Kemajuan teknologi memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan masyarakat termasuk dalam ruang lingkup keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini terutama berbasis teknologi digital memberikan dampak positif dan juga dampak negatif yang dapat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, termasuk dalam merevolusi cara nya melakukan penelitian, memilih hiburan, dan belajar dan bahkan bersosialisasi. Terkait itu, para orang tua harus berdialog, berkomunikasi, serta terbuka kepada para anak; jangan membiarkan mereka bebas dalam ber-gadget dan bermedia sosial.
Menyikapi hal itu, maka lembaga Kominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital dalam menggelar webinar dengan tajuk “Akhlak Digital dan Pembentukannya dalam Pendidikan Karakter”. Webinar yang digelar pada Kamis, 9 September 2021, pukul 09:00-11:30 diikuti oleh sejumlah peserta secara daring.
Dalam forum tersebut hadir Btari Kinayungan (Inisiator Kampung Aridatu), Erista Septianingsih (Social Media Specialist), Dr H Suhardi, MAg (Kasi Penmad Kota Tangerang Selatan), Muhdini Wakhid, SSi (IT Manage Services Solution Architect), dan Fahri Azmi (Pengusaha dan Aktor) selaku narasumber.
Dalam pemaparannya, Muhdini Wakhid, SSi menyampaikan informasi penting bahwa “Masalah yang dihadapi masyarakat bukan saja bagaimana mereka akan beradaptasi dengan sebuah teknologi baru atau bagaimana cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan itu menjadi semakin pesat. Masalah yang sama pentingnya, tetapi sering dilupakan adalah bagaimana masyarakat mengendalikan diri sehingga bisa menyeimbangakan dengan baik kemajuan peradaban dengan kestabilan akhlak dan moral. Akhlak adalah karakter yang sebenarnya, bukan karakter yang mudah berubah-ubah. Jika ingin menanamkan karakter yang tidak tergilas oleh waktu, maka harus menggunakan referensi yang juga tak terbalaskan oleh nilai universal.”
Fahri Azmi selaku narasumber Key Opinion Leader juga menyampaikan bahwa dampak positif ruang digital yang dialami di masa pandemi ini adalah mendapatkan beberapa tawaran shooting sehingga ia menjadi lebih produktif. Namun dengan adanya dampak positif tidak dipungkiri juga adanya dampak negatif di ruang digital, maka dari itu hal-hal negatif di ruang digital sebaiknya jangan tambah disebarluaskan; cukup stop di kita saja. Tips darinya untuk menjadi warganet yang berakhlak adalah tidak mudah terprovokasi, bijak dalam bermedia sosial, dan lakukan hal-hal positif lainnya yang dapat dilakukan di ranah digital.
Para partisipan yang hadir juga dipersilahkan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Juliana menyampaikan pertanyaan “Apa bedanya antara hate speech dengan kritik, karena selama ini dua hal tersebut masih sering bias dan sulit dibedakan? Apa ada ciri pembeda yang pasti?”
Pertanyaan tersebut pun dijawab dengan lugas oleh Btari Kinayungan, bahwa “Kritik itu sifatnya mengomentari dan menanggapi. Kritik adalah sesuatu yang diperlukan dan bersifat positif, sementara hujatan atau hate speech adalah sesuatu yang memang ditujukan untuk menyerang seseorang dan dapat menyakiti perasaan orang lain.”
Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui akun Instagram @siberkreasi.dkibanten. Juga, bagi yang ingin mengetahui tentang Gerakan Nasional Literasi Digital secara keseluruhan bisa ikuti akun Instagram @siberkreasi.
Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, mengingat program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.