Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) didirikan pada tanggal 27 September 1965. Atma Jaya berarti Jiwa yang Unggul. Cita-cita UAJY sejak awal adalah menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan keunggulan pada bidang akademik dan pendidikan nilai-nilai moral yang tinggi.
UAJY memiliki visi yaitu menjadi Komunitas Atma Jaya Yogyakarta yang berjiwa unggul, inklusif, humanis, dan berintegritas serta mampu memberi sumbangan pada kualitas kehidupan yang lebih baik melalui pelayanan dalam cahaya kebenaran. Serta mempunyai misi memberikan sumbangan pada peningkatan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan profesional yang bermanfaat bagi martabat manusia melalui karya yang unggul dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan semangat pelayanan dalam cahaya kebenaran.
Tahun ini, UAJY memasuki usianya yang ke-57 dengan mengambil tema “Aktualisasi Karya Ekologis UAJY menuju Universitas Laudato Si’”. Tema tersebut berangkat dari keprihatinan pada berbagai macam isu lingkungan yang semakin kompleks dan memerlukan kontribusi dari banyak pihak untuk mengurangi dampaknya.
Sebagai bagian dari Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), UAJY mendukung Ensiklik Laudato Si’ 2015 yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus. UAJY berkomitmen untuk menjadi Universitas Laudato Si’ dan mengajak untuk bersinergi bersama dalam mengupayakan pertumbuhan global yang berkelanjutan dengan mengimplementasikan sustainability living.
Rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-57 UAJY terdiri atas kegiatan akademik dan non akademik. Di antaranya dengan seminar nasional, apresiasi pemustaka, pengabdian masyarakat, pelepasan tukik, panahan tradisional, international student gathering, dan lainnya.
Dies Natalis ke-57 ini pun juga dirayakan dengan Misa Syukur pada 26 September 2022, Upacara Dies Natalis pada 27 September 2022, dan puncaknya pada Malam Penghargaan Dies Natalis pada 30 September 2022.
“Hati yang hijau, tentram, bahagia, sejuk, mampu bekerjasama, mampu bersahabat, saling mengampuni. Kalau hal tersebut bisa dicapai, maka universitas kita dapat menjadi universitas Laudato Si’ sepanjang masa. Karena dalam hati yang hijau, bahagia, tentram ini kita bisa bekerja dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan masyarakat,” ujar Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang dalam homilinya pada Misa Perayaan Dies Natalis.
“Dalam Dies Natalis tahun ini, kita berkomitmen untuk menjadi universitas Laudato Si’ bukan semata-mata untuk mensosialisasikan ajaran gereja, namun juga tanggung jawab kita sebagai masyarakat akademik terhadap bumi sebagai rumah kita bersama dan kehidupan umat manusia. Komitmen tersebut akan dikirimkan ke Vatikan dan dalam tujuh tahun kita berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah menuju universitas Laudato Si,” ungkap Prof Ir Yoyong Arfiadi MEng PhD.
“Gerak menuju Universitas Laudato Si’ ini gerak dari universitas yang dipimpin oleh Rektorat, didukung Dewan Penyantun, dan Yayasan saya berharap yang bergerak adalah orang-orang muda termasuk dosen muda serta staf muda,” ujar Romo Stanislaus Ferry Sutrisna Widjaja, dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-57.
Ketua Umum Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta, Dr-Ing. Andreas Triwiyono, dalam sambutannya pada Upacara Dies Natalis mengatakan bahwa prestasi yang didapatkan UAJY tidak lepas dari Civitas Academica baik yang masih aktif ataupun yang sudah pensiun serta kepengurusan universitas.
“Banyak perubahan ke arah kemajuan bagi universitas dan diri kita masing-masing. Tema Dies Natalis yang diangkat tahun ini saya kira sangat tepat, hal ini menjadi satu kewajiban kita bersama. Yayasan juga terus mendorong menuju Universitas Laudato Si’ yang dimulai dari inisiatif pengambilan kebijakan terkait efisiensi energi,” ungkap Andreas.
Dengan bertambahnya usia, UAJY memiliki harapan agar tenaga kependidikan dapat mengembangkan diri melalui program-program yang dibuat oleh yayasan maupun universitas agar menjadi profesional terutama dalam hal skills. Kesempatan dalam mengembangkan kemampuan dijadikan sebagai harapan besar bagi masa depan universitas.