaya.

Festival Pasar Rakyat Kota Magelang

Berkolaborasi dengan generasi muda dan komunitas lokal kota Magelang yang tergabung di bawah Forum Kesenian Seni Budaya Magelang (FKSM), FPR Magelang memilih tema “Terus Kumandhang!” sebagai statement bahwa pasar rakyat harus selalu mendapat tempat di hati masyarakat Magelang.

Didukung oleh 63 komunitas lintas bidang dan melibatkan lebih dari 1.000 relawan sebagai pengisi acara FPR Magelang digelar mulai tanggal 22 Juli hingga 26 Agustus 2018 di Pasar Sidomukti dan Pasar Rejowinangun. Melalui FPR Magelang, generasi muda dan komunitas seni budaya mampu membuktikan bahwa energi dan keahlian generasi muda mampu memberikan warna baru dan menjadikan pasar rakyat sebagai ruang ekonomi yang kreatif, siap menerima tantangan modernisasi tanpa kehilangan jati dirinya. Serta yang terpenting pasar rakyat mampu memenangkan hati masyarakat kota Magelang.

Festival Pasar Rakyat Kota Banjarmasin

Istimewa, FPR di kota Banjarmasin masuk dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun kota Banjarmasin ke-492 yang jatuh pada 24 September 2018. Bertajuk “Bakunjang ka Pasar” atau ajakan untuk berkunjung ke pasar rakyat kegiatan ini dimotori oleh 49 komunitas lintas sektoral dan akademisi dari enam universitas di kota Banjarmasin.

Digelar sejak 19 Agustus hingga 16 September 2018 di Pasar Kuripan, Pasar Blauran, dan Pasar Apung Siring Tendean, FPR Banjarmasin menyuguhkan kegiatan seni, budaya, dan edukasi seperti aneka lokakarya (fotografi, film pendek dan kerajinan kain Sasirangan), nonton bareng film dokumenter bertema pasar, kompetisi dan pameran foto, instalasi seni, seni mural serta kegiatan sosial seperti cek kesehatan, donor darah dan gerakan membersihkan pasar. Seluruh kegiatan dirancang demi mendorong minat masyarakat untuk tidak sekadar berbelanja, tetapi juga berwisata di pasar rakyat.

Puncak acara FPR Banjarmasin diadakan di Pasar Apung Siring Tendean sebagai pengingat bahwa Banjarmasin adalah satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki pasar terapung yang wajib kita pertahankan sebagai salah satu pusat peradaban dan ciri khas dari kota yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini. [*]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Oktober 2018.