Literasi digital merupakan sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, tetapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan model bisnis baru yang strategis untuk digitalisasi sistem pendidikan. Demikian kiranya yang terungkap dalam webinar “Digital Skill and Online Learning” pada Senin (14/6/2021).

Dalam webinar dengan tema “Digital Skill and Online Learning” yang diselenggarakan khusus bagi 14 kabupaten/kota di wilayah DKI Jakarta dan Banten ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yaitu Djaka Dwiandi Purwaningtijasa ST (digital designer dan fotografer), Panji Gentura (Project Manager PT WestmooreTech Indonesia), Bondan Wicaksono (akademisi dan pegiat masyarakat digital), dan Ari Ujianto (pegiat advokasi sosial).

Djaka Dwiandi Purwaningtijasa ST membahas mengenai pengalamannya dengan berbagai aplikasi selama pandemi ini. Salah satunya,Zoom yang ramai digunakan oleh masyarakat. “Beberapa tips aman memakai Zoom: aktifkan waiting room, jangan gunakan personal meeting ID untuk public meeting, hanya izinkan user terdaftar/pengguna yang telah terverifikasi. Kuasai security menu, kontrol screen sharing, matikan private chat dan annotation, serta jangan lupa untuk mute peserta.”

Digitalisasi sistem pendidikan

Panji Gentura kemudian menjelaskan banyak mengenai kemampuan untuk melakukan copywriting. “Arti copywriting adalah proses menulis materi pemasaran dan promosi persuasif yang memotivasi orang untuk mengambil beberapa bentuk tindakan. “Copywriting sebenarnya banyak dilakukan oleh pegiat-pegiat jasa periklanan. Riset menyatakan bahwa pada dasarnya kita mempunyai fokus hanya di 8 detik awal dalam pemaparan iklan. Cara mendeksripsikan produk, berpatokan pada rating dan review sebuah produk, bisa bagus dan kemungkinan akan disukai calon pembeli atau bahkan tidak. Kita harus meletakkan informasi yang sangat spesifik mengenai produk kita,” jelasnya.

Bondan Wicaksono kemudian menjelaskan mengenai 5 Digital Megashifts, yaitu Go Virtual, Go Digiwhere, Go Contactless, Go Omni, dan Go Confidential. “Ini adalah suatu era ketika terjadi situasi pergerakan dunia industri dan persaingan kerja yang sangat cepat, mengubah pola lama menjadi baru,” jelasnya. “Cakupan perubahannya luas, mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan strategi baru yang inovatif dan kreatif sehingga menghasilkan suatu model bisnis baru yang bersifat strategis dalam mendorong pendidikan ke arah digitalisasi sistem pendidikan,” tambahnya.

Ari Ujianto memaparkan bahwa “Dengan adanya revolusi industri 4.0, dunia pendidikan perlu merespons dengan memanfaatkan teknologi tersebut dalam proses belajar-mengajar sekaligus merespons agar lulusan dari dunia pendidikan tidak gagap dalam menghadapi perkembangan tersebut di masyarakat.” Selain itu, ia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah sebuah bencana sekaligus bukti ketertinggalan dunia pendidikan dalam merespons/memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. “Cara meresponsnya adalah melakukan upaya literasi digital terhadap seluruh stakeholder dunia pendidikan sehingga minimal kompetensi-kompetensi mendasar bisa dikuasai,” ujarnya.

Kelebihan dan kekurangan sekolah online

Saat sesi tanya jawab, ada peserta bertanya mengenai kelebihan dan kekurangan sistem pembelajaran sekolah online. Bondan Wicaksono menjawab “Tentu pasti ada kelebihan dapat diakses dengan mudah bisa dengan smartphone dan laptop lalu biaya yang murah, lebih terjangkau, dan waktu lebih fleksibel. Wawasan semakin luas dalam kita memahami metode pembelajaran dan punya kesempatan banyak menimba ilmu. Kekurangan online learning yaitu keterbatasan akses internet; masih banyak desa yang belum mendapatkan akses internet.”

Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Literasi digital adalah kerja besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital.” Ia juga memberikan apresiasi pada seluruh pihak yang terlibat dalam Program Literasi Digital Nasional. “Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan edukatif dan produktif,” ujar Presiden Joko Widodo.

Seri webinar Indonesia #MakinCakapDigital terbuka bagi siapa saja yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai literasi digital sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Rangkaian webinar ini akan terus diselenggarakan hingga akhir 2021, dengan berbagai macam tema yang pastinya mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam bermedia digital secara baik dan etis. Para peserta juga akan mendapatkan e-certificate atas keikutsertaan webinar. Untuk info lebih lanjut, silakan pantau akun Instagram @siberkreasi.dkibanten.