Malam pergantian tahun berlangsung meriah di Hyatt Regency Yogyakarta. Sajian drama kolosal “Indonesia: Once Upon a Time” berhasil memukau 500 pengunjung yang memadati Merapi Garden yang disulap menjadi teater terbuka.
Acara ini dimeriahkan lebih dari 50 pengisi acara yang terdiri atas penari, penyanyi, dan pemain drama dari Hyatt People. Para pengunjung tampak antusias dalam menyambut pergantian tahun karena Hyatt selalu menyajikan acara yang berbeda setiap tahunnya.
Acara dimulai dengan pre-event dinner. Para tamu dapat menikmati lebih dari 50 menu sajian Nusantara, dari Sabang–Merauke. Chef Wayan Durma dan tim sengaja membawa “mini Indonesia” sehingga para tamu mendapat pengalaman menikmati kuliner khas dari berbagai daerah. Ayam masak bambu, rendang dan iga padang, ikan masak batu, hingga wingko Hyatt menjadi unggulan pada malam itu.
Grup musik keroncong Irama Tongkol Teduh melantunkan musik keroncong untuk menemani para tamu menikmati makan malam mereka. Untuk menambah kesan “Nusantara”, Hyatt juga menyelenggarakan bazar yang diisi oleh tenant yang menjual kerajinan ragam Nusantara, seperti kain sumba, batik eco printing, dan kerajinan anyaman.
“Hyatt ingin memberikan pengalaman Tahun Baru yang berbeda dari biasanya. Mari, kita lebih merasakan Indonesia melalui sajian drama kolosal yang berpadu dengan keindahan budaya di berbagai daerah,” ujar General Manager Nurcahyadhi.
Tepat pukul 21.00, pertunjukan drama kolosal dimulai. Acara dibuka dengan pertunjukan animasi wayang digital yang menceritakan tentang ayah dan ibu Timun Mas yang memohon kepada Buto Ijo untuk memberikan seorang anak. Animasi wayang digital ini dikemas secara apik dan menjadi unik karena dipadukan dengan drama yang dimainkan oleh Hyatt People (karyawan-karyawan Hyatt) berkolaborasi dengan seniman yang tergabung di Horiart.
“Indonesia: Once Upon a Time” menceritakan tentang legenda Timun Mas yang menggabungkan seni tari dan musik dari Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Guna mengalahkan Buto Ijo, Timun Mas harus “berkeliling” Indonesia untuk menemukan senjata. Masing-masing daerah pun kemudian direpresentasikan dengan pertunjukan yang sangat menarik. Seperti pertunjukan tarian Ratu Jaro (Aceh) yang menghentak panggung, dilanjutkan dengan permainan angklung (Jawa Barat) yang para tamu juga diajak memainkan alat musik tersebut secara bersama-sama. Pada bagian ini, para tamu sangat antusias karena menjadi pengalaman unik bagi mereka.
Setelah dari Jawa Barat, perjalanan Timun Mas berlanjut ke Bali. Para penari Bali tampak sangat energik dan fashion parade dari Touch of Ramadhani yang berkolaborasi dengan HS Silver pun menutup segmen Bali. Perjalanan Timun Mas pun beralih ke Kalimantan, kemudian Sulawesi, dan ditutup di Papua. Sajian tarian khas Papua menjadi meriah karena dipertunjukkan secara apik. Di sinilah Timun Mas mendapat senjata pamungkas dari kepala suku Papua untuk mengalahkan Buto Ijo, berupa lampion. Konon, Buto Ijo sangat takut dengan api. Namun dengan syarat, Timun Mas harus mengajak rakyat Nusantara (para penonton) untuk mengalahkan Buto Ijo.
Waktu sudah semakin mendekati pukul 00.00. Para tamu diajak ke lapangan golf untuk menerbangkan lampion harapan sebagai simbol untuk mengalahkan Buto Ijo. Penerbangan lampion ini sudah menjadi trademark dari Hyatt setiap perayaan Tahun Baru. Setidaknya ada lebih dari 500 lampion harapan yang diterbangkan malam itu.
Tepat pukul 00.00, pesta kembang api pun mengiringi terbangnya 500 lampion harapan untuk meraih yang terbaik pada tahun 2020. Akhirnya dengan banyaknya lampion yang terbang malam itu, Buto Ijo pun dikalahkan. Rakyat Nusantara dan Timun Mas menjadi pemenangnya. Mereka pun bersorak ria merayakan kemenangan karena berhasil mengalahkan Buto Ijo.
Selamat menyongsong Tahun Baru 2020 dengan semangat baru dan jiwa yang baru! [*]