Purworejo, Jawa Tengah, punya minuman khas yang cocok disantap saat cuaca panas, yakni es dawet. Berbeda dengan dawet kebanyakan yang berwarna hijau, dawet di sini punya warna hitam. Disebutnya, dawet ireng.

Dawet ireng punya warna hitam pekat. Meski demikian, pewarna yang dipakai alami, yakni dari pembakaran merang.

Sebagai informasi, merang adalah batang padi kering yang terbebas dari sekam dan daun. Batang padi tersebut dibakar, lalu abunya disaring dan dijadikan pewarna alami.

Untuk membuat dawet, abu tadi perlu direndam dengan air. Kemudian, ampasnya disaring. Sementara airnya dipakai sebagai pewarna dawet. Larutan ini juga dinilai mampu membuat dawet jadi lebih kenyal.

Meski demikian, membuat dawet bukan perkara mudah. Sebab, proses perendaman abu sangat memengaruhi tekstur dan warna pada dawet. Semakin lama abu direndam dengan air, maka semakin kenyal tekstur dawet. Begitu juga warnanya akan semakin pekat.

Setelah jadi, dawet siap disajikan bersama kuah santan dan gula jawa. Rasanya manis, bercampur hint gurih. Terakhir, penjajanya biasanya menambahkan es sebagai penyegar.

Menjejaki riwayatnya, es dawet ireng pertama kali ditemukan di Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo, Jawa Tengah. Banyak yang bilang, minuman ini sejak 1960-an.

Awal mulanya, minuman tersebut ditawarkan kepada para petani yang bekerja di sekitaran daerah tersebut. Namun, semakin lama, banyak orang yang mencoba dan ternyata menyukai minuman tersebut.

Kepopuleran minuman tersebut membuatnya kini mudah ditemui sekalipun di kota besar. Akan tetapi, mencicipi di wilayah asalnya tentu dapat membuat Anda memiliki pengalaman bersantap yang berbeda

Di Magelang, misalnya, salah satu  penjaja dawet yang punya sajian spesial tersebut adalah Dawet Ireng Ketan Hijau “Nak Robil”. Wisatawan bisa mencicipinya saat kebetulan sedang ada di Magelang.

Seperti namanya, penjualnya, Mustofa berinovasi dengan menambahkan ketan hijau dan juga kental manis pada sajian dawetnya bagi pembeli yang menyukai. Warna yang dihasilkan menjadi lebih menarik karena ada tambahan hijau dalam satu mangkok dawet hitamnya. Ditambah dengan es, minuman ini cocok diminum saat cuaca panas.

Usaha kuliner yang telah didirikan sejak 2012 itu punya cerita sendiri. Mustofa mengaku menjajakan dawet karena terinspirasi oleh penulis dan wartawan terkenal Bondan Winarno yang punya program televisi, Mak Nyus.

“Saat itu ya (program) Mak Nyus menayangkan tentang dawet ireng. Bahan yang digunakan untuk membuat dawet ireng mudah didapatkan. Karena tertarik, saya mencoba untuk menjualnya,” tutur Mustofa dalam siaran pers yang diterima Kompas.id, Kamis (19/10/2023).

Per porsi dawet ireng ketan hijau milik Mustofa dibanderol dengan harga terjangkau, mulai dari  Rp 4.000 hingga Rp 10.000.

Penasaran dengan dawet hitam ketan hijau yang diajajakan Mustofa? Anda dapat mencobanya langsung ke warungnya di Prangko’an Rt 01/01, Pasuruhan, Mertoyudan, Magelang.

Namun, bila tak sempat datang langsung ke warung, Dawet Ireng Ketan Hijau “Nak Robil” juga membuka jasa pesan antar.

Dawet Ireng Ketan Hijau “Nak Robil” sering menjadi opsi hidangan oleh hotel berbintang dan digemari pejabat dalam negri.

Jadi, jika menginap di sekitaran Magelang, jangan lupa pesan dengan menghubungi https://wa.me/6281914333361 atau kunjungi media sosialnya di sini. Selain itu Dawet Ireng Ketan Hijau “Nak Robil” juga menerima pesanan untuk pernikahan.

Sebagai informasi, Dawet Ireng Ketan Hijau “Nak Robil” turut memeriahkan gelaran Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng yang diselenggarakan pada Minggu (19/11/2023). Jika kebetulan hadir ke gelaran tersebut, jangan lupa mencicipinya ya. [Nur Melati Syamdani]

Artikel ini merupakan bagian dari Program kerja sama antara Bank Jateng dan Harian Kompas untuk Pawone Borobudur Marathon 2023.